DPRD harapkan bandara Yogyakarta beroperasi penuh akhir 2019
22 Juli 2019 16:29 WIB
Proyek Bandara Internasional Yogyakarta atau Yogyakarta Internasional Airport di Kabupaten Kulon Progo sudah mencapai 60 persen. Komisi III DPRD Kulon Progo mengharapkan BIY/YIA dapat beroperasi penuh pada akhir 2019. (Foto ANTARA/Sutarmi)
Kulon Progo (ANTARA) - DPRD Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, mengharapkan Bandara Internasional Yogyakarta (BIY) dapat beroperasi penuh pada akhir 2019, sehingga mampu mendongkrak pertumbuhan ekonomi dan sektor pariwisata di wilayah tersebut.
"Saat ini progres pembangunan BIY sudah mencapai 60 persen dari total proyek secara keseluruhan. Saat ini, sudah ada beberapa penerbangan mulai dari Batik Air, dan Citilink, namun belum maksimal. Kami mengharapkan pembangunan segera diselesaikan sehingga pada akhir 2019, baik penerbangan domestik dan penerbangan internasional dapat beroperasi secara maksimal," kata anggota Komisi III DPRD Kulon Progo, Sugianto saat kunjungan kerja ke bandara tersebut di Kulon Progo, Yogyakarta, Senin.
Dalam kunjungan kerja tersebut, lanjut Sugianto, Komisi III menemukan persoalan baru yakni persoalan jalan yang menuju BIY. Ada beberapa titik kemacetan yang saat ini sudah terjadi, mulai dari Wates, Sedayu, dan ring road selatan tepatnya di Gamping. Kondisi kemacetan cukup parah, sehingga perlu adanya penanganan khusus.
"Saat ini, sebelum ada rekayasa lalu lintas yang besar, khusus terhadap penempatan APIL lampu merah dapat dikurangi. Sehingga perlu ada kajian khusus penggunaan moda transporasi umum menuju BIY/YIA," katanya.
Ia menyarankan pengoptimalan Jalan Jalur Lintas Selatan (JJLS) untuk mengatasi masalah kemacetan pada saat pelebaran jalan nasional Yogyakarta-Purworejo, sehingga dapat menumbuhkembangkan perekonomian wilayah selatan.
"Adanya bandara ini, diharapkan nanti bukan hanya skala makro disebutkan pertumbuhan ekonomi 10,6 persen, tetapi kami ingin riil di masing-masing kecamatan pertumbuhan ekonominya riil. Berapa persentase pertumbuhan ekonominya jelas. Sehingga adanya BIY/YIA benar-benar memberikan efek domino baru perekonomian masyarakat," katanya.
Selain itu, Sugianto mendesak pembangunan jalur kereta bandara segera diwujudkan untuk memperlancar dan mempercepat jarak tempuh menuju bandara. "Moda tranportasi kereta ini sangat strategis dan efektif mendukung kelancaran penumpang menuju bandara. Setiap penumpang dari Kebumen, Purworejo dan Jawa Tengah sisi selatan akan lebih cepat ke bandara dengan menggunakan moda transportasi kereta," katanya.
Ketua Komisi III DPRD Kulon Progo Aji Pangaribawa mendesak Pemerintah Kabupaten Kulon Progo segera memberikan pelatihan gratis soal kebandaraan. "Balai Latihan Kerja (BLK) harus memperbanyak pelatihan kebandaraan, sehingga saat bandara beroperasi penuh dapat bekerja di BIY/YIA," katanya.
Baca juga: Angkasa Pura segera operasikan kargo Bandara Internasional Yogyakarta
Baca juga: BMKG pasang pemantau cuaca terbaru di Bandara Internasional Yogyakarta
Baca juga: Baru 65 persen, pembangunan Bandara Internasional Yogyakarta dikebut
Baca juga: Dirut KAI ingin jalur kereta bandara Yogyakarta segera diselesaikan
"Saat ini progres pembangunan BIY sudah mencapai 60 persen dari total proyek secara keseluruhan. Saat ini, sudah ada beberapa penerbangan mulai dari Batik Air, dan Citilink, namun belum maksimal. Kami mengharapkan pembangunan segera diselesaikan sehingga pada akhir 2019, baik penerbangan domestik dan penerbangan internasional dapat beroperasi secara maksimal," kata anggota Komisi III DPRD Kulon Progo, Sugianto saat kunjungan kerja ke bandara tersebut di Kulon Progo, Yogyakarta, Senin.
Dalam kunjungan kerja tersebut, lanjut Sugianto, Komisi III menemukan persoalan baru yakni persoalan jalan yang menuju BIY. Ada beberapa titik kemacetan yang saat ini sudah terjadi, mulai dari Wates, Sedayu, dan ring road selatan tepatnya di Gamping. Kondisi kemacetan cukup parah, sehingga perlu adanya penanganan khusus.
"Saat ini, sebelum ada rekayasa lalu lintas yang besar, khusus terhadap penempatan APIL lampu merah dapat dikurangi. Sehingga perlu ada kajian khusus penggunaan moda transporasi umum menuju BIY/YIA," katanya.
Ia menyarankan pengoptimalan Jalan Jalur Lintas Selatan (JJLS) untuk mengatasi masalah kemacetan pada saat pelebaran jalan nasional Yogyakarta-Purworejo, sehingga dapat menumbuhkembangkan perekonomian wilayah selatan.
"Adanya bandara ini, diharapkan nanti bukan hanya skala makro disebutkan pertumbuhan ekonomi 10,6 persen, tetapi kami ingin riil di masing-masing kecamatan pertumbuhan ekonominya riil. Berapa persentase pertumbuhan ekonominya jelas. Sehingga adanya BIY/YIA benar-benar memberikan efek domino baru perekonomian masyarakat," katanya.
Selain itu, Sugianto mendesak pembangunan jalur kereta bandara segera diwujudkan untuk memperlancar dan mempercepat jarak tempuh menuju bandara. "Moda tranportasi kereta ini sangat strategis dan efektif mendukung kelancaran penumpang menuju bandara. Setiap penumpang dari Kebumen, Purworejo dan Jawa Tengah sisi selatan akan lebih cepat ke bandara dengan menggunakan moda transportasi kereta," katanya.
Ketua Komisi III DPRD Kulon Progo Aji Pangaribawa mendesak Pemerintah Kabupaten Kulon Progo segera memberikan pelatihan gratis soal kebandaraan. "Balai Latihan Kerja (BLK) harus memperbanyak pelatihan kebandaraan, sehingga saat bandara beroperasi penuh dapat bekerja di BIY/YIA," katanya.
Baca juga: Angkasa Pura segera operasikan kargo Bandara Internasional Yogyakarta
Baca juga: BMKG pasang pemantau cuaca terbaru di Bandara Internasional Yogyakarta
Baca juga: Baru 65 persen, pembangunan Bandara Internasional Yogyakarta dikebut
Baca juga: Dirut KAI ingin jalur kereta bandara Yogyakarta segera diselesaikan
Pewarta: Sutarmi
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2019
Tags: