Solo (ANTARA) - Monumen Pers Nasional memamerkan sejumlah koleksi lawas di Festival Ranggawarsita 2019 dengan tema "Diversity for Unity" selama 18-22 Juli 2019.

"Kami memamerkan lima koleksi, yaitu kamera, mesin ketik, replika koran, dan replika majalah," kata Kepala Monumen Pers Nasional Widodo Hastjaryo di Solo, Jumat.

Untuk mesin ketik, kata dia, bermerek Continental Standard A dengan seri 855365-1, diproduksi di Jerman pada 1914.

Ia mengatakan sekitar 1930 mesin ketik tersebut pernah dipakai oleh perusahaan percetakan dan penerbitan buku terbesar di Hindia Belanda N.V. Koninklijke Boekhandelen Drukkerij G. Kolff & Co dengan Kantor Cabang di Surabaya.

"Perusahaan milik Gualtherus Johannes Cornelis Kolff ini berpusat di Batavia sejak tahun 1858. Di Jerman, Continental merupakan merek mesin ketik yang paling sukses di pasaran," katanya.

Selain itu, katanya, replika kamera kuno berbahan kayu yang digunakan sekitar 1880 dan dikenal dengan tipe kamera "wet collodion".

"Pemerintah Belanda menggunakan kamera ini sebagai salah satu alat pendokumentasian karya-karya seni dan artefak Hindia Belanda saat itu, salah satu yang paling penting adalah saat pekerjaan restorasi Candi Borobudur hingga tahun 1890," katanya.

Untuk replika koran, ada De Locomotief yang merupakan koran pertama dengan lokasi terbit di Semarang pada zaman Hindia Belanda.

Ia mengatakan perusahaan tersebut berdiri pada 1845, sedangkan replika koran yang dipamerkan saat itu terbit pada 1863.

Ada pula replika Koran Slompret Melajoe yang merupakan surat kabar Hindia Belanda dan pertama kali terbit pada 3 Februari 1860.

Ia mengatakan koran itu diterbitkan oleh G.C.T Van Dorp dengan D. Appel sebagai editornya.

"Koran ini terbit di Semarang dan berbahasa Melayu," katanya.

Selain itu, replika Majalah Djawa Tengah Review yang terbit pada 1929.

Sebagai rangkaian festival tersebut, pihaknya juga menggelar promosi Monumen Pers Nasional dengan tema "Pelajar dan Museum".

"Jadi kami mempromosikan monumen ini untuk makin mengenalkan kepada masyarakat luas," katanya.


Baca juga: Delapan Museum Ramaikan "Festival Ranggawarsita"
Baca juga: 400 Ribu Eksemplar Koran Kuno Digitalisasi