Mendikbud serahkan jabatan Presiden SEAMEO Council pada Malaysia
23 Juli 2019 11:40 WIB
Mendikbud Muhadjir Effendy menyerahkan jabatan Presiden SEAMEO Council kepada Menteri Pendidikan Malaysia Maszlee Malik di Selangor, Malaysia, Selasa. (Indriani)
Selangor (ANTARA) - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy menyerahkan jabatan sebagai Presiden Southeast Asian Ministers of Education Organization (SEAMEO) Council kepada Menteri Pendidikan Malaysia Maszlee Malik.
"Dua tahun lalu di Jakarta, saya menerima kehormatan sebagai Presiden SEAMEO Council," ujar Mendikbud di Hotel Sunway, Selangor, Malaysia, Selasa.
Mendikbud menjabat sebagai Presiden SEAMEO Council periode 2017-2019. Mendikbud mengatakan Presiden SEAMEO Council ke depan lebih muda dari dirinya.
Ia menambahkan sepanjang kepemimpinannya telah membangun sejumlah pusat kajian yang bertujuan meningkatkan kualitas pendidikan di sejumlah negara di Asia Tenggara.
Salah satunya adalah pusat kajian untuk pendidikan anak usia dini atau SEAMEO Centre For Early Childhood Care Education and Parenting (SEAMEO CECCEP) di Bandung.
Mendikbud menyebut ada setidaknya lima pusat kajian pendidikan baru selama dua tahun kepemimpinannya. Pusat kajian baru tersebut telah menyelesaikan perannya untuk meningkatkan kualitas pendidikan dengan baik.
"Apa yang saya lakukan mungkin tidak cukup, saya harap presiden berikutnya bisa melanjutkan dan lebih baik," tambah dia.
Mendikbud juga menambahkan SEAMEO semakin adaptif dan responsif untuk memenuhi kebutuhan negara-negara anggota. Penerapan tujuh sektor prioritas juga sudah berjalan dengan baik.
Konferensi SEAMEO Council ke-50 diselenggarakan di Selangor, Malaysia, 22 Juli hingga 25 Juli.
SEAMEO merupakan organisasi menteri pendidikan Asia Tenggara. SEAMEO didirikan pada 30 November 1965 sebagai hasil pertemuan Menteri Pendidikan Laos, Malaysia, Singapura, Thailand, dan Vietnam.
Indonesia bergabung sebagai anggota SEAMEO pada 1968 bertepatan dengan ditandatanganinya Piagam SEAMEO. Saat ini, SEAMEO telah beranggotakan 10 negara anggota ASEAN dan Timor Leste. Saat ini terdapat
SEAMEO Council merupakan badan pembuat kebijakan SEAMEO yang bersifat mengikat bagi anggotanya termasuk program dan anggaran organisasi harus mendapat persetujuan Council. Keanggotaan SEAMEO Council terdiri dari para Menteri Pendidikan negara anggota SEAMEO yang akan menentukan kebijakan SEAMEO secara umum sekaligus menunjuk Direktur Sekretariat SEAMEO.
Delegasi Indonesia dalam konferensi ini terdiri dari sejumlah pejabat tinggi Kemendikbud yakni Sekretaris Jenderal Kemendikbud Didik Suhardi, Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kemendikbud Totok Suprayitno, Kepala Biro Perencanaan dan Kerja Sama Luar Negeri Suharti, dan Direktur Pembinaan Guru Pendidikan Menengah dan Pendidikan Khusus Sri Renani Pantjastuti.
Baca juga: Mendikbud: Perlu perjanjian rekognisi kompetensi Asia Tenggara
Baca juga: Fokus SEAMEO ke depan pada pendidikan anak usia dini
"Dua tahun lalu di Jakarta, saya menerima kehormatan sebagai Presiden SEAMEO Council," ujar Mendikbud di Hotel Sunway, Selangor, Malaysia, Selasa.
Mendikbud menjabat sebagai Presiden SEAMEO Council periode 2017-2019. Mendikbud mengatakan Presiden SEAMEO Council ke depan lebih muda dari dirinya.
Ia menambahkan sepanjang kepemimpinannya telah membangun sejumlah pusat kajian yang bertujuan meningkatkan kualitas pendidikan di sejumlah negara di Asia Tenggara.
Salah satunya adalah pusat kajian untuk pendidikan anak usia dini atau SEAMEO Centre For Early Childhood Care Education and Parenting (SEAMEO CECCEP) di Bandung.
Mendikbud menyebut ada setidaknya lima pusat kajian pendidikan baru selama dua tahun kepemimpinannya. Pusat kajian baru tersebut telah menyelesaikan perannya untuk meningkatkan kualitas pendidikan dengan baik.
"Apa yang saya lakukan mungkin tidak cukup, saya harap presiden berikutnya bisa melanjutkan dan lebih baik," tambah dia.
Mendikbud juga menambahkan SEAMEO semakin adaptif dan responsif untuk memenuhi kebutuhan negara-negara anggota. Penerapan tujuh sektor prioritas juga sudah berjalan dengan baik.
Konferensi SEAMEO Council ke-50 diselenggarakan di Selangor, Malaysia, 22 Juli hingga 25 Juli.
SEAMEO merupakan organisasi menteri pendidikan Asia Tenggara. SEAMEO didirikan pada 30 November 1965 sebagai hasil pertemuan Menteri Pendidikan Laos, Malaysia, Singapura, Thailand, dan Vietnam.
Indonesia bergabung sebagai anggota SEAMEO pada 1968 bertepatan dengan ditandatanganinya Piagam SEAMEO. Saat ini, SEAMEO telah beranggotakan 10 negara anggota ASEAN dan Timor Leste. Saat ini terdapat
SEAMEO Council merupakan badan pembuat kebijakan SEAMEO yang bersifat mengikat bagi anggotanya termasuk program dan anggaran organisasi harus mendapat persetujuan Council. Keanggotaan SEAMEO Council terdiri dari para Menteri Pendidikan negara anggota SEAMEO yang akan menentukan kebijakan SEAMEO secara umum sekaligus menunjuk Direktur Sekretariat SEAMEO.
Delegasi Indonesia dalam konferensi ini terdiri dari sejumlah pejabat tinggi Kemendikbud yakni Sekretaris Jenderal Kemendikbud Didik Suhardi, Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kemendikbud Totok Suprayitno, Kepala Biro Perencanaan dan Kerja Sama Luar Negeri Suharti, dan Direktur Pembinaan Guru Pendidikan Menengah dan Pendidikan Khusus Sri Renani Pantjastuti.
Baca juga: Mendikbud: Perlu perjanjian rekognisi kompetensi Asia Tenggara
Baca juga: Fokus SEAMEO ke depan pada pendidikan anak usia dini
Pewarta: Indriani
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2019
Tags: