Akuatik
Sun Yang keok, Milak pecahkan rekor Phelps
24 Juli 2019 22:43 WIB
Perenang Hungaria Kristof Milak melakukan selebrasi usai menjuarai nomor 200m gaya kupu-kupu kejuaraan dunia renang FINA ke-18 di Gwangju, Korea Selatan, Rabu (24/07/2019) Reuters/Evgenia Novozhenina
Gwangju (ANTARA) - Perenang unggulan China mengalami kekalahan hari ini, sedangkan perenang muda Hungaria Kristof Milak memecahkan rekor dunia 200m gaya kupu-kupu putra yang sebelumnya dipegang perenang Amerika Serikat Michael Phelps.
Juara tiga kali Olimpiade Sun Yang telah menjuarai nomor 200m dan 400m di Gwanju namun finis keenam pada final 800m di belakang perenang Italia Gregorio Paltrinieri, yang merebut emas dengan waktu tercepat tujuh menit 39,27 detik dari perenang Norwegia Henrik Christiansen.
"Aku kelelahan," kata Sun. "Kaki dan tanganku terasa nyeri, hal paling berat adalah bermain dengan jadwal yang ketat yang harus aku jalani di Olimpiade 2020 Tokyo."
Juara dunia 11 kali itu menuduh perenang Australia Mack Horton "menghina China" dengan menolak naik podium ketika lagu kebangsaan sang juara dikumandangkan setelah final nomor 400m akhir pekan lalu.
Sun, juga berkonfrontasi dengan perenang Inggris Duncan Scott pada upacara penyerahan medali nomor 200m.
Scott menolak menyalami Sun dan tidak mau naik podium untuk sesi foto yang menyulut amarah sang bintang China.
Perenang berusia 27 tahun itu menunjuk muka Scott dan meneriakkan, "kau pecundang, aku menang!"
Keduanya diperingatkan oleh FINA, pun demikian Horton. Namun sejumlah atlet mendukung rekan mereka yang melakukan protes dengan diam itu.
Baca juga: Milak pecahkan rekor dunia 200m gaya kupu-kupu
Setelah meraih perunggu 200m gaya kupu-kupu putra, perenang Afrika Selatan Chad le Clos mengatakan, "apa yang dilakukan Duncan fantastis. Dia tidak menjabat tangannya dan aku menghormatinya. Sikap yang hebat darinya."
Horton menyebut Sun curang pada Olimpiade 2016 Rio terkait dengan larangan tiga bulan yang dikenakan kepada Sun karena mengonsumsi stimulan yang selalu disetujui untuk pengobatan gangguan jantungnya.
Atlet Australia itu mengobarkan kembali perang mulut itu akhir pekan llau yang memicu media China menyebutnya "badut" dan bahkan memunculkan ancaman pembunuhan di media sosialnya.
Sementara itu, Milak melesat pada 200m gaya kupu-kupu putra untuk mencetak waktu 1:50,73 guna memecahkan rekor dunia yang selama sepuluh tahun dipegang Phelp, dengan selisih hampir 0,8 detik.
Rival terdekatnya, perenang Jepang Daiya Seto menyentuh tembok tiga belakang di belakang perenang muda berusia 19 tahun asal Hungaria itu.
"Kehormatan terbesar bisa memecahkan rekor itu," kata Milak yang juga lolos ke Olimpiade tahun depan itu.
Pada nomor lain, perenang Inggris Adam Peaty melengkapi hatrick gelar ganda pada 50m dan 100m gaya dada saat meraih medali emas dalam final dengan waktu 26,06 detik.
Perenang berusia 24 tahun yang memecahkan rekor dunia 100m atas namanya sendiri pekan ini menjadi satu-satunya perenang yang enam kali juara dunia gaya dada.
Perenang Italia Federica Pellegrini meratui 200m gaya bebas putri setelah mengalahkan perenang Australia Ariarne Titmus dengan waktu 1:54,22.
Baca juga: Legenda renang Australia ikut kecam Sun Yang
Juara tiga kali Olimpiade Sun Yang telah menjuarai nomor 200m dan 400m di Gwanju namun finis keenam pada final 800m di belakang perenang Italia Gregorio Paltrinieri, yang merebut emas dengan waktu tercepat tujuh menit 39,27 detik dari perenang Norwegia Henrik Christiansen.
"Aku kelelahan," kata Sun. "Kaki dan tanganku terasa nyeri, hal paling berat adalah bermain dengan jadwal yang ketat yang harus aku jalani di Olimpiade 2020 Tokyo."
Juara dunia 11 kali itu menuduh perenang Australia Mack Horton "menghina China" dengan menolak naik podium ketika lagu kebangsaan sang juara dikumandangkan setelah final nomor 400m akhir pekan lalu.
Sun, juga berkonfrontasi dengan perenang Inggris Duncan Scott pada upacara penyerahan medali nomor 200m.
Scott menolak menyalami Sun dan tidak mau naik podium untuk sesi foto yang menyulut amarah sang bintang China.
Perenang berusia 27 tahun itu menunjuk muka Scott dan meneriakkan, "kau pecundang, aku menang!"
Keduanya diperingatkan oleh FINA, pun demikian Horton. Namun sejumlah atlet mendukung rekan mereka yang melakukan protes dengan diam itu.
Baca juga: Milak pecahkan rekor dunia 200m gaya kupu-kupu
Setelah meraih perunggu 200m gaya kupu-kupu putra, perenang Afrika Selatan Chad le Clos mengatakan, "apa yang dilakukan Duncan fantastis. Dia tidak menjabat tangannya dan aku menghormatinya. Sikap yang hebat darinya."
Horton menyebut Sun curang pada Olimpiade 2016 Rio terkait dengan larangan tiga bulan yang dikenakan kepada Sun karena mengonsumsi stimulan yang selalu disetujui untuk pengobatan gangguan jantungnya.
Atlet Australia itu mengobarkan kembali perang mulut itu akhir pekan llau yang memicu media China menyebutnya "badut" dan bahkan memunculkan ancaman pembunuhan di media sosialnya.
Sementara itu, Milak melesat pada 200m gaya kupu-kupu putra untuk mencetak waktu 1:50,73 guna memecahkan rekor dunia yang selama sepuluh tahun dipegang Phelp, dengan selisih hampir 0,8 detik.
Rival terdekatnya, perenang Jepang Daiya Seto menyentuh tembok tiga belakang di belakang perenang muda berusia 19 tahun asal Hungaria itu.
"Kehormatan terbesar bisa memecahkan rekor itu," kata Milak yang juga lolos ke Olimpiade tahun depan itu.
Pada nomor lain, perenang Inggris Adam Peaty melengkapi hatrick gelar ganda pada 50m dan 100m gaya dada saat meraih medali emas dalam final dengan waktu 26,06 detik.
Perenang berusia 24 tahun yang memecahkan rekor dunia 100m atas namanya sendiri pekan ini menjadi satu-satunya perenang yang enam kali juara dunia gaya dada.
Perenang Italia Federica Pellegrini meratui 200m gaya bebas putri setelah mengalahkan perenang Australia Ariarne Titmus dengan waktu 1:54,22.
Baca juga: Legenda renang Australia ikut kecam Sun Yang
Pewarta: Aditya Eko Sigit Wicaksono
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2019
Tags: