Pakar: Pohon trembesi paling tinggi serap CO2
22 Juli 2019 16:23 WIB
Wisatawan berkeliling hutan trembesi menggunakan delman di Djawatan, Benculuk, Banyuwangi, Jawa Timur, Jumat (7/12/2018). Pohon trembesi atau juga disebut pohon hujan paling tinggi menyerap karbondioksida (CO2) di udara. ANTARA FOTO/Budi Candra Setya/kye.
Jakarta (ANTARA) - Pakar tanaman hutan kota Prof. Endes N. Dahlan mengatakan pohon trembesi atau juga disebut pohon hujan paling tinggi menyerap karbondioksida (CO2) di udara.
"Yang menyerap CO2 paling tinggi itu trembesi atau ki hujan," katanya di Jakarta, Senin.
Dia mengatakan pohon hujan yang memiliki rentangan cabang panjang hingga lebih dari 15 meter dapat menyerap 23 ton CO2 per tahun.
Baca juga: Ruas tol Gempol-Pasuruan Seksi II ditanami pohon trembesi
Namun demikian, dahan pohon ini hanya mampu menyerap CO2 selama 10 sampai satu bulan sebelum akhirnya jatuh berguguran.
Pohon tersebut akan membutuhkan energi cukup besar untuk dapat membentuk dahan yang baru dan juga mempertahankan cabang.
Sementara itu, Endes menggarisbawahi bahwa pada dasarnya semua tumbuhan memiliki kemampuan untuk menyerap polutan yang dapat menyebabkan polusi udara.
"Semua jenis tumbuhan bisa menyerap polutan di udara," katanya.
Namun, tanaman yang dapat menyerap polutan paling banyak adalah tanaman jenis pepohonan yang berdahan banyak.
"Mawar, anggrek, lidah mertua juga bisa, tapi tidak setinggi tanaman pepohonan kemampuan serapan polutannya," katanya.
Baca juga: Padang Lamun serap karbon 992,67 kiloton/tahun
Baca juga: Pakar: Tanaman pepohonan lebih efektif serap polutan
Baca juga: Sansevieria, tanaman hias penyerap polusi terkuat
"Yang menyerap CO2 paling tinggi itu trembesi atau ki hujan," katanya di Jakarta, Senin.
Dia mengatakan pohon hujan yang memiliki rentangan cabang panjang hingga lebih dari 15 meter dapat menyerap 23 ton CO2 per tahun.
Baca juga: Ruas tol Gempol-Pasuruan Seksi II ditanami pohon trembesi
Namun demikian, dahan pohon ini hanya mampu menyerap CO2 selama 10 sampai satu bulan sebelum akhirnya jatuh berguguran.
Pohon tersebut akan membutuhkan energi cukup besar untuk dapat membentuk dahan yang baru dan juga mempertahankan cabang.
Sementara itu, Endes menggarisbawahi bahwa pada dasarnya semua tumbuhan memiliki kemampuan untuk menyerap polutan yang dapat menyebabkan polusi udara.
"Semua jenis tumbuhan bisa menyerap polutan di udara," katanya.
Namun, tanaman yang dapat menyerap polutan paling banyak adalah tanaman jenis pepohonan yang berdahan banyak.
"Mawar, anggrek, lidah mertua juga bisa, tapi tidak setinggi tanaman pepohonan kemampuan serapan polutannya," katanya.
Baca juga: Padang Lamun serap karbon 992,67 kiloton/tahun
Baca juga: Pakar: Tanaman pepohonan lebih efektif serap polutan
Baca juga: Sansevieria, tanaman hias penyerap polusi terkuat
Pewarta: Katriana
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2019
Tags: