Temanggung (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Temanggung dan Wonosobo, Jawa Tengah, siap mendeklarasikan ikrar menjaga kelestarian lingkungan di kawasan lereng Gunung Sindoro dan Gunung Sumbing.

Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Temanggung, Woro Andijani di Temanggung, Rabu, mengatakan deklarasi bakal dilakukan Bupati Temanggung M. Al Khadziq dan Bupati Wonosobo Eko Purnomo pada Sendratari Sindoro Sumbing di Lapangan Kledung, Sabtu (20/7).

Ia menyampaikan hal tersebut saat memberikan keterangan pers rencana pentas Sendratari Sindoro Sumbing (FSS) dalam rangkaian Festival Sindoro Sumbing.

Kegiatan dihadiri Kepala Seksi Seni dan Budaya Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Wonosobo Fatonah Ismangil dan Direktur FSS 2019 Imam Abdul Rofiq.

Menurut Woro selain akan memberikan penampilan spesial dalam Sendratari Sindoro Sumbing, dua kepala daerah tersebut akan membacakan deklarasi bersama, mengajak seluruh masyarakat bersama-sama menjaga kelestarian alam, karena kerusakan lingkungan di Gunung Sindoro maupun Gunung Sumbing, baik akibat kebakaran hutan maupun adanya penambangan liar, berupa galian c sudah semakin parah.

"Baik bapak Bupati Temanggung maupun bapak Bupati Wonosobo sudah siap melakukan deklarasi, komitmen menjaga kelestarian lingkungan di kawasan Gunung Sindoro dan Sumbing. Melalui komitmen bersama ini, diharapkan dua daerah kabupaten ini senantiasa bekerja sama mengajak masyarakat dalam menciptakan kawasan Sindoro-Sumbing yang lestari," katanya.

Pamong Budaya Disbudpar Temanggung Sugeng Riyadi mengungkapkan isu-isu lingkungan sengaja diangkat dalam gelaran sendratari tersebut, karena baik kebakaran hutan maupun kerusakan lingkungan di lereng Sindoro-Sumbing akibat kegiatan penambangan liar sudah sangat parah.

"Bukan hanya di Wonosobo, di Temanggung juga ada sehingga perlu ada sikap dari dua kabupaten ini," katanya.

Melalui pendekatan kebudayaan, katanya memang pihaknya ingin meningkatkan kesadaran masyarakat untuk lebih sayang dengan lingkungan.

Selain itu, hal ini juga menjadi kritik bersama, lebih khusus pemangku kebijakan agar nantinya ada peraturan yang dibuat dua kabupaten tersebut, menyikapi kerusakan lingkungan maupun kasus kebakaran hutan yang sudah sering terjadi.

Kepala Seksi Seni dan Budaya Disparbud Wonosobo Fatonah Ismangil mengatakan upaya mengembalikan kelestarian lingkungan di lereng Sindoro-Sumbing butuh keterlibatan dua kabupaten ini.

"Bukan hanya pemerintah saja, melainkan juga segenap elemen masyarakat lainnya," katanya.

Ia menuturkan pendekatan kesenian dan kebudayaan dalam gelaran FSS dengan mengangkat tema "Lestari" memang diharapkan dapat menyadarkan masyarakat akan pentingnya menjaga kelestarian lingkungan.

Ia mengatakan rangkaian kegiatan FSS memang sengaja digelar lebih dekat dengan kawasan lereng Sindoro-Sumbing yang mengalami kerusakan agar pelaku perusakan alam semakin risih dengan tindakannya. ***1***