Saumlaki (ANTARA) - Perusahaan migas asal Jepang INPEX Masela Ltd mendukung penanaman 1.000 pohon di sekitar Danau Lorulun dan sepanjang daerah aliran sungai serta sumber air di Desa Arui Das, Kabupaten Kepulauan Tanimbar yang digelar Yayasan Sor Silai.
Siaran pers yang diterima ANTARA di Saumlaki, Kamis, menyebutkan kegiatan tersebut dihadiri dua staf ahli bupati, pimpinan forum komunikasi pimpinan daerah, Kepala Departemen Humas SKK Migas Pamalu Galih W. Agustiawan, dan staf,
Spesial Advisor INPEX Masela, Halida Hatta bersama staf, Dandim 1507/Saumlaki yang diwakili pasi log, unsur kepolisian, pimpinan SKPD terkait, seperti Dinas Lingkungan Hidup dan Dinas Pariwisata, serta Forum Komunikasi Pimpinan Kecamatan Wertamrian dan sejumlah undangan.
Ketua Yayasan Sor Silai, Simon Lolonlun, menyatakan program bersama itu didukung Pemkan Kepulauan Tanimbar, Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Wilayah Papua-Maluku, Kodim 1507/Saumlaki, dan DGM-Indonesia.
"Laju kerusakan hutan dewasa ini sangat memprihatinkan. Sejumlah lembaga yang peduli dengan upaya mencegah deforestasi kerusakan hutan mencatat bahwa laju kehilangan dan kerusakan hutan Indonesia mencapai 2,8 juta hektar/tahun," katanya.
Data itu menunjukkan banyak pohon yang tumbang akibat tindakan manusia. Padahal ada banyak manfaat jika pohon tetap terpelihara dan tidak ditebang. Jika pohon ditebang maka harus dilakukan penghijauan atau reboisasi, karena penghijauan mampu menjaga keseimbangan sistem air di alam, karena akar pohon bermanfaat menjaga kestabilan air dalam tanah.
"Selain itu, kita dapat mencegah banjir, tanah longsor, dapat mencegah polusi dan pemanasan global akibat tipisnya ozon bumi, serta mampu menjaga lingkungan lebih asri, nyaman," katanya.
Semenjak leluhur dan sebelum terjadi praktik penebangan hutan secara masif, katanya, masyarakat desa tidak pernah mengalami kesulitan memperoleh air bersih untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Namun, kondisi saat ini jauh berbeda, terutama ketersediaan air saati musim kemarau.
Fakta di lapangan menunjukkan bahwa setiap tahun pada musim kemarau, negeri ini dilanda kekeringan. Sumber-sumber air minum yang menjadi kering akibatnya masyarakat harus mencari sumber air bersih di desa lain.
Selain itu, katanya, sesuai data peta lahan kritis DAS yang dilansir Balai DAS Waihapu Ambon menunjukkan sebagian DAS di Pulau Yamdena Timur telah kritis.
"Faktor yang menyebabkan terjadinya kekurangan air bersih maupun terjadi longsor di sepanjang DAS karena pohon terus ditebang tanpa ada reboisasi," kata Simon.
Dia memandang urgensi penanaman pohon sebagai suatu jawaban atas pergumulan masyarakat yang menderita kekeringan saat kemarau. Dibutuhkan langkah-langkah transformatif untuk perbaikan dan menjamin kepastian tersedianya sumber air yang layak bagi anak cucu mendatang.
"Sebuah harapan besar agar melalui kegiatan ini, dapat meningkatkan pemahaman yang lebih baik bagi masyarakat adat Desa Arui Das akan pentingnya menjaga dan melestarikan lingkungan dan memastikan terpenuhinya sumber air bersih bagi anak cucu di masa mendatang," katanya.
Kegiatan itu secara bertahap, yakni penanaman 1,000 anakan pohon di sepanjang DAS dari daerah Keus sampai Santan Londrun, dan sumber-sumber air di Desa Arui Das, seperti Wengurlel, Davit dalim, Asroy, Tatlim, dan Ibing Das yang sudah dilaksanakan pada 18 Juli 2019 melibatkan 260 masyarakat adat Arui Das, 60 aparat TNI dari Kodim 1507 Saumlaki dan Batalyon 734/ Satria Nusa Samudera, serta kepolisian Resor Maluku Tenggara Barat.
Tahap kedua penanaman sejumlah pohon di lokasi wisata Danau Lorulun dan seremonial penanaman pohon di DAS Desa Arui Das, serta kampanye pelestarian hutan dengan melibatkan pemda, TNI, Polri, SKK Migas dan INPEX, pemerintah dan asyarakat adat.
Sejumlah anakan pohon ditanam di sepanjang DAS dan sumber air, seperti mahoni, trembesi, asam Jawa, dan torem. Torem adalah jenis pohon endemik yang hanya ada di hutan Pulau Yamdena.
Di tempat wisata Danau Lorulun ditanam anakan mahoni. Penanaman akan dilanjutkan dengan proses pemeliharaan selama tiga bulan oleh masyarakat adat Desa Arui Das bersama Yayasan Sor Silai, didukung Kodim 1507 Saumlaki, INPEX Masela Ltd.
"Kami berharap, kegiatan hari ini juga nantinya memotivasi semua pihak untuk terus peduli terhadap ancaman pengrusakan hutan yang terjadi secara masif, dan tidak hanya dalam aksi menolak pengrusakan hutan melalui perang isu," kata Simon.
Perwakilan Manajemen INPEX Masela, Special Advisor, Halida Hatta, mengharapkan kegiatan itu mendorong masyarakat rajin gotong royong guna mengupayakan kesejahteraan yang bersumber dari lingkungan sekitar.
"Kami mencoba menerjemahkan apa yang menjadi hasil dari perumusan musrenbang untuk menciptakan lingkungan hidup yang asri dalam rangka mengentaskan masalah kekeringan di sejumlah desa di Kepulauan Tanimbar dalam hal ini Arui Das," katanya.
Ia berharap, kelak program itu menular ke desa lain yang mengalami permasalahan sama.
"Dalam setiap program kami, SKK Migas-INPEX selalu mengedepankan konsep keberlanjutan melalui bentuk-bentuk kolaborasi dan sinergitas setiap pemangku kepentingan. Mudah-mudahan program ini menjadi awal dari upaya bersama memulihkan kelestarian di 'Bumi Duan Lolat'," ujar dia.
Bupati Kepulauan Tanimbar Petrus Fatlolon yang diwakili staf ahli, Elvis Watumlawar dan Rosias Utha Kabalmay, memberikan apresiasi terhadap upaya Yayasan Sor Silai menggandeng sejumlah pihak dalam pelaksanaam program itu.
Elvis mengatakan pohon berperan penting dalam menyangga hidup dengan banyak manfaatnya.
"Ibaratnya kita menamam pohon satu sama dengan menanam kehiduoan untuk anak cucu kita. Oleh karena itu, kegiatan ini jangan dijadikan sebagai seremonial belaka tapi harus ada kesadaran dan keinginan masyarakat untuk turut serta dan berkomitmen untuk merawat dan tidak lagi menebang secara sembarangan," ujar dia.
Baca juga: Inpex bantu Pemkab MTB kembangkan tenun ikat
Baca juga: Tree of Heart tanam pohon cegah kekeringan di Sumberoto
Baca juga: 1000 pohon mangrove ditanam istri TNI-AL di Makassar
INPEX dukung penanaman 1.000 pohon di Tanimbar
25 Juli 2019 16:21 WIB
Kegiatan penanaman pohon di Tanimbar (Simon Lolonlun)
Pewarta: Shariva Alaidrus
Editor: M. Hari Atmoko
Copyright © ANTARA 2019
Tags: