Jakarta (ANTARA) - Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) membawa sepuluh kekayaan intelektual atau IP (Intellectual Property) karya anak bangsa untuk dipamerkan pada gelaran Licensing Expo China 2019 di Shanghai pada 24-26 Juli 2019.

"Kita melihat ini pasar besar, tapi hanya 7-8 persen kreator mendaftar IP. Untuk itu kita memutuskan bahwa Indonesia harus kita dorong supaya IP kita bisa hadir di pasar global bisa berperan di pasar global, tentunya memberikan devisa masuk melalui IP," ujar Deputi Pemasaran Bekraf Joshua Simandjutak di Jakarta, Selasa.

Mengutip data dari Asosiasi IP Internasional, Lima, Johsua mengatakan pendapatan yang dihasilkan dari IP secara global mencapai 271,6 miliar dolar AS. Sementara Asia Tenggara mencapai 10,4 miliar dolar AS atau sekitar tiga hingga empat persen dari pendapatan global.

Untuk mendorong ekosistem, Bekraf telah sejak tahun lalu memulai program Katapel. Program ini memberi pembekalan kepada para pelaku kreatif dari subsektor Desain Komunikasi Visual, Fotografi, Film dan Animasi, TV dan Radio untuk komersialisasi kekayaan intelektual.

Mereka yang akan mengikuti Licensing Expo China berasal dari lima kekayaan intelektual yang terpilih dari program Katapel batch 1 yaitu Hey Blo!, Komik Ga Jelas, Tahilalats, Garudayana dan Educa Studio.

Lima kekayaan intelektual lainnya terpilih dari program Katapel batch 2 yaitu Mintchan, Gugug!, Ghfosty's Comic, Manguni Squad dan Satria Dewa Gatotkaca.

Licensing Expo China akan dihadiri para pemilik brand, investor yang potensial dan juga pembeli lisensi.

"Ini pure b to b (business to business). Mempersiapkan para IP kreator untuk berbisnis ke pembeli. Kita sangat berharap bahwa kita bisa mendapatkan bisnis untuk meluaskan pasar dan membawa IP dari kreator muda mendunia," ujar Joshua.

Mereka yang mengikuti pameran tersebut dipilih karena dinilai telah siap untuk memasuki pasar global dan kesesuaian kekayaan intelektual dengan pasar China.

Sebelumnya, program Katapel telah membawa lima kekayaan intelektual terpilih dari batch I untuk berpartisipasi dalam Hong Kong Internasional Licensing Shoy pada awal 2019.

Mereka adalah Hey Blo!, Komik Ga Jelas Emak-Emak Matic, Tahilalats dan Garudayana, yang berkesempatan untuk berjejaring, mencari mitra bisnis sekaligus memamerkan karya di booth mereka.

Acara tersebut, menurut kreator Tahilalats Nurfadli Mursyiding, menjadi ajang bagi dirinya untuk mencari ide, sekaligus mengetahui keninginan pasar terhadap karakter Tahilalats yang dia miliki.

Dalam acara pameran IP di Shangai mendatang, dia juga telah mempersiapkan mockup IP dalam sebuah produk, termasuk harddisk dengan Tahilalats, hasil kerjasama denagn perusahaan teknologi asal Amerika Serikat Seagate.

"Sebelum ikut Katapel pengetahuan kami tentang IP sangat minim. Pendapatan hanya dari placement di medsos. Kami berharap nanti akan bertemu partner yang bisa diajak bekerjasama dengan lisensi IP kita," kata Fadli.

Kontribusi ekonomi kreatif terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) terus meningkat. Berdasarkan data Bekraf, PDB ekonomi kreatif Indonesia pada 2016 sudah mencapai Rp922,59 triliun, dan melampaui Rp1.000 triliun pada 2017, hingga meningkat mendekati Rp1.102 pada 2018.

Baca juga: BEKRAF targetkan 50 persen pelaku kreatif daftar kekayaan intelektual
Baca juga: BEKRAF: Perkuat nilai jual kekayaan intelektual lokal