Satgas Karhutla Riau fokus pemadaman kebakaran di Siak-Pelalawan
25 Juli 2019 12:51 WIB
Ilustrasi - Warga mengenakan masker saat kabut asap akibat kebakaran hutan dan lahan menyelimuti Kota Dumai, Riau, Jumat (29/3/2019). (Antara News Sumsel/Anggi Romadhoni/19)
Pekanbaru (ANTARA) - Satuan Tugas Penanganan Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla) Provinsi Riau fokus untuk memadamkan kebakaran lahan gambut di dua kabupaten, yakni Siak dan Pelalawan yang lokasinya dekat dengan Kota Pekanbaru. “Hari ini pendinginan di Siak dan Langgam Pelalawan. Insyaallah 'clear' (padam, red.) lah,” kata Wakil Komandan Satgas Karhutla Riau Edwar Sanger di Pekanbaru, Kamis.
Berdasarkan data operasi pemadaman Satgas Karhutla, petugas gabungan melaksanakan pemadaman dan pendinginan lanjutan di Kampung Sri Gemilang, Kecamatan Koto Gasib, Kabupaten Siak. Personel yang dilibatkan, antara lain 17 pemadam kebakaran Koto Gasib, regu pemadam kebakaran dari perusahaan PT WSSI, PT VAN, dan Manggala Agni.
Di Kabupaten Pelalawan, pemadaman dan pendinginan lanjutan berlangsung di Desa Pangkalan Gondai, Kecamatan Langgam dan Desa Genduang, Kecamatan Pangkalan Lesung. Personel yang dilibatkan di antaranya 21 polisi, 14 TNI, 45 satgas gabungan pemda, dan 84 warga setempat.
Pemadaman kebakaran juga terus dilanjutkan di Kecamatan Teluk Meranti, Kabupaten Pelalawan. Personel yang dilibatkan, di antaranya 15 polisi, sembilan TNI, sembilan anggota satgas gabungan pemda, dan 112 warga setempat. Proses pemadaman kebakaran lahan gambut di Teluk Meranti sudah berlangsung lebih dari empat hari.
Sementara itu, warga di sejumlah area di Kota Pekanbaru terpaksa mengurangi aktivitas di luar rumah akibat kabut asap pada Kamis pagi.
Seorang warga setempat, Bagus Himawan, mengatakan bau asap kebakaran terasa di pusat kota. Warga yang setiap pagi biasanya berolahraga di sekitar Masjid Raya An Nur Pekanbaru terpaksa menghentikan kegiatan mereka.
“Tadi jalan pagi di Masjid An Nur, bau asapnya agak menyengat memang. Komunitas senam Wai Tangkung yang biasa beraktivitas di pelataran An Nur menghentikan kegiatannya. Biasanya mereka senam ada beberapa sesi hingga pukul 08.00 WIB. Tapi tadi, dari pengeras suara, instrukturnya menyebutkan cukup satu sesi ini saja karena bau asap agak menyengat,” katanya.
Pada kesempatan sebelumnya, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) manyatakan luas karhutla di Indonesia hingga 17 Juli 2019 mencapai 42.740,42 hektare. Kebakaran dilaporkan terjadi di 24 provinsi dan yang paling luas di Riau mencapai 27.683,47 hektare.
Riau juga tercatat sebagai daerah dengan jumlah titik panas terbanyak selama 2019, yakni 2.960 titik. Pemprov Riau sudah menetapkan status siaga darurat karhutla mulai 19 Februari hingga 31 Oktober 2019.
Baca juga: Pekanbaru diliputi kabut asap berbau menyengat
Baca juga: Belasan hektare lahan gambut pinggiran Kota Pekanbaru terbakar
Baca juga: Riau minta personel Satgas Karhutla dapat asuransi jiwa
Berdasarkan data operasi pemadaman Satgas Karhutla, petugas gabungan melaksanakan pemadaman dan pendinginan lanjutan di Kampung Sri Gemilang, Kecamatan Koto Gasib, Kabupaten Siak. Personel yang dilibatkan, antara lain 17 pemadam kebakaran Koto Gasib, regu pemadam kebakaran dari perusahaan PT WSSI, PT VAN, dan Manggala Agni.
Di Kabupaten Pelalawan, pemadaman dan pendinginan lanjutan berlangsung di Desa Pangkalan Gondai, Kecamatan Langgam dan Desa Genduang, Kecamatan Pangkalan Lesung. Personel yang dilibatkan di antaranya 21 polisi, 14 TNI, 45 satgas gabungan pemda, dan 84 warga setempat.
Pemadaman kebakaran juga terus dilanjutkan di Kecamatan Teluk Meranti, Kabupaten Pelalawan. Personel yang dilibatkan, di antaranya 15 polisi, sembilan TNI, sembilan anggota satgas gabungan pemda, dan 112 warga setempat. Proses pemadaman kebakaran lahan gambut di Teluk Meranti sudah berlangsung lebih dari empat hari.
Sementara itu, warga di sejumlah area di Kota Pekanbaru terpaksa mengurangi aktivitas di luar rumah akibat kabut asap pada Kamis pagi.
Seorang warga setempat, Bagus Himawan, mengatakan bau asap kebakaran terasa di pusat kota. Warga yang setiap pagi biasanya berolahraga di sekitar Masjid Raya An Nur Pekanbaru terpaksa menghentikan kegiatan mereka.
“Tadi jalan pagi di Masjid An Nur, bau asapnya agak menyengat memang. Komunitas senam Wai Tangkung yang biasa beraktivitas di pelataran An Nur menghentikan kegiatannya. Biasanya mereka senam ada beberapa sesi hingga pukul 08.00 WIB. Tapi tadi, dari pengeras suara, instrukturnya menyebutkan cukup satu sesi ini saja karena bau asap agak menyengat,” katanya.
Pada kesempatan sebelumnya, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) manyatakan luas karhutla di Indonesia hingga 17 Juli 2019 mencapai 42.740,42 hektare. Kebakaran dilaporkan terjadi di 24 provinsi dan yang paling luas di Riau mencapai 27.683,47 hektare.
Riau juga tercatat sebagai daerah dengan jumlah titik panas terbanyak selama 2019, yakni 2.960 titik. Pemprov Riau sudah menetapkan status siaga darurat karhutla mulai 19 Februari hingga 31 Oktober 2019.
Baca juga: Pekanbaru diliputi kabut asap berbau menyengat
Baca juga: Belasan hektare lahan gambut pinggiran Kota Pekanbaru terbakar
Baca juga: Riau minta personel Satgas Karhutla dapat asuransi jiwa
Pewarta: FB Anggoro
Editor: M. Hari Atmoko
Copyright © ANTARA 2019
Tags: