Jakarta (ANTARA) - Pengamat militer Connie Rahakundini Bakrie berpendapat nanoteknologi yang dikembangkan di Indonesia dapat mendukung pertahanan nasional.
Menurut dia, perkembangan zaman dan cita-cita Indonesia menjadi Poros Maritim Dunia, menuntut militer dan pertahanan Indonesia untuk semakin kuat serta menonjol di tataran regional dan global.
"Seperti yang pernah disampaikan Presiden Jokowi beberapa waktu lalu bahwa tanpa visi, jangan pernah berpikir republik ini akan melaju dengan kecepatan tinggi," kata Connie dalam Inagurasi Kerja Sama Pravitna Nanoteknologi Indonesia di Jakarta, Minggu.
Connie mengutip pernyataan Presiden Jokowi bahwa perubahan pola pikir bisa memberi peluang bangsa Indonesia bisa memenangkan pertarungan global.
Dia mengatakan, kunci memenangkan pertarungan global tersebut adalah memandang masa depan serta berani meninggalkan pola pikir dan cara kerja lama yang hanya menjadi rutinitas dan dikerjakan ala kadarnya.
Dalam konteks pertahanan dan cita-cita Poros Maritim Dunia, ada beberapa hal yang harus ditekankan ke depannya mulai dari yakin pada kekuatan sendiri, percaya pada ruang, manusia serta kemampuan yang Indonesia miliki.
"Lalu memahami fungsi tugas utama pertahanan keamanan negara dalam mewujudkan kepentingan nasional. Visi Poros Maritim Dunia dan Nawacita secara otomatis mewajibkan TNI untuk berkemampuan dan bersifat outward looking," katanya.
Connie menilai penggunaan nanoteknologi pada TNI-Polri nantinya diharapkan bisa meningkatkan aspek perlindungan yang lebih tinggi, kemampuan lebih lethal, mampu menyembuhkan cedera diri lebih cepat dan memiliki daya tahan diri lebih baik.
"Sehingga itu mendukung kapasitas tentara dan polisi kita di masa depan sesuai visi Poros Maritim Dunia dan Nawacita," katanya.
Baca juga: Produk nanoteknologi LIPI tembus pasar internasional
Baca juga: Peneliti: nanoteknologi dorong kemajuan bangsa
Baca juga: Nanoteknologi farmasi Indonesia makin berkembang
Menurut dia, teknologi nano adalah ilmu pengetahuan dan teknologi yang mengontrol zat, material dan sistem pada skala nanometer sehingga menghasilkan fungsi baru yang belum pernah ada.
CEO Pravitna Nanoteknologi Indonesia Petrus Freddy Cahyono mengatakan penerapan nanoteknologi di industri pertahanan bisa untuk mengganti beban berat baju pelindung prajurit menjadi bahan yang lebih ringan namun lebih kuat.
Dia meyakini peresmian Pravitna Nanoteknologi Indonesia akan memacu pengembangan nanoteknologi yang sebelumnya sudah dijalankan di sektor pertanian, peternakan serta industri pertahanan.
"Nanoteknologi dapat mengubah paradigma," kata Petrus Freddy Cahyono.
Menurut dia, Pravitna perpengalaman dalam industri nanoteknologi untuk aerospace dan marine underwater, mikrobiologi untuk manusia, peternakan dan pertanian.
Pengamat: nanoteknologi dapat mendukung pertahanan nasional
21 Juli 2019 20:19 WIB
Pengamat militer Connie Rahakundini Bakrie pada Inagurasi Kerja Sama Pravitna Nanoteknologi Indonesia di Jakarta, Minggu (21/7/2019). (Ist)
Pewarta: Imam Budilaksono
Editor: Sri Muryono
Copyright © ANTARA 2019
Tags: