Selangor (ANTARA) - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy berharap anak-anak Indonesia semakin nyaman, bahagia dan jauh dari kekerasan baik fisik maupun seksual.

"Untuk itu, mari kita siapkan lingkungan yang aman dan nyaman," ujar dia disela-sela Konferensi SEAMEO Council ke-50 di Selangor, Malaysia.

Baca juga: Fokus SEAMEO ke depan pada pendidikan anak usia dini

Dia menambahkan sudah aturan yang mencegah terjadinya kekerasan di sekolah yakni Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Permendikbud) Nomor 82 Tahun 2015 tentang Pencegahan dan Penanggulangan Tindak Kekerasan di Lingkungan Sekolah.

Akan tetapi permasalahannya terletak pada penegakkan peraturan dan pengawasan tidak hanya dilakukan sekolah tetapi juga masyarakat.

Baca juga: Mendikbud: Perlu perjanjian rekognisi kompetensi Asia Tenggara

"Kami selalu berbagai macam masukan mengenai aturan ini," ujar dia.

Sebelumnya, Komisioner Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) Retno Listyarti mengatakan sekolah belum sepenuhnya aman dari kekerasan seksual karena banyak kasus kekerasan seksual terjadi di sekolah.

"Faktanya, sekolah menjadi tempat terjadinya kekerasan seksual," tambahnya.

Pelaku kekerasan seksual pada anak di sekolah mulai dari kepala sekolah hingga guru. Korbannya beragam, mulai kelas satu SD hingga SMA. Contohnya kasus yang terjadi di SD yang ada di Baris, Serang, Banten. Korban dicabuli selama dua tahun dengan ancaman mendapatkan nilai jelek.

Menurut Retno, yang menjadi korban dalam kasus pelecehan seksual di sekolah tidak hanya murid perempuan tetapi juga murid laki-laki. Ia memberi contoh kasus di sebuah pesantren di Aceh, yang mana terjadi kekerasan seksual dengan jumlah korban mencapai 15 santri. Untuk itu, Retno mengajak masyarakat bahu-membahu dalam mencegah kekerasan pada anak.

Baca juga: Mendikbud jajaki kerja sama pendidikan dengan negara lain