Solo (ANTARA) -
Arus uang masuk atau inflow yang tercatat di Bank Indonesia (BI) Kantor Perwakilan Surakarta dari awal tahun hingga Juni 2019 mencapai Rp13 triliun atau lebih tinggi dibandingkan arus uang keluar atau outflow sebesar Rp7,5 triliun.

"Ini sesuai dengan karakteristik Solo sebagai kota perdagangan," kata Direktur Departemen Pengembangan UMKM dan Perlindungan Konsumen BI Bandoe Widiarto di Solo, Senin.

Ia mengatakan uang tersebut merupakan indikator bahwa hasil penjualan dari produk maupun jasa perusahaan meningkat. Di sisi lain, dikatakannya, kegiatan perbankan juga tumbuh positif.

"'Inflow ini membuktikan hasil penerimaan investasi dari pemilik usaha maupun saham," katanya.

Ia mengatakan kondisi tersebut memperlihatkan perekonomian Kota Solo membaik. Berdasarkan hasil riset komoditas, produk, dan jenis unggulan di Soloraya, kondisi di setiap daerah tidak sama.

Ia mengatakan untuk di Kota Solo, jenis usaha yang mendominasi sektor bisnis yaitu hotel bintang dua, restoran, perdagangan eceran tekstil, perdagangan eceran alat komunikasi, dan perdagangan eceran pakaian.

Sedangkan di Kabupaten Sukoharjo di antaranya industri pakaian jadi, batik, dan rotan. Untuk di Kabupaten Klaten di antaranya industri pakaian jadi, pembesaran ikan nila, dan makanan olahan.

"Kalau di Kabupaten Sragen di antaranya industri batik, furnitur dari kayu, dan penjualan pupuk," katanya.

Selanjutnya, di Kabupaten Boyolali ada industri roti dan kue, budidaya sapi perah, dan tempe kedelai. Sedangkan di Kabupaten Wonogiri di antaranya industri furnitur dari kayu, pertanian padi, dan industri batu bata.

Untuk di Kabupaten Karanganyar di antaranya pertanian padi dan hotel melati.