Perjalanan mobil listrik dari Belanda berakhir di Selandia Baru
19 Juli 2019 17:38 WIB
Petualang Belanda Wiebe Wakker dengan mobil elektriknya melakukan perjalanan dari Belanda ke Australia, terlihat di perbatasan antara Indonesia dan Bobonaro, Timor Leste, April 2018, dalam foto yang didapatkan dari media sosial. Foto diambil bulan April 2018. ANTARA FOTO/WIEBE WAKKER/PLUG ME IN PROJECT/via REUTERS/cfo
Wellington (ANTARA) - Seorang warga negara Belanda penyeru kegiatan berkelanjutan, menyelesaikan dan mengakhiri perjalanan terpanjang yang pernah dilakukan dengan kendaraan listrik di Selandia Baru pada Jumat.
Dia telah berkendara selama tiga tahun yang membuatnya melintasi lebih dari 30 negara.
Wiebe Wakker meninggalkan Nederland pada Maret 2016 dengan kendaraannya bernama "Blue Bandit" memamerkan kemungkinan moda angkutan yang berkesinambungan.
Perjalanannya didanai oleh sumbangan orang-orang yang mengikuti perjalanannya di media sosial.
"Saya ingin melakukan yang terbaik untuk memajukan teknologi ini dan menunjukkan bahwa kesinambungan adalah cara yang dapat dihidupkan untuk transportasi," kata Wakker kepada wartawan.
Jarak 101.000 kilometer ditempuh Wakker melalui Eropa Timur, Iran, India, Asia Tenggara sebelum dia mengitari Australia dan menyebrang ke Selandia Baru.
Wakker memberikan informasi terkini secara tetap pada blognya dan juga ke media sosial mengenai perjalanannya, juga perincian kunjungannya ke pabrik mobil terbesar di Teheran, kendala yang dialaminya saat berada di pulau Jawa di Indonesia dan mengunjungi tempat tempat terkenal di Australia, Outback dan Uluru.
Dia sangat bergantung pada bantuan orang-orang asing di seluruh dunia untuk mendapat makanan, tempat menumpang tinggal dan yang terpenting untuk mengisi daya pada mobilnya sepanjang perjalanan.
Sumber: Reuters
Dia telah berkendara selama tiga tahun yang membuatnya melintasi lebih dari 30 negara.
Wiebe Wakker meninggalkan Nederland pada Maret 2016 dengan kendaraannya bernama "Blue Bandit" memamerkan kemungkinan moda angkutan yang berkesinambungan.
Perjalanannya didanai oleh sumbangan orang-orang yang mengikuti perjalanannya di media sosial.
"Saya ingin melakukan yang terbaik untuk memajukan teknologi ini dan menunjukkan bahwa kesinambungan adalah cara yang dapat dihidupkan untuk transportasi," kata Wakker kepada wartawan.
Jarak 101.000 kilometer ditempuh Wakker melalui Eropa Timur, Iran, India, Asia Tenggara sebelum dia mengitari Australia dan menyebrang ke Selandia Baru.
Wakker memberikan informasi terkini secara tetap pada blognya dan juga ke media sosial mengenai perjalanannya, juga perincian kunjungannya ke pabrik mobil terbesar di Teheran, kendala yang dialaminya saat berada di pulau Jawa di Indonesia dan mengunjungi tempat tempat terkenal di Australia, Outback dan Uluru.
Dia sangat bergantung pada bantuan orang-orang asing di seluruh dunia untuk mendapat makanan, tempat menumpang tinggal dan yang terpenting untuk mengisi daya pada mobilnya sepanjang perjalanan.
Sumber: Reuters
Penerjemah: Maria D Andriana
Editor: Eliswan Azly
Copyright © ANTARA 2019
Tags: