Barantan fasilitasi pemetaan komoditas pertanian unggulan di Gorontalo
18 Juli 2019 17:42 WIB
Ekspor perdana komoditas pelet kayu atau "wood pellet" asal Gorontalo ke Korea Selatan melalui Pelabuhan Anggrek di Gorontalo Utara. (Antara/Susanti Sako)
Gorontalo (ANTARA) - Balai Karantina Pertanian (Barantan) akan memfasilitasi pemetaan komoditas pertanian unggulan di Provinsi Gorontalo, dalam rangka mendorong geliat ekspor.
Hal itu diungkap drh Indra Dewa, Kepala Balai Karantina Pertanian Kelas II Gorontalo, saat melepas ekspor perdana pelet kayu atau "wood pellet" asal Gorontalo ke Korea Selatan melalui Pelabuhan Anggrek di Gorontalo Utara, Kamis.
Indra mengatakan, pemerintah daerah setempat sangat bersemangat mendorong ekspor komoditas pertanian.
"Semangat itu nampak jelas melalui kerja sama yang sangat baik dengan instansi vertikal yang ada," ujar Indra.
Mapping atau pemetaan komoditas pertanian unggulan asal Gorontalo diyakini berdampak besar mendorong ekspor, apalagi pihaknya telah meluncurkan aplikasi peta komoditas ekspor "IMACE".
Harapannya khusus di tahun 2019, Provinsi Gorontalo dapat menyumbang devisa bagi negara, naik di atas 1 digit dari tahun sebelumnya mencapai 0,03 persen.
Indra memastikan, Balai Karantina Pertanian ada di Gorontalo senantiasa menjaga daerah itu untuk cegah pangkal hama penyakit terhadap produk-produk unggulan siap ekspor.
"Maka pengusaha tidak perlu khawatir untuk berinvestasi di Gorontalo," ujarnya.
Sementara itu, Gubernur Rusli Habibie mengaku bangga, Gorontalo bisa melakukan ekspor secara total.
Artinya kata dia, bahan baku yang digunakan benar-benar berasal dari daerah itu dan ekspor tercatat dari Gorontalo.
"Biasanya kita membuat produk untuk melakukan ekspor komoditas yang bahan bakunya diimpor, namun kali ini benar-benar seluruhnya dari Gorontalo. Sehingga masyarakat terlibat langsung dan ikut menikmatinya," ucap Rusli.
Ia berharap, pihak investor memperhatikan syarat atau spefisikasi komoditas sesuai permintaan luar negeri.
Rusli pun meminta agar seluruh stakeholder agar mendukung kegiatan investasi untuk mendorong ekspor, dengan memudahkan proses perizinan, tidak melakukan pungutan liar, hingga memperlambat perizinan.
"Jangan lagi menggunakan cara-cara lama, agar kegiatan investasi berhasil, dirasakan masyarakat apalagi jika mendapat dukungan masyarakat dan melibatkan mereka secara langsung, sudah pasti uang akan berputar di daerah ini," ujarnya.
Baca juga: Mentan lepas ekspor tepung kelapa 8.160 ton dari Gorontalo
Baca juga: SKIPM : Ekspor tuna Gorontalo capai 11,9 ton
Baca juga: Berkah kaliandra berkat pelet kayu
Hal itu diungkap drh Indra Dewa, Kepala Balai Karantina Pertanian Kelas II Gorontalo, saat melepas ekspor perdana pelet kayu atau "wood pellet" asal Gorontalo ke Korea Selatan melalui Pelabuhan Anggrek di Gorontalo Utara, Kamis.
Indra mengatakan, pemerintah daerah setempat sangat bersemangat mendorong ekspor komoditas pertanian.
"Semangat itu nampak jelas melalui kerja sama yang sangat baik dengan instansi vertikal yang ada," ujar Indra.
Mapping atau pemetaan komoditas pertanian unggulan asal Gorontalo diyakini berdampak besar mendorong ekspor, apalagi pihaknya telah meluncurkan aplikasi peta komoditas ekspor "IMACE".
Harapannya khusus di tahun 2019, Provinsi Gorontalo dapat menyumbang devisa bagi negara, naik di atas 1 digit dari tahun sebelumnya mencapai 0,03 persen.
Indra memastikan, Balai Karantina Pertanian ada di Gorontalo senantiasa menjaga daerah itu untuk cegah pangkal hama penyakit terhadap produk-produk unggulan siap ekspor.
"Maka pengusaha tidak perlu khawatir untuk berinvestasi di Gorontalo," ujarnya.
Sementara itu, Gubernur Rusli Habibie mengaku bangga, Gorontalo bisa melakukan ekspor secara total.
Artinya kata dia, bahan baku yang digunakan benar-benar berasal dari daerah itu dan ekspor tercatat dari Gorontalo.
"Biasanya kita membuat produk untuk melakukan ekspor komoditas yang bahan bakunya diimpor, namun kali ini benar-benar seluruhnya dari Gorontalo. Sehingga masyarakat terlibat langsung dan ikut menikmatinya," ucap Rusli.
Ia berharap, pihak investor memperhatikan syarat atau spefisikasi komoditas sesuai permintaan luar negeri.
Rusli pun meminta agar seluruh stakeholder agar mendukung kegiatan investasi untuk mendorong ekspor, dengan memudahkan proses perizinan, tidak melakukan pungutan liar, hingga memperlambat perizinan.
"Jangan lagi menggunakan cara-cara lama, agar kegiatan investasi berhasil, dirasakan masyarakat apalagi jika mendapat dukungan masyarakat dan melibatkan mereka secara langsung, sudah pasti uang akan berputar di daerah ini," ujarnya.
Baca juga: Mentan lepas ekspor tepung kelapa 8.160 ton dari Gorontalo
Baca juga: SKIPM : Ekspor tuna Gorontalo capai 11,9 ton
Baca juga: Berkah kaliandra berkat pelet kayu
Pewarta: Susanti Sako
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2019
Tags: