Hong Kong (ANTARA) - Jumlah wisatawan ke Hong Kong merosot dan tingkat hunian hotel anjlok setelah kota yang dikuasai China tersebut diguncang oleh protes politik yang kadangkala rusuh selama satu bulan belakangan.

Kondisi tersebut menambah tekanan atas ekonomi kota itu, yang sudah berjuang. Kemerosotan dilaporkan pada Rabu setelah ritel Hong Kong memperingatkan bahwa pada Juli dan Agustus penjualan mungkin anjlok sampai dua digit dari tahun lalu saat wisatawan membatalkan kunjungan mereka.

Seperti banyak ekonomi Asia yang mengandalkan ekspor, Hong Kong telah dilanda oleh perang dagang AS-China selama satu tahun dan berkembang pada langkah paling rendahnya dalam hampir 10 tahun pada kuartal pertama.

Menteri Pembangunan Ekonomi dan Perdagangan Edward Yau pada Rabu mengatakan ia melihat "tanda negatif" dari ekonomi di luar kemerosotan dalam perdagang, ritel dan pengiriman barang dalam lima sampai enam bulan.

"Tiga pekan lalu saya bertemu dengan pengusaha pariwisata dan mereka mempkerirakan dampak lima sampai 10 persen, tapi sekarang sektor perhotelan khawatir dampaknya akan lebih besar," kata Yau kepada wartawan, sebagaimana dikutip Reuter --yang dipantau Antara di Jakarta, Rabu.

Pemerintah akan memperluas pendaan untuk secara lebih baik membantu perusahaan kecil, ia menambahkan.

Federasi Serikat Dagang Hong Kong pada Rabu mengatakan jumlah biro perjalanan dari China Daratan telah turun jadi 5.641 pada Juni dari rata-rata per bulan 7.800 pada awal tahun ini.

Tingkat hunian hotel merosot sebanyak 20 persen pada Juni dari tahun lalu, dan diperkirakan anjlok sampai 40 persen pada Juli tahun ini, katanya. Hong Kong adalah salah satu tujuan wisata paling terkenal di Asia dan pusat keuangan global.

Sumber: Reuters
Baca juga: Pemerotes berunjuk rasa lagi di Hong Kong, dekati turis China
Baca juga: Polisi Hong Kong minta jaminan perlindungan jelang aksi lanjutan
Baca juga: Hezhou bangun tujuan rekreasi dan pariwisata di Guangdong - Hong Kong - Macau Greater Bay Area