Info Haji
Guru Besar Pemikiran Islam : Haji ibadah yang butuh banyak gerakan
20 Juli 2019 14:02 WIB
Prof Zainal Abidin MAg saat menyampaikan ceramah pada syukuran keberangkatan melaksanakan ibadah haji, salah satu warga Kota Palu, Sabtu. (Antaranews/Muhammad Hajiji)
Palu (ANTARA) - Guru Besar Pemikiran Islam Modern Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Palu, Sulawesi Tengah, Prof Dr KH Zainal Abidin MAg mengemukakan, ibadah haji merupakan salah satu bentuk ibadah yang butuh banyak gerakan.
"Ini perlu diperhatikan oleh jamaah calon haji, bahwa Ibadah haji menjadi ibadah yang sangat membutuhkan kesiapan fisik dan kesehatan fisik," katanya saat menyampaikan ceramah pada syukuran keberangkatan melaksanakan ibadah haji, salah satu warga Kota Palu, Sabtu.
Guru Besar yang juga Ketua Majelis Ulama Indonesia Kota Palu itu mengemukakan, ibadah haji termasuk ibadah yang demonstran, artinya ibadah yang membutuhkan gerakan sangat banyak dan kesiapan fisik.
Karena itu, Dewan Pakar Pengurus Besar Alkhairaat itu menyebut, calon haji perlu memperhatikan kesehatan fisik, bahkanya menjaganya sampai puncak pelaksanaan haji.
"Ini harus menjadi fokus dari seluruh calon haji. Bahwa kesehatan menjadi hal penting dalam melaksanakan ibadah haji, termasuk saat puncak ibadah haji 8, 9 10 Dzulhijah, calon haji harus prima," ujar Rektor Pertama IAIN Palu itu.
Selanjutnya, Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama Sulteng ini mengingatkan kepada calon haji yang akan berangkat agar, tidak memaksakan diri untuk melaksanakan ibadah saat kondisi kurang baik.
"Misalkan di saat suhu atau iklim sangat panas dan mencapai 40 derajat, maka sebaiknya jamaah mempertimbangkan untuk melaksanakan ibadah di luar pemondokan. Hal itu karena, suhu atau iklim yang sangat panas, dapat memberikan pengaruh terhadap fisik atau kesehatan calon haji," kata dia.
Berkaitan dengan itu, kata dia, calon haji perlu mengingat bahwa tidak perlu memaksakan diri untuk mencium hajar aswad atau batu hitam yang ada di Kabah.
"Berdasarkan pengalaman, ada calon haji yang memaksanakan diri berebutan pergi ke Masjid Haram. Calon haji perlu mempertimbangkan faktor cuaca atau iklim untuk melaksanakan ibadah di masjid," katanya.
Ia mengingatkan kepada jamaah calon haji agar tidak mempermasalahkan bacaan saat melaksanakan tawaf di Kabah.
Dia menghimbau kepada jamaah calon haji agar sering-sering membangun komunikasi dengan ketua kelompok/rombongan atau ketua kloter.
Kantor Wilayah Kementerian Agama Sulawesi Tengah bekerja sama dengan Pemerintah Provinsi Sulteng dan kabupaten/kota sudah siap memberangkatkan 2.250 Calon Haji (Calhaj) ke tanah suci Mekkah.
Kepala Kanwil Kemenag Sulawesi Tengah H. Rusman Langke mengatakan Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Sulteng menyatakan sudah siap memberangkatkan calon haji sebanyak itu.
"InsyaAllah Jamaah Calon Haji masuk di Asrama Haji Transit Palu tanggal 24 Juli 2019, para calon haji ketika sudah di Asrama Haji akan langsung di berangkatkan ke Balikpapan, kemudian langsung diberangkatkan ke Jeddah," kata Rusman Langke.
Baca juga: Sulteng siap berangkatkan 2.250 Calhaj ke Mekkah
Baca juga: Kloter Terakhir Calhaj Sulteng Terbang ke Balikpapan
"Ini perlu diperhatikan oleh jamaah calon haji, bahwa Ibadah haji menjadi ibadah yang sangat membutuhkan kesiapan fisik dan kesehatan fisik," katanya saat menyampaikan ceramah pada syukuran keberangkatan melaksanakan ibadah haji, salah satu warga Kota Palu, Sabtu.
Guru Besar yang juga Ketua Majelis Ulama Indonesia Kota Palu itu mengemukakan, ibadah haji termasuk ibadah yang demonstran, artinya ibadah yang membutuhkan gerakan sangat banyak dan kesiapan fisik.
Karena itu, Dewan Pakar Pengurus Besar Alkhairaat itu menyebut, calon haji perlu memperhatikan kesehatan fisik, bahkanya menjaganya sampai puncak pelaksanaan haji.
"Ini harus menjadi fokus dari seluruh calon haji. Bahwa kesehatan menjadi hal penting dalam melaksanakan ibadah haji, termasuk saat puncak ibadah haji 8, 9 10 Dzulhijah, calon haji harus prima," ujar Rektor Pertama IAIN Palu itu.
Selanjutnya, Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama Sulteng ini mengingatkan kepada calon haji yang akan berangkat agar, tidak memaksakan diri untuk melaksanakan ibadah saat kondisi kurang baik.
"Misalkan di saat suhu atau iklim sangat panas dan mencapai 40 derajat, maka sebaiknya jamaah mempertimbangkan untuk melaksanakan ibadah di luar pemondokan. Hal itu karena, suhu atau iklim yang sangat panas, dapat memberikan pengaruh terhadap fisik atau kesehatan calon haji," kata dia.
Berkaitan dengan itu, kata dia, calon haji perlu mengingat bahwa tidak perlu memaksakan diri untuk mencium hajar aswad atau batu hitam yang ada di Kabah.
"Berdasarkan pengalaman, ada calon haji yang memaksanakan diri berebutan pergi ke Masjid Haram. Calon haji perlu mempertimbangkan faktor cuaca atau iklim untuk melaksanakan ibadah di masjid," katanya.
Ia mengingatkan kepada jamaah calon haji agar tidak mempermasalahkan bacaan saat melaksanakan tawaf di Kabah.
Dia menghimbau kepada jamaah calon haji agar sering-sering membangun komunikasi dengan ketua kelompok/rombongan atau ketua kloter.
Kantor Wilayah Kementerian Agama Sulawesi Tengah bekerja sama dengan Pemerintah Provinsi Sulteng dan kabupaten/kota sudah siap memberangkatkan 2.250 Calon Haji (Calhaj) ke tanah suci Mekkah.
Kepala Kanwil Kemenag Sulawesi Tengah H. Rusman Langke mengatakan Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Sulteng menyatakan sudah siap memberangkatkan calon haji sebanyak itu.
"InsyaAllah Jamaah Calon Haji masuk di Asrama Haji Transit Palu tanggal 24 Juli 2019, para calon haji ketika sudah di Asrama Haji akan langsung di berangkatkan ke Balikpapan, kemudian langsung diberangkatkan ke Jeddah," kata Rusman Langke.
Baca juga: Sulteng siap berangkatkan 2.250 Calhaj ke Mekkah
Baca juga: Kloter Terakhir Calhaj Sulteng Terbang ke Balikpapan
Pewarta: Muhammad Hajiji
Editor: Masnun
Copyright © ANTARA 2019
Tags: