Yogyakarta (ANTARA News) - Kunjungan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono ke Iran semakin menegaskan sikap politik luar negeri Indonesia yang bebas dan aktif, kata seorang pengamat politik di Yogyakarta, Selasa. Sikap ini, kata Drs Arief Setiawan MSi, merupakan wujud politik luar negeri Indonesia yang bebas dan aktif meski resolusi Dewan Keamanan (DK) PBB terkait program nuklir Iran menghendaki negara lain tidak menjalin kerjasama dengan Iran. Ia menilai kunjungan Presiden ke Iran juga mempertegas posisi Indonesia sebagai negara berdaulat dan berhak menjalin kerjasama dengan negara mana pun. "Soal program nuklir Iran, selama itu untuk kepentingan damai, tidak ada masalah, dan ini sudah ditunjukkan Indonesia dalam sidang DK PBB dengan mengambil sikap abstain terhadap resolusi ketiga program nuklir Iran," katanya. Arief juga menilai kunjungan Presiden akan berdampak bagi peningkatan hubungan bilateral kedua negara karena agenda kunjungan tersebut mencakup kerjasama bidang energi, perdagangan, pertanian dan pendidikan. Ia mengharapkan melalui berbagai kerjasama itu dapat memberi nilai positif bagi peningkatan kesejahteraan dan pengembangan ilmu pengetahuan secara sinergis antarkedua negara yang sama-sama negara berkembang.(*)