Jakarta (ANTARA) - Sejumlah warga Jakarta menyayangkan pembongkaran instalasi seni bambu "getih-getah" di salah satu sudut Bundaran Hotel Indonesia (HI) karena selain biaya pembuatan yang mahal, juga sudah terlanjur jadi ikon di kawasan itu.

"Ya sudah terbiasa melihat itu (getih-getah) sih ya tiap lewat sini. Kan itu mahal, ya, biayanya," ujar Dista, seorang pegawai yang bekerja di sekitar kawasan tersebut, Kamis.

Hal yang sama juga diutarakan Rama, mahasiswa tingkat awal yang sering melewati Bundaran HI tersebut untuk menaiki transportasi umum.

Baca juga: Bambu "Getih Getah" sudah tidak ada di Bundaran HI

Menurutnya, instalasi bambu tersebut sudah cukup melekat baginya sebagai salah satu ikon di sana.

"Selain mahal, kayaknya sudah jadi ikon sendiri, kalau menurutku, selain Monumen Selamat Datang di belakangnya. Jadi ya sedih juga," kata dia.

Namun, baik Dista maupun Rama tidak menampik bahwa pembongkaran tersebut sangat memungkinkan untuk dilakukan, lantaran kondisinya yang sudah tidak sebagus seperti pemasangan pertama pada Agustus 2018.

Baca juga: DPRD DKI panggil dinas terkait pembongkaran "Getah-Getih"

"Pas nonton konser HUT DKI kemarin (Sabtu, 22/6), aku ada di dekat bambu itu. Ya emang sudah agak rapuh gitu, ya, kayaknya. Mungkin itu yang bikin dibongkar," kata Rama.

Sementara itu, pembongkaran instalasi karya Joko Avianto tersebut dilakukan pada Rabu (17/7) sekitar pukul 21.00 WIB oleh Dinas Kehutanan Pertamanan dan Pemakaman DKI Jakarta karena kondisinya yang sudah rapuh karena cuaca.

Instalasi yang belum genap menginjak usia satu tahun tersebut dulunya diresmikan Gubernur Jakarta Anies Baswedan dalam rangka menyambut perhelatan Asian Games 2018.

Baca juga: "Getah-Getih" Bunderaan HI dibongkar, ini tanggapan DPRD DKI

Biaya pembuatan serta pemasangan instalasi seni bambu tersebut menelan biaya hingga Rp550 juta.