Jakarta (ANTARA) - Pemerintah Indonesia bekerja sama dengan Kedutaan Besar Amerika Serikat untuk Indonesia memberikan pelatihan Bahasa Inggris kepada 18 petugas tanggap bencana se-ASEAN.

"Jadi ketika ada kolaborasi antaranggota atau petugas tanggap bencana se-ASEAN, mereka harus memiliki kemampuan Bahasa Inggris dalam menanggapi hal tersebut. Ini bertujuan untuk berkomunikasi satu sama lain," kata Director of Regional English Language Office (RELO), US Embassy, Jakarta, Dr Bradley Horn, di Kantor BNPB, Jakarta, Jumat.

Hal tersebut juga yang menjadi latar belakang diadakannya kursus Bahasa Inggris yakni agar antarpetugas tanggap bencana dapat berkomunikasi dengan baik.

Dalam hal ini, penyelenggara mencoba untuk melakukan pelatihan teknis yang diharapkan dapat berdampak pada efisiensi di lapangan.

"Ini dimulai dari melatih orang per orang," katanya.

Program pelatihan Bahasa Inggris tersebut sekaligus dalam rangka memperingati 70 tahun hubungan diplomatik antara Indonesia dan Amerika Serikat. Pemberian program melibatkan tiga instansi yaitu RELO, Us Agency for International Development (USAID), Middlebury Institute of International Studies at Moneterey (MIIS) dan ASEAN AHA Centre.

Pelatihan komunikasi dalam Bahasa Inggris "English Communications for Disaster Management for Asean", disampaikan dalam format terpadu dan intensif sekaligus difasilitasi instruktur MIIS.

Pada minggu pertama dan kedua, para peserta mempelajari 12 modul dalam jaringan (daring). Kemudian pada minggu ketiga, instruktur akan membimbing pengajaran melalui tatap muka.

Topik yang disampaikan instruktur, ujar dia, terintegrasi dengan konten dan bahasa secara langsung relevan dengan kawasan ASEAN.

Program pelatihan Bahasa Inggris ditujukan memperlancar kerja sama dalam operasi tanggap bencana secara regional.

Dengan mempelajari Bahasa Inggris, spesifik kebencanaan peserta dapat meningkatkan komunikasi dan kerja sama antarnegara maupun organisasi mitra untuk memfasilitasi koordinasi bantuan bencana dengan efektif.

Senada dengan itu, Program Coordinator ACE AHA Centre, Gaynor Tanyang mengatakan fungsi utama AHA Center ASEAN pada dasarnya ialah untuk mengoordinasikan respon dan tanggapan serta reaksi bersama terhadap bencana atau keadaan darurat.

"Kami sudah turun ke lapangan dan menyebar di berbagai titik. Kami berharap para peserta juga akan dikerahkan di beberapa titik atau bahkan difasilitasi nantinya di negara asli mereka sendiri," katanya.

Baca juga: Presiden tandatangani Deklarasi Respons ASEAN Terhadap Bencana
Baca juga: ASEAN diminta tingkatkan kerja sama penanggulangan bencana
Baca juga: ASEAN lembagakan bantuan bencana bersama