Dinas Pendidikan fasilitasi KPAI cek kasus MOS Palembang
16 Juli 2019 20:19 WIB
Tersangka Pelaku inisial OP ditampilkan saat rilis kasus tewasnya siswa saat Masa Orientasi Sekolah (MOS) SMA Taruna Indonesia di Mapolresta Palembang, Sumsel, Senin (15/7/2019). Delwyn Berli Julindro. ANTARA FOTO/Feny Selly/pd. (ANTARA FOTO/FENY SELLY)
Palembang (ANTARA) - Dinas Pendidikan Sumatera Selatan siap memfasilitasi anggota Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) mengecek kasus meninggalnya seorang siswa SMA Taruna Palembang meninggal dunia akibat dugaan tindak kekerasan dalam kegiatan Masa Orientasi Sekolah (MOS).
"Sejumlah anggota KPAI akan datang ke Palembang terkait siswa meninggal dunia saat MOS pada Rabu (17/7), kami siap memfasilitasi ke sekolah SMA Taruna," ujar Kepala Dinas Pendidikan Sumsel Widodo, di Palembang, Selasa.
Rombongan KPAI akan diberikan penjelasan terkait kasus MOS tersebut, dan akan diajak mengecek ke lapangan dan melakukan pertemuan dengan sejumlah pihak terkait.
Tidak ada persepsi subjektif terkait kasus tersebut, silakan komisioner KPAI melihat permasalahan itu secara orisinil di lapangan.
"Mereka akan diberikan penjelasan semua yang dibutuhkan terkait kasus tersebut, kemudian bisa bertemu penyidik Polresta Palembang yang telah menangkap seorang tersangka kasus MOS itu, masyarakat sekitar sekolah, pihak sekolah, yayasan, panitia MOS, teman-teman almarhum," ujarnya.
Dengan penjelasan dan pengecekan ke lapangan diharapkan komisioner KPAI bisa mendapatkan data yang akurat sesuai dengan fakta dan keterangan berbagai pihak, sehingga jelas atau tidak simpang siur.
Untuk melakukan pencegahan kegiatan MOS agar tidak terjadi tindak kekerasan, pihaknya sudah berulang kali mengingatkan pihak sekolah.
"Masalahnya muncul di SMA Taruna menyiapkan siswanya untuk masuk TNI, Polri sehingga kegiatan MOS mengarah pada kegiatan fisik yang berpotensi disalahgunakan kakak kelas atau pembina melakukan tindak kekerasan," ujarnya.
Sementara Kapolda Sumsel Irjen Pol Firli mengatakan, pihaknya berupaya melakukan koordinasi dengan dinas pendidikan provinsi dan kabupaten/kota untuk mencegah terulangnya kasus masa orientasi sekolah (MOS) seperti di SMA Taruna Palembang yang mengakibatkan seorang siswanya meninggal dunia.
Kegiatan pembinaan mental siswa baru Tahun Ajaran 2019 di SMA Taruna Palembang yang mengakibatkan seorang siswa meninggal dunia karena dipukul oleh pembina MOS sangat disesalkan dan tidak boleh terjadi lagi.
Kasus meninggalnya siswa dengan identitas Delwin Berli (14) saat mengikuti MOS di SMA Taruna Palembang, Sabtu (13/7) berhasil diungkap oleh tim Reskrimum Polresta Palembang dalam waktu relatif singkat sekitar 27 jam dengan mengamankan seorang tersangka Ofa (24) dan barang bukti satu potong bambu yang panjangnya sekitar dua meter yang diduga digunakan untuk memukul korban.
Berdasarkan hasil olah Tempat Kejadian Perkara (TKP) dan pemeriksaan forensik di RS Bhayangkara Polda Sumsel, di bagian kepala korban sebelah kanan ditemukan luka memar akibat benda tumpul yang mengakibatkan meninggalnya siswa yang mengikuti MOS itu.
Dengan pengungkapan kasus terjadinya praktik pemukulan oleh pembina MOS itu, perlu dilakukan tindakan pencegahan agar tidak terjadi lagi di sekolah tersebut dan sekolah lainnya.
"Kasus pembinaan mental kepada siswa baru di luar batas kewajaran itu cukup di SMA Taruna Palembang ini saja, pihak dinas pendidikan setempat diminta segera mengambil langkah-langkah tepat untuk mendorong pihak sekolah melakukan tindakan yang dapat mencegah terjadinya korban saat MOS," ujar Kapolda.
Baca juga: Satu siswa lagi dilaporkan jadi korban kekerasan SMA Taruna Palembang
Baca juga: Polisi tetapkan staf SMA Taruna tersangka tewasnya siswa baru
Baca juga: Siswa SMA Taruna Palembang meninggal dunia saat MOS
"Sejumlah anggota KPAI akan datang ke Palembang terkait siswa meninggal dunia saat MOS pada Rabu (17/7), kami siap memfasilitasi ke sekolah SMA Taruna," ujar Kepala Dinas Pendidikan Sumsel Widodo, di Palembang, Selasa.
Rombongan KPAI akan diberikan penjelasan terkait kasus MOS tersebut, dan akan diajak mengecek ke lapangan dan melakukan pertemuan dengan sejumlah pihak terkait.
Tidak ada persepsi subjektif terkait kasus tersebut, silakan komisioner KPAI melihat permasalahan itu secara orisinil di lapangan.
"Mereka akan diberikan penjelasan semua yang dibutuhkan terkait kasus tersebut, kemudian bisa bertemu penyidik Polresta Palembang yang telah menangkap seorang tersangka kasus MOS itu, masyarakat sekitar sekolah, pihak sekolah, yayasan, panitia MOS, teman-teman almarhum," ujarnya.
Dengan penjelasan dan pengecekan ke lapangan diharapkan komisioner KPAI bisa mendapatkan data yang akurat sesuai dengan fakta dan keterangan berbagai pihak, sehingga jelas atau tidak simpang siur.
Untuk melakukan pencegahan kegiatan MOS agar tidak terjadi tindak kekerasan, pihaknya sudah berulang kali mengingatkan pihak sekolah.
"Masalahnya muncul di SMA Taruna menyiapkan siswanya untuk masuk TNI, Polri sehingga kegiatan MOS mengarah pada kegiatan fisik yang berpotensi disalahgunakan kakak kelas atau pembina melakukan tindak kekerasan," ujarnya.
Sementara Kapolda Sumsel Irjen Pol Firli mengatakan, pihaknya berupaya melakukan koordinasi dengan dinas pendidikan provinsi dan kabupaten/kota untuk mencegah terulangnya kasus masa orientasi sekolah (MOS) seperti di SMA Taruna Palembang yang mengakibatkan seorang siswanya meninggal dunia.
Kegiatan pembinaan mental siswa baru Tahun Ajaran 2019 di SMA Taruna Palembang yang mengakibatkan seorang siswa meninggal dunia karena dipukul oleh pembina MOS sangat disesalkan dan tidak boleh terjadi lagi.
Kasus meninggalnya siswa dengan identitas Delwin Berli (14) saat mengikuti MOS di SMA Taruna Palembang, Sabtu (13/7) berhasil diungkap oleh tim Reskrimum Polresta Palembang dalam waktu relatif singkat sekitar 27 jam dengan mengamankan seorang tersangka Ofa (24) dan barang bukti satu potong bambu yang panjangnya sekitar dua meter yang diduga digunakan untuk memukul korban.
Berdasarkan hasil olah Tempat Kejadian Perkara (TKP) dan pemeriksaan forensik di RS Bhayangkara Polda Sumsel, di bagian kepala korban sebelah kanan ditemukan luka memar akibat benda tumpul yang mengakibatkan meninggalnya siswa yang mengikuti MOS itu.
Dengan pengungkapan kasus terjadinya praktik pemukulan oleh pembina MOS itu, perlu dilakukan tindakan pencegahan agar tidak terjadi lagi di sekolah tersebut dan sekolah lainnya.
"Kasus pembinaan mental kepada siswa baru di luar batas kewajaran itu cukup di SMA Taruna Palembang ini saja, pihak dinas pendidikan setempat diminta segera mengambil langkah-langkah tepat untuk mendorong pihak sekolah melakukan tindakan yang dapat mencegah terjadinya korban saat MOS," ujar Kapolda.
Baca juga: Satu siswa lagi dilaporkan jadi korban kekerasan SMA Taruna Palembang
Baca juga: Polisi tetapkan staf SMA Taruna tersangka tewasnya siswa baru
Baca juga: Siswa SMA Taruna Palembang meninggal dunia saat MOS
Pewarta: Yudi Abdullah
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2019
Tags: