Penampilan peserta mancanegara semarakkan Surabaya Corss Culture 2019
21 Juli 2019 16:48 WIB
Warga menyaksikan penampilan peserta dari negara Rusia pada parade lintas budaya di Jalan Tunjungan, Surabaya, Jawa Timur, Minggu (21/7/2019). Kegiatan itu merupakan rangkaian Surabaya Cross Culture International Folk Art Festival 2019 yang diikuti sebelas negara dan lima kota dari Indonesia. ANTARA FOTO/Didik Suhartono/ama.
Surabaya (ANTARA) - Penampilan sejumlah peserta dari mancanegara semarakkan Festival Surabaya Cross Culture International bertema Folk Art 2019 yang digelar di sepanjang Jalan Tunjungan, Kota Surabaya, Jawa Timur, Minggu.
"Melalui Surabaya Cross Culture 2019 ini, saya ingin memberikan edukasi melalui kebudayaan lintas daerah kepada masyarakat Surabaya. Ini salah satunya masuk ke pendidikan, kita selalu berupaya dan meningkatkan kesiapan acara ini dari tahun ke tahun agar terus lebih baik lagi," kata Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini saat menyaksikan Surabaya Cross Culture.
Ratusan peserta mancanegara dan perwakilan kota dari berbagai provinsi di Indonesia satu per satu tampil untuk menunjukkan budaya dari daerahnya melalui atraksi yang disuguhkan kepada masyarakat Kota Surabaya.
Silih berganti para peserta menampilkan atraksi budaya dan tarian tradisional dengan iringan musik khas kota masing-masing. Penampilan di awali dari negara Republik Ceko, Jepang, Jawa Barat, Banggai, Polandia, Timor Leste, Solok, Uzbekhistan, Pangkal Pinang, Italia, Thailand dan Meksiko.
Selama penampilan berlangsung, warga terlihat begitu antusias menyaksikan. Teriakan dan tepuk tangan hampir menutupi suara musik pengiring di tiap awal dan akhir pertunjukan. Tak terkecuali, Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini, sambil melambaikan tangannya memberi salam dan semangat kepada para peserta.
Para peserta dari 13 perwakilan negara dan 5 lintas provinsi di Indonesia ini kemudian diarak menggunakan becak yang sudah dihias menuju rumah kediaman Wali Kota Surabaya di Jalan Sedap Malam, Kota Surabaya.
Wali Kota Risma menyampaikan acara ini kembali digelar kesekian kalinya untuk memberikan asupan informasi dan pengetahuan kepada masyarakat terutama warga Kota Surabaya. Menurutnya, nilai pendidikan yang ditanamkan pada warga Kota Pahlawan itu, merupakan hal yang paling penting. Hal ini, lanjut dia, mengingat pada 2020, Indonesia akan memasuki perdagangan era pasar bebas.
"Setiap Negara di belahan dunia bebas berlalu lalang dalam proses perdagangan. Harapan saya itu anak-anak bisa menjadi one work nation. Tahun 2020 ini tepatnya sudah tahun depan, kita semua mengalami kesepakatan perdagangan pasar bebas," katanya.
Ia menjelaskan, sikap dari one work nation atau bangsa yang bersatu ini, harus benar-benar tertanam dan diaplikasikan di setiap individu. "Ini adalah suatu tantangan, kesempatan dan peluang untuk kita bisa hidup di belahan dunia," katanya.
Tidak hanya itu, Risma menyebut, salah satu keberhasilan acara ini adalah menaikkan sektor ekonomi secara langsung. Hal tersebut dapat dirasakan dari hotel, tempat wisata, kuliner, yang nyaris penuh di tiap harinya selama seminggu ini.
"Ini adalah bukti bahwa Surabaya sudah menjadi Kota Wisata di Indonesia," katanya.
Wali kota perempuan pertama di Kota Surabaya ini memastikan akan terus berupaya untuk mengembangkan kegiatan tersebut. Untuk itu ia berharap, perhelatan ini bisa lebih meriah di tahun-tahun ke depan.
"Konsepnya terus kita kembangkan, bisa nanti dibuat semacam flow jalan, setelah itu baru pesertanya bisa menari," katanya.
Baca juga: Belasan negara siap ramaikan Surabaya Cross Culture 2019
Baca juga: Ratusan penari ramaikan Festival Yosakoi-Remo di Surabaya
Baca juga: ISI Denpasar juarai Festival Film Surabaya 2019
"Melalui Surabaya Cross Culture 2019 ini, saya ingin memberikan edukasi melalui kebudayaan lintas daerah kepada masyarakat Surabaya. Ini salah satunya masuk ke pendidikan, kita selalu berupaya dan meningkatkan kesiapan acara ini dari tahun ke tahun agar terus lebih baik lagi," kata Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini saat menyaksikan Surabaya Cross Culture.
Ratusan peserta mancanegara dan perwakilan kota dari berbagai provinsi di Indonesia satu per satu tampil untuk menunjukkan budaya dari daerahnya melalui atraksi yang disuguhkan kepada masyarakat Kota Surabaya.
Silih berganti para peserta menampilkan atraksi budaya dan tarian tradisional dengan iringan musik khas kota masing-masing. Penampilan di awali dari negara Republik Ceko, Jepang, Jawa Barat, Banggai, Polandia, Timor Leste, Solok, Uzbekhistan, Pangkal Pinang, Italia, Thailand dan Meksiko.
Selama penampilan berlangsung, warga terlihat begitu antusias menyaksikan. Teriakan dan tepuk tangan hampir menutupi suara musik pengiring di tiap awal dan akhir pertunjukan. Tak terkecuali, Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini, sambil melambaikan tangannya memberi salam dan semangat kepada para peserta.
Para peserta dari 13 perwakilan negara dan 5 lintas provinsi di Indonesia ini kemudian diarak menggunakan becak yang sudah dihias menuju rumah kediaman Wali Kota Surabaya di Jalan Sedap Malam, Kota Surabaya.
Wali Kota Risma menyampaikan acara ini kembali digelar kesekian kalinya untuk memberikan asupan informasi dan pengetahuan kepada masyarakat terutama warga Kota Surabaya. Menurutnya, nilai pendidikan yang ditanamkan pada warga Kota Pahlawan itu, merupakan hal yang paling penting. Hal ini, lanjut dia, mengingat pada 2020, Indonesia akan memasuki perdagangan era pasar bebas.
"Setiap Negara di belahan dunia bebas berlalu lalang dalam proses perdagangan. Harapan saya itu anak-anak bisa menjadi one work nation. Tahun 2020 ini tepatnya sudah tahun depan, kita semua mengalami kesepakatan perdagangan pasar bebas," katanya.
Ia menjelaskan, sikap dari one work nation atau bangsa yang bersatu ini, harus benar-benar tertanam dan diaplikasikan di setiap individu. "Ini adalah suatu tantangan, kesempatan dan peluang untuk kita bisa hidup di belahan dunia," katanya.
Tidak hanya itu, Risma menyebut, salah satu keberhasilan acara ini adalah menaikkan sektor ekonomi secara langsung. Hal tersebut dapat dirasakan dari hotel, tempat wisata, kuliner, yang nyaris penuh di tiap harinya selama seminggu ini.
"Ini adalah bukti bahwa Surabaya sudah menjadi Kota Wisata di Indonesia," katanya.
Wali kota perempuan pertama di Kota Surabaya ini memastikan akan terus berupaya untuk mengembangkan kegiatan tersebut. Untuk itu ia berharap, perhelatan ini bisa lebih meriah di tahun-tahun ke depan.
"Konsepnya terus kita kembangkan, bisa nanti dibuat semacam flow jalan, setelah itu baru pesertanya bisa menari," katanya.
Baca juga: Belasan negara siap ramaikan Surabaya Cross Culture 2019
Baca juga: Ratusan penari ramaikan Festival Yosakoi-Remo di Surabaya
Baca juga: ISI Denpasar juarai Festival Film Surabaya 2019
Pewarta: Abdul Hakim
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2019
Tags: