Kepala Bappenas sebut tiga tantangan utama pembangunan SDM
22 Juli 2019 13:57 WIB
Menteri PPN/Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro menyampaikan laporannya pada acara Indonesia Development Forum 2019 di Jakarta Convention Center, Jakarta, Senin (22/7/2019). ANTARA/Fathur Rochman/pri (Fathur Rochman)
Jakarta (ANTARA) - Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro menyampaikan tiga tantangan utama yang dihadapi pemerintah dalam pembangunan sumber daya manusia (SDM) di dalam negeri.
"Untuk sampai ke sana (akselerasi laju pertumbuhan ekonomi), Indonesia masih harus menghadapi setidaknya tiga tantangan utama," ujar Bambang dalam acara Indonesia Development Forum 2019, di Jakarta, Senin.
Bambang menjelaskan tantangan pertama adalah daya saing SDM Indonesia yang saat ini masih tertinggal bila dibandingkan negara Asia lainnya.
Berdasarkan data yang dimiliki, Bambang mengatakan SDM Indonesia masih berada pada peringkat 65 dari 130 negara. Posisi Indonesia di bawah Malaysia yang berada di peringkat 33, Thailand di peringkat 40, Filipina peringkat 50 maupun Vietnam di peringkat 64.
Tantangan kedua, lanjut dia, adalah masih banyaknya pekerja Indonesia yang berada di sektor informal, dengan produktivitas yang rendah. Menurut Bambang, sektor manufaktur belum berhasil menjadi penggerak utama dalam menciptakan lapangan kerja.
"Untuk itu perlu digerakkan pengembangan sektor-sektor padat pekerja yang akan menjadi sumber pertumbuhan baru seperti pariwisata, ekonomi kreatif dan ekonomi digital," ucap dia.
Adapun tantangan ketiga adalah masih rendahnya akses kelompok rentan seperti perempuan dan penyandang disabilitas terhadap kesempatan kerja yang berkualitas.
Dia mengatakan mayoritas dari kelompok rentan masih bekerja di sektor informal, lantaran masih sulit mengakses lapangan kerja formal dan lingkungan kerja yang inklusif.
"Selain itu dinamika beban demografi dan pertumbuhan teknologi yang cepat juga memberi kesempatan peluang sekaligus tantangan bagi Indonesia meningkatkan daya saing," ucap Bambang.
Untuk merespon tantangan tersebut, menurut dia, pembangunan SDM di Indonesia selayaknya dilakukan secara holistik dan terintegrasi.
Penyediaan pelayanan dasar dan perlindungan sosial, pemerataan layanan kesehatan dan pendidikan berkualitas, serta pengembangan IPTEK dan inovasi menjadi prasyarat keberhasilan untuk mewujudkan SDM yang andal, adaptif, kreatif dan inovatif.
Selain itu, kata Bambang kesiapan SDM juga perlu diraih diiringi dengan upaya penguatan sektor produktif agar dapat memberikan kesempatan kerja seluas-luasnya pada masyarakat sehingga pengangguran, kemiskinan dan ketimpangan sosial dapat diatasi.
"Untuk itu mendorong kesempatan kerja yang berkualitas melalui transformasi struktural, perbaikan iklim investasi, meningkatkan kewirausahaan dan daya saing UMKM dan usaha sosial juga turut menjadi fokus penting dalam pembangunan SDM," ujar Bambang.
Baca juga: Lanjutkan pembangunan infrastruktur, fokus pembangunan SDM
Baca juga: Indonesia bangun SDM dengan revitalisasi balai latihan kerja
Baca juga: Praktisi diajak Menaker dukung program pembangunan SDM Indonesia
Baca juga: Mendikbud : pembangunan SDM tekankan pendidikan karakter
"Untuk sampai ke sana (akselerasi laju pertumbuhan ekonomi), Indonesia masih harus menghadapi setidaknya tiga tantangan utama," ujar Bambang dalam acara Indonesia Development Forum 2019, di Jakarta, Senin.
Bambang menjelaskan tantangan pertama adalah daya saing SDM Indonesia yang saat ini masih tertinggal bila dibandingkan negara Asia lainnya.
Berdasarkan data yang dimiliki, Bambang mengatakan SDM Indonesia masih berada pada peringkat 65 dari 130 negara. Posisi Indonesia di bawah Malaysia yang berada di peringkat 33, Thailand di peringkat 40, Filipina peringkat 50 maupun Vietnam di peringkat 64.
Tantangan kedua, lanjut dia, adalah masih banyaknya pekerja Indonesia yang berada di sektor informal, dengan produktivitas yang rendah. Menurut Bambang, sektor manufaktur belum berhasil menjadi penggerak utama dalam menciptakan lapangan kerja.
"Untuk itu perlu digerakkan pengembangan sektor-sektor padat pekerja yang akan menjadi sumber pertumbuhan baru seperti pariwisata, ekonomi kreatif dan ekonomi digital," ucap dia.
Adapun tantangan ketiga adalah masih rendahnya akses kelompok rentan seperti perempuan dan penyandang disabilitas terhadap kesempatan kerja yang berkualitas.
Dia mengatakan mayoritas dari kelompok rentan masih bekerja di sektor informal, lantaran masih sulit mengakses lapangan kerja formal dan lingkungan kerja yang inklusif.
"Selain itu dinamika beban demografi dan pertumbuhan teknologi yang cepat juga memberi kesempatan peluang sekaligus tantangan bagi Indonesia meningkatkan daya saing," ucap Bambang.
Untuk merespon tantangan tersebut, menurut dia, pembangunan SDM di Indonesia selayaknya dilakukan secara holistik dan terintegrasi.
Penyediaan pelayanan dasar dan perlindungan sosial, pemerataan layanan kesehatan dan pendidikan berkualitas, serta pengembangan IPTEK dan inovasi menjadi prasyarat keberhasilan untuk mewujudkan SDM yang andal, adaptif, kreatif dan inovatif.
Selain itu, kata Bambang kesiapan SDM juga perlu diraih diiringi dengan upaya penguatan sektor produktif agar dapat memberikan kesempatan kerja seluas-luasnya pada masyarakat sehingga pengangguran, kemiskinan dan ketimpangan sosial dapat diatasi.
"Untuk itu mendorong kesempatan kerja yang berkualitas melalui transformasi struktural, perbaikan iklim investasi, meningkatkan kewirausahaan dan daya saing UMKM dan usaha sosial juga turut menjadi fokus penting dalam pembangunan SDM," ujar Bambang.
Baca juga: Lanjutkan pembangunan infrastruktur, fokus pembangunan SDM
Baca juga: Indonesia bangun SDM dengan revitalisasi balai latihan kerja
Baca juga: Praktisi diajak Menaker dukung program pembangunan SDM Indonesia
Baca juga: Mendikbud : pembangunan SDM tekankan pendidikan karakter
Pewarta: Fathur Rohman
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2019
Tags: