Medan (ANTARA) - Slank bersama grup-grup musik jagoan Medan seperti Finger Print, Trigger Anger dan Riven akan memanaskan panggung "Magnumotion - Slank Mantap Melangkah Tour 2019" di Pekan Raya Sumatera Utara, Medan, Kamis.

Raffie dari SACHI sebagai promotor "Magnumotion - Slank Mantap Melangkah Tour 2019" dalam jumpa pers di Medan, Kamis, berharap semangat dan motivasi para musikus Medan bisa terpantik lewat acara kolaborasi bersama Revision Live.

“Slank akan membawakan sekitar 19-22 lagu dengan durasi satu jam 45 menit. (Penampilan) itu sudah seperti konser tunggal,” kata Raffie.

Slank dipilih sebagai penampil utama untuk berbagi inspirasi sebagai contoh grup musik indie yang berhasil meraih kesuksesan di Indonesia.

Sebelum tampil di Medan, Slank sudah manggung di Garut, Bandung, dan Sukabumi kemudian tur akan dilanjutkan ke Panyabungan, Kisaran, Pekanbaru, Lampung, Lubuk Linggau, dan Lahat hingga akhir Agustus.

Band Rocket Rockers asal Bandung juga ikut tampil dalam gelaran musik yang membuka kesempatan kepada musikus lokal berbakat untuk tampil bersama dengan grup musik legendaris.

Slank bukan hanya menjadi penampil utama, mereka juga dilibatkan untuk memilih rancangan suvenir resmi dari 3.000 karya yang masuk. Di tengah kesibukannya, tutur David dari Revision Live, Slank tetap bersemangat dan antusias mencari karya terbaik dari orang-orang berbakat di berbagai daerah.

Pemenang kompetisi desain merchandise asal Medan, Agung, mengaku bangga karyanya juga diapresiasi oleh Slank. Kebanggaan itu jadi motivasi untuk terus berkreasi di bidang yang saat ini ia geluti.

Perhelatan Magnumotion 2019 juga memberi tempat untuk para kreator Medan memamerkan karyanya di area pameran.

“Banyak kreativitas Medan yang bisa dilihat di sini,” kata David.

Salah satu kreator yang tampil adalah toko Euphoria Rockstore yang didirikan untuk mewadahi komunitas musik keras di kota itu.

“Magnumotion jadi sebuah kesempatan berharga dan dapat menginspirasi kami untuk dapat mantap melangkah dan menciptakan ruang bagi pegiat skena underground agar dapat maju bersama dengan produk mereka,” tutur Adilta Ginting, pendiri Euphoria Rockstore.

Baca juga: Memperkuat komunitas musik indie lewat bisnis pakaian