Belum teraliri listrik Desa Sekaduyan Taka di perbatasan RI-Malaysia
18 Juli 2019 20:48 WIB
Gedung sekolah yang terdiri atas tiga ruang belajar yang berdiri di tengah-tengah perkebunan kelapa sawit di Desa Sekaduyan Taka, Kecamatan Sei Menggaris, Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara, yang berbatasan dengan negara tetangga Malaysia. Lahan yang digunakan merupakan hibah warga setempat. (FOTO ANTARA/Rusman).
Nunukan (ANTARA) - Salah satu kawasan di Provinsi Kalimantan Utara (Kaltara) yang berbatasan langsung dengan Malaysia, yakni Desa Sekaduyan Taka, Kecamatan Sei Menggaris, Kabupaten Nunukan, sampai saat ini belum dialiri listrik dari PT PLN.
Seorang warga bernama Kuing Suran, yang juga Ketua Adat Dayak Sei Kelayan, Desa Sekaduyan Taka, Kamis mengaku prihatin atas kondisi kampungnya yang belum menikmati aliran listrik dari PT PLN.
Padahal, kata dia, tiang-tiang listrik yang terbuat dari beton itu telah berdiri sejak puluhan tahun lalu.
"Tiang listriknya sudah lama berdiri tapi sampai sekarang belum juga ada penyambungan ke rumah-rumah warga," katanya.
Baca juga: Masyarakat perbatasan berharap nikmati listrik
Hal yang sama dikemukakan Kepala Desa Sekaduyan Taka, Putra Sinar Jaya. Ia menyatakan bahwa daerahnya sangat merindukan namanya penerangan listrik dari PT PLN.
Hanya saja, kata dia, sampai saat ini belum juga ada tanda-tanda ada penyambungan masuk di rumah-rumah warganya yang mencapai 1.000 kepala keluarga itu.
Ia menambahkan, penerangan yang digunakan warganya selama ini hanya menggunakan genset atau aliran listrik dari perusahaan kelapa sawit yang beroperasi di daerahnya.
Padahal, lanjut Putra, penerangan listrik dari PT PLN sangat didambakan masyarakatnya agar bisa menikmatinya selama 24 jam.
Putra dan sejumlah warganya mengharapkan kepada PT PLN agar segera membuka penyambungan ke dalam rumah. Sebab, warga di desa tersebut memiliki penghasilan per kapita yang cukup tinggi.
Hampir seluruh warga di Desa Sekaduyan Taka, katanya, mencari nafkah dari kebun kelapa sawit yang telah berproduksi sejak beberapa tahun terakhir ini.
Baca juga: Pemkab Nunukan panggil PT PLN akibat pemadaman listrik selama Ramadhan
Baca juga: Investor Tiongkok bangun PLTA di Nunukan
Baca juga: PLN Tetap Beli Listrik Malaysia Untuk Perbatasan
Baca juga: PLN Kalbar akan jual listrik ke Malaysia
Seorang warga bernama Kuing Suran, yang juga Ketua Adat Dayak Sei Kelayan, Desa Sekaduyan Taka, Kamis mengaku prihatin atas kondisi kampungnya yang belum menikmati aliran listrik dari PT PLN.
Padahal, kata dia, tiang-tiang listrik yang terbuat dari beton itu telah berdiri sejak puluhan tahun lalu.
"Tiang listriknya sudah lama berdiri tapi sampai sekarang belum juga ada penyambungan ke rumah-rumah warga," katanya.
Baca juga: Masyarakat perbatasan berharap nikmati listrik
Hal yang sama dikemukakan Kepala Desa Sekaduyan Taka, Putra Sinar Jaya. Ia menyatakan bahwa daerahnya sangat merindukan namanya penerangan listrik dari PT PLN.
Hanya saja, kata dia, sampai saat ini belum juga ada tanda-tanda ada penyambungan masuk di rumah-rumah warganya yang mencapai 1.000 kepala keluarga itu.
Ia menambahkan, penerangan yang digunakan warganya selama ini hanya menggunakan genset atau aliran listrik dari perusahaan kelapa sawit yang beroperasi di daerahnya.
Padahal, lanjut Putra, penerangan listrik dari PT PLN sangat didambakan masyarakatnya agar bisa menikmatinya selama 24 jam.
Putra dan sejumlah warganya mengharapkan kepada PT PLN agar segera membuka penyambungan ke dalam rumah. Sebab, warga di desa tersebut memiliki penghasilan per kapita yang cukup tinggi.
Hampir seluruh warga di Desa Sekaduyan Taka, katanya, mencari nafkah dari kebun kelapa sawit yang telah berproduksi sejak beberapa tahun terakhir ini.
Baca juga: Pemkab Nunukan panggil PT PLN akibat pemadaman listrik selama Ramadhan
Baca juga: Investor Tiongkok bangun PLTA di Nunukan
Baca juga: PLN Tetap Beli Listrik Malaysia Untuk Perbatasan
Baca juga: PLN Kalbar akan jual listrik ke Malaysia
Pewarta: Rusman
Editor: Andi Jauhary
Copyright © ANTARA 2019
Tags: