Palangka Raya (ANTARA) - Kebakaran hutan dan lahan di sejumlah wilayah di Provinsi Kalimantan Tengah terus meluas sehingga berdampak pada timbulnya kabut asap yang mengancam kesehatan.
"Kemarin (Rabu) untuk wilayah Kalimantan Tengah setidaknya ada 54 titik panas yang terpantau. Kami minta ini bisa menjadi perhatian bersama agar kebakaran tidak semakin meluas," kata Plt Badan Penanggulangan Bencana dan Pemadam Kebakaran Provinsi Kalimantan Tengah Mofit Saptono Subagio, di Palangka Raya, Kamis.
Dia menerangkan, 54 titik panas itu tersebar yakni 36 titik di Kabupaten Pulang Pisau, 12 di Kabupaten Kotawaringin Timur, empat titik di Kota Palangka Raya dan dua titik di Kabupaten Kapuas.
Sementara luas lahan terbakar hingga pertengahan Juli tercatat 370,08 hektare. Untuk Kabupaten Pulang Pisau, lahan yang terbakar cukup luas.
Sebagai upaya penanganan dan penanggulangan bencana kebakaran hutan dan lahan, pihaknya telah mengusulkan kepada pusat untuk menyediakan helikopter water bombing.
"Usulan heli sudah disampaikan. Saya terima whatsapp dari BNPB bahwa pihak ketiga akan segera membantu penyediaan heli," kata pria yang pernah menjabat Wakil Wali Kota Palangka Raya itu.
Menurut dia, keberadaan helikopter itu diperlukan untuk melakukan pemadaman di lahan yang sulit dijangkau petugas pemadam dari jalur darat. Keberadaan helikopter water bombing juga sebagai dukungan pemadaman dari udara saat petugas pemadan di darat kesulitan mendapat akses sumber air.
Mofit pun mengajak masyarakat di Kalimantan Tengah turut aktif melakukan pencegahan dan penanggulangan kebakaran hutan dan lahan minimal di lahan yang dimiliki.
"Jangan membakar lahan karena akan sulit dilakukan pemadaman. Jika melihat api kecil segera upayakan padamkan dan segera lapor kepada petugas," katanya.
Sementara itu, Wakil Ketua Komisi C Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Palangka Raya Subandi meminta Dinas Kesehatan dan Dinas Pendidikan mengantisipasi potensi Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) pada siswa yang diakibatkan adanya kabut asap.
"Beberapa waktu terakhir kota kita mulai di selimuti kabut asap. Untuk itu Disdik dan Dinkes harus bergerak aktif memastikan anak-anak sekolah terbebas dari ISPA," kata Subandi
Menurut politisi Golkar itu, saat ini potensi penyebaran infeksi saluran pernapasan akut sangat tinggi terutama bagi anak-anak, siswa taman kanak-kanak, siswa sekolah dasar hingga sekolah menengah pertama.
Hal itu karena kebiasaan anak-anak tersebut yang lebih suka beraktivitas di luar ruangan dan enggan menggunakan masker. Padahal kondisi udara di Palangka Raya saat ini mulai diselimuti kabut asap.*
Baca juga: Wali Kota: Kabut asap Palangka Raya kiriman tetangga
Baca juga: Upacara peringatan HUT Palangka Raya diwarnai kabut asap
Kebakaran hutan dan lahan di Kalteng terus meluas
18 Juli 2019 16:23 WIB
Aktivitas warga di Kota Palangka Raya, Kalteng yang diselimuti kabut asap tipis. Dok ANTARA FOTO/Saptono)
Pewarta: Rendhik Andika
Editor: Dewanti Lestari
Copyright © ANTARA 2019
Tags: