Jakarta (ANTARA News) - PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (Telkom) memutuskan tidak memberikan kompensasi kepada pelanggan Speedy terkait gangguan jaringan pada 29 Februari 2008, yang disebabkan terputusnya jalur "backbone" kabel optik di Palembang. "Setelah mempelajari peristiwa itu dan mempertimbangkan lama gangguan serta faktor-faktor yang menjadi penyebab gangguan, maka diputuskan tidak ada kompensasi kepada pengguna Speedy," kata Vice President Public and Marketing Communication Telkom, Eddy Kurnia, di Jakarta, Senin. Menurut Eddy, putusnya jalur kabel optik di Palembang akibat pekerjaan jalan layang (fly over) merupakan faktor eksternal dan berada di luar kontrol Telkom, sehingga kerusakan yang ditimbulkan terhadap jalur terestrial tersebut sama sekali tidak ada faktor kesengajaan. Diketahui, komunikasi data internet Speedy lumpuh pada 29 Februari 2008, mulai sekitar pukul 03.59 WIB dan kembali normal sekitar pukul 23.50 WIB. Akibatnya, sejumlah pengguna layanan ini baik perorangan maupun korporasi menuntut ganti rugi karena tidak bisa melakukan akses internet. Hingga akhir 2007 jumlah pelanggan Speedy Telkom mencapai 241.000 satuan sambungan layanan (SSL), melonjak dari 93.000 SSL pada 2006. Sedangkan 2008 pelanggan diproyeksikan mencapai 400.000 SSL. "Kami menyesalkan terjadinya gangguan tersebut, sebab selain pengguna, Telkom sendiri dirugikan baik secara materil maupun citra. Telkom akan menyampaikan komplain atas kelalaian ini," kata Eddy. Untuk itu pihaknya terus berupaya memperketat sistem pengamanan jaringan backbone sehingga kejadian terganggunya layanan komunikasi data Speedy tidak terulang kembali. "Telkom sebenarnya sudah memiliki prosedur operasi yang baku dalam mengamankan jaringan backbone, baik yang melintas melalui jalur kabel laut maupun terestrial. Namun peristiwa gangguan pada jaringan backbone pada 29 Februari 2008 mendorong Telkom lebih ketat lagi menerapkan sistem pengamanannya," tutur Eddy. Ia menjelaskan, ketika kabel laut milik Telkom terganggu pada 20 Februari 2008, Telkom segera melakukan perbaikan dengan mengalihkan lalu lintas data dari Jakarta-Tanjung Pandan-Pontianak-Batam-Pekanbaru-Palembang-Baturaja-Lampung-Jakarta ke jalur terestrial (darat) dengan rute Jakarta-Lampung-Palembang-Pekanbaru-Dumai-Batam-Jakarta, sehingga masalah ini tidak berdampak pada pelanggan. "Namun, belum selesai ring kabel diperbaiki, jaringan backbone serat optik yang ditanam di bawah tanah juga terganggu akibat pekerjaan pembangunan jalan layang di Palembang. Telkom lalu mengalihkan trafik melalui satelit dan radio transmisi digital yang hanya mampu mengalirkan 10 persen dari total volume trafik," katanya.(*)