Pengungsi korban gempa Halmahera Selatan masih kekurangan tenda
22 Juli 2019 14:47 WIB
Sejumlah anak korban gempa berada di tempat pengungsian di Desa Balitata Kecamatan Gane Barat, Halmahera Selatan, Maluku Utara, Kamis (18/7/2019). ANTARA FOTO/Desi Purnamawati/pras. (ANTARA FOTO/DESI P)
Jakarta (ANTARA) - Pengungsi korban gempa bumi di Gane Luar Kabupaten Halmahera Selatan masih kekurangan tenda untuk tempat tinggal sementara sebelum rumah mereka yang rusak dibangun kembali.
"Bantuan sudah terdistribusikan lewat jalur laut dan sudah diterima oleh warga yang mengungsi, tantangannya tenda yang kita kirimkan masih relatif kurang," kata Direktur Jenderal Perlindungan dan Jaminan Sosial Kementerian Sosial Harry Hikmat di Jakarta, Senin.
Dia mengatakan, tenda gulung yang dikirim Kemensos baru sebanyak 130 tenda, maka kekurangannya akan ditambah dengan tenda dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) yang masih dalam proses pengiriman.
Terkait logistik terutama untuk Desa Gane Luar yang merupakan daerah terparah terdampak gempa sudah berhasil didistribusikan dengan bantuan dari TNI dan dikooridnasikan oleh danrem setempat serta didistribusikan ke pengungsi.
Baca juga: Tanggap darurat penanganan gempa Halsel diperpanjang
Sebelumnya bantuan berupa 1.000 paket bahan pokok dari Kementerian Sosial sudah sampai pada Jumat (19/7) ke Desa Gane Luar dan Desa Bisui di Halmahera Selatan, daerah paling parah terdampak gempa yang sulit dijangkau melalui jalur darat.
"Longboat (perahu bermesin) berangkat kemarin malam pukul 21.00 WIT dari Pelabuhan Mafa menuju ke desa-desa di pesisir pantai Halmahera Selatan sebagai daerah yang paling parah terdampak gempa," kata Menteri Sosial Agus Gumiwang Kartasasmita.
Mensos yang melihat langsung lokasi gempa menyatakan memang Gane Luar sulit diakses karena tidak ada jalan. Saat meninjau lokasi, warga yang mengungsi masih menempati pengungsian darurat yang dibangun sendiri dari kayu beratap daun rumbia.
Kementerian Sosial telah menyalurkan bantuan total senilai Rp1,39 miliar yang terdiri atas bantuan logistik tahap satu senilai Rp4.965.000, bantuan logistik tahap dua senilai Rp145.072.000, bantuan tahap ketiga senilai Rp356.135.490, bantuan 1.200 paket bahan pokok senilai Rp300 juta, bantuan peralatan kebersihan senilai Rp500 juta, dan santunan Rp15 juta untuk masing-masing ahli waris korban meninggal dunia.
Gempa bumi dengan magnitudo 7,2 mengguncang Halmahera Selatan pada Minggu (14/7) pukul 16.10 WIB dengan kedalaman 10 kilometer akibat pergerakan sesar aktif Sorong-Bacan.
Dampak gempa telah menyebabkan sebanyak 971 unit rumah rusak dan 3.104 jiwa terpaksa harus mengungsi karena masih mengalami trauma.
Baca juga: Pemprov Malut: Kebutuhan sembako bertahan hingga sebulan
Baca juga: Bantuan capai daerah paling parah terdampak gempa Halmahera Selatan
"Bantuan sudah terdistribusikan lewat jalur laut dan sudah diterima oleh warga yang mengungsi, tantangannya tenda yang kita kirimkan masih relatif kurang," kata Direktur Jenderal Perlindungan dan Jaminan Sosial Kementerian Sosial Harry Hikmat di Jakarta, Senin.
Dia mengatakan, tenda gulung yang dikirim Kemensos baru sebanyak 130 tenda, maka kekurangannya akan ditambah dengan tenda dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) yang masih dalam proses pengiriman.
Terkait logistik terutama untuk Desa Gane Luar yang merupakan daerah terparah terdampak gempa sudah berhasil didistribusikan dengan bantuan dari TNI dan dikooridnasikan oleh danrem setempat serta didistribusikan ke pengungsi.
Baca juga: Tanggap darurat penanganan gempa Halsel diperpanjang
Sebelumnya bantuan berupa 1.000 paket bahan pokok dari Kementerian Sosial sudah sampai pada Jumat (19/7) ke Desa Gane Luar dan Desa Bisui di Halmahera Selatan, daerah paling parah terdampak gempa yang sulit dijangkau melalui jalur darat.
"Longboat (perahu bermesin) berangkat kemarin malam pukul 21.00 WIT dari Pelabuhan Mafa menuju ke desa-desa di pesisir pantai Halmahera Selatan sebagai daerah yang paling parah terdampak gempa," kata Menteri Sosial Agus Gumiwang Kartasasmita.
Mensos yang melihat langsung lokasi gempa menyatakan memang Gane Luar sulit diakses karena tidak ada jalan. Saat meninjau lokasi, warga yang mengungsi masih menempati pengungsian darurat yang dibangun sendiri dari kayu beratap daun rumbia.
Kementerian Sosial telah menyalurkan bantuan total senilai Rp1,39 miliar yang terdiri atas bantuan logistik tahap satu senilai Rp4.965.000, bantuan logistik tahap dua senilai Rp145.072.000, bantuan tahap ketiga senilai Rp356.135.490, bantuan 1.200 paket bahan pokok senilai Rp300 juta, bantuan peralatan kebersihan senilai Rp500 juta, dan santunan Rp15 juta untuk masing-masing ahli waris korban meninggal dunia.
Gempa bumi dengan magnitudo 7,2 mengguncang Halmahera Selatan pada Minggu (14/7) pukul 16.10 WIB dengan kedalaman 10 kilometer akibat pergerakan sesar aktif Sorong-Bacan.
Dampak gempa telah menyebabkan sebanyak 971 unit rumah rusak dan 3.104 jiwa terpaksa harus mengungsi karena masih mengalami trauma.
Baca juga: Pemprov Malut: Kebutuhan sembako bertahan hingga sebulan
Baca juga: Bantuan capai daerah paling parah terdampak gempa Halmahera Selatan
Pewarta: Desi Purnamawati
Editor: Muhammad Yusuf
Copyright © ANTARA 2019
Tags: