Washington (ANTARA) - Presiden AS Donald Trump pada Rabu di Kantor Oval Gedung Putih menemui sekelompok orang dari 17 negara termasuk China, Turki, Korea Utara, Iran dan Myanmar -- yang menurut Gedung Putih merupakan penyintas penganiayaan terkait kebebasan beragama.

Trump, yang memperhitungkan orang penginjil Kristen di antara basis politik intinya, menjadikan kebebasan beragama sebagai salah satu pusat kebijakan luar negerinya dan Departemen Luar Negeri menjadi tuan rumah KTT tentang topik tersebut pekan ini.

Empat orang yang diidentifikasi oleh Gedung Putih berasal dari China dari 27 partisipan yang bertemu dengan Trump yakni Jewher Ilham, seorang Muslim Uighur, Yuhua Zhang, praktisi Falun Gong, Nyima Lhamo, Budha Tibet dan Manping Ouyang, seorang Kristen.

Selama pertemuan 30 menit Trump bertanya tentang pengalaman mereka.

Pemerintah China, yang terlibat perang dagang dengan Trump, menolak saran apapun bahwa mereka melanggar hak beragama dan asasi manusia.

Hampir puluhan negara di Dewan HAM PBB pekan ini mendesak China agar menghentikan penganiayaan terhadap etnis Uighur di Xinjinag, tempat para ahli PBB dan pegiat katakan sedikitnya satu juta orang ditahan di pusat penahanan tersebut.

Adapun penyintas yang bertemu dengan Trump di antaranya adalah orang Kristen dari Myanmar, Vietnam, Korea Utara, Iran, Turki, Kuba, Eritrea, Nigeria dan Sudan. Sementara itu dari kalangan Muslim berasal dari Afghanistan, Sudan, Pakistan dan Selandia Baru. Ada pula Rohingya dari Myanmar, Yahudi dari Yaman dan Jerman, praktisi Cao Dai dari Vietnam dan Yazidi dari Irak.

Sumber: Reuters

Baca juga: Zarif: Trump tergoda sekutu untuk patahkan kesepakatan 2015

Baca juga: Trump nyatakan razia keimigrasian akan 'segera' dimulai