Kendaraan hybrid mahal, ini tanggapan TAM
25 Juli 2019 10:07 WIB
Model berfoto disamping mobil hybrid electric vehicle (HEV) Toyota Prius Gen-4 X-Ray yang ditampilkan di booth Toyota pada GIIAS 2019 di ICE BSD City, Tangerang, Banten, Jumat(19/7/2019). ANTARA FOTO/Muhammad Iqbal/pri
Tangerang (ANTARA) - Banyak masyarakat menilai harga kendaraan berteknologi hybrid mahal, hal itu karena beberapa faktor mulai dari pajak dan faktor produk yang masih diimpor dari negara asalnya.
"Kan dipersepsikan mahal...PPnBM tinggi 40 persen, termasuk import duty juga. Nah mereka merasa kendaraan tersebut bisa di atas Rp1 miliar lebih, jadi waktunya supaya ada insentif untuk mengurangi agar harganya, agar terjangkau," kata Executive General Manager PT Toyota Astra Motor (TAM), Fransiscus Soerjopranoto di GIIAS 2019, beberapa waktu lalu.
Dari pihak TAM, sebetulnya bukan harga yang menjadi perhatian utama. Bagi mereka, ada sudut pandang lain dari konsumen yang membuat gambaran tersebut terkesan mahal. Sebagai contoh, biaya perawatan yang masih dianggap lebih mahal dari mobil bermesin konvensional.
"Nah itu merupakan suatu insentif, kalau buat saya pribadi, sebenarnya yang namanya insentif dalam bentuk PPnBM ini hanya one time, orang masih mikirinnya itu running cost sebetulnya," katanya.
Baca juga: Tren kendaraan hybrid berubah, tidak cuma untuk kalangan dewasa
"Jadi dalam hal pemakaian sehari-hari itu bagaimana caranya, konsennya mereka itu adalah baterai salah satunya. Tapi itu sudah dijelaskan, bahwa baterai kan bisa didaur ulang, nah kita sih melihatnya ada benefit lain tidak nih yang bisa dipakai oleh konsumen," kata dia.
Di tengah polusi udara yang semakin bertambah, dia juga berharap mobil hybrid tidak dikenakan aturan plat ganjil dan genap.
"Sebagai contoh di Jakarta ya mungkin kalau memang Jakarta emisinya sudah jelek kenapa tidak kita ubah saja," katanya.
"Jadi mobil hybrid boleh masuk dan tidak terkena ganjil genap. Yang kedua misalnya di jalan tol, sekarang bayar tol semakin mahal dan naik terus, khusus untuk hybrid bisa bayar setengahnya, dan dibuat saja kelasnya, nah itu benefit-benefitnya yang bisa didapat sebagai contoh," imbuhnya.
PT Toyota Astra Motor telah merilis beberapa mobil-mibil hybrid dan plug in hybrid Indonesia. Beberapa model yang telah dipasarkan antara lain adalah Prius Hybrid, Camry Hybrid, Alphard Hybrid, dan yang terbaru adalah C-HR Hybrid.
Baca juga: Alasan Rio Haryanto beli Toyota CHR hybrid
Baca juga: Toyota kenalkan mobil ramah lingkungan TS050 Hybrid, Prius PHEV GR
Baca juga: Minat konsumen meningkat, Toyota genjot penjualan mobil hybrid
"Kan dipersepsikan mahal...PPnBM tinggi 40 persen, termasuk import duty juga. Nah mereka merasa kendaraan tersebut bisa di atas Rp1 miliar lebih, jadi waktunya supaya ada insentif untuk mengurangi agar harganya, agar terjangkau," kata Executive General Manager PT Toyota Astra Motor (TAM), Fransiscus Soerjopranoto di GIIAS 2019, beberapa waktu lalu.
Dari pihak TAM, sebetulnya bukan harga yang menjadi perhatian utama. Bagi mereka, ada sudut pandang lain dari konsumen yang membuat gambaran tersebut terkesan mahal. Sebagai contoh, biaya perawatan yang masih dianggap lebih mahal dari mobil bermesin konvensional.
"Nah itu merupakan suatu insentif, kalau buat saya pribadi, sebenarnya yang namanya insentif dalam bentuk PPnBM ini hanya one time, orang masih mikirinnya itu running cost sebetulnya," katanya.
Baca juga: Tren kendaraan hybrid berubah, tidak cuma untuk kalangan dewasa
"Jadi dalam hal pemakaian sehari-hari itu bagaimana caranya, konsennya mereka itu adalah baterai salah satunya. Tapi itu sudah dijelaskan, bahwa baterai kan bisa didaur ulang, nah kita sih melihatnya ada benefit lain tidak nih yang bisa dipakai oleh konsumen," kata dia.
Di tengah polusi udara yang semakin bertambah, dia juga berharap mobil hybrid tidak dikenakan aturan plat ganjil dan genap.
"Sebagai contoh di Jakarta ya mungkin kalau memang Jakarta emisinya sudah jelek kenapa tidak kita ubah saja," katanya.
"Jadi mobil hybrid boleh masuk dan tidak terkena ganjil genap. Yang kedua misalnya di jalan tol, sekarang bayar tol semakin mahal dan naik terus, khusus untuk hybrid bisa bayar setengahnya, dan dibuat saja kelasnya, nah itu benefit-benefitnya yang bisa didapat sebagai contoh," imbuhnya.
PT Toyota Astra Motor telah merilis beberapa mobil-mibil hybrid dan plug in hybrid Indonesia. Beberapa model yang telah dipasarkan antara lain adalah Prius Hybrid, Camry Hybrid, Alphard Hybrid, dan yang terbaru adalah C-HR Hybrid.
Baca juga: Alasan Rio Haryanto beli Toyota CHR hybrid
Baca juga: Toyota kenalkan mobil ramah lingkungan TS050 Hybrid, Prius PHEV GR
Baca juga: Minat konsumen meningkat, Toyota genjot penjualan mobil hybrid
Pewarta: Chairul Rohman
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2019
Tags: