Menteri Luhut: Peran kelapa sawit sangat penting
16 Juli 2019 17:14 WIB
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Indonesia Luhut Binsar Panjaitan memberi pemaparan dalam Workshop Pemanfaatan Minyak Sawit untuk Green Fuel dalam Mendukung Ketahanan Energi dan Kesejahteraan Petani Sawit di Gedung BPPT Kompleks Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman Jakarta, Selasa (16/7/2019). ANTARA/Katriana/am.
Jakarta (ANTARA) - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Indonesia, Luhut Binsar Panjaitan mengatakan peran kelapa sawit sangat penting bagi perekonomian Indonesia.
"CPO ini memberikan kontribusi yang banyak bagi Indonesia. Kontribusi terhadap penyerapan tenaga kerja tinggi, langsung tidak langsung," katanya dalam Workshop Pemanfaatan Minyak Sawit untuk Green Fuel dalam Mendukung Ketahanan Energi dan Kesejahteraan Petani Sawit di Gedung BPPT Kompleks Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman Jakarta, Selasa.
Dia menambahkan bahwa Indonesia saat ini mengimpor energi sebanyak Rp300 triliun per tahun. "Itu hampir 50 persen energi Indonesia ini dari impor. Impor energi migas kita Rp300 triliun per tahun," ujarnya.
Jika Indonesia bisa mengoptimalkan produksi biodiesel B30, hal tersebut akan dapat menghemat pengeluaran negara hingga Rp3 miliar dolar Amerika.
Baca juga: Gapki: Ekspor sawit naik pada Mei, tapi masih di bawah ekspektasi
Menteri Luhut, dalam kesempatan tersebut, mendorong seluruh pemangku kepentingan untuk menemukan teknologi yang dapat membuat kelapa sawit menjadi bensin.
Dia juga mengapresiasi produksi B20 yang sejauh ini dapat menurunkan impor.
"Kalau kita lihat dengan B20 itu memang impor menurun," tambahnya.
Karena itu, dia kembali mendorong pengembangan biodiesel B30 karena memiliki pengaruh sangat besar bagi peningkatan ekonomi.
Dia mengatakan potensingreen fuel sangat penting untuk dikembangkan. Sehingga dia mendorong BPPT untuk mengkaji pengembangannya.
Baca juga: ISMI kembangkan gula aren dari kelapa sawit di Aceh
Baca juga: Serangan ganoderma rugikan pertanian sawit triliunan rupiah
"CPO ini memberikan kontribusi yang banyak bagi Indonesia. Kontribusi terhadap penyerapan tenaga kerja tinggi, langsung tidak langsung," katanya dalam Workshop Pemanfaatan Minyak Sawit untuk Green Fuel dalam Mendukung Ketahanan Energi dan Kesejahteraan Petani Sawit di Gedung BPPT Kompleks Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman Jakarta, Selasa.
Dia menambahkan bahwa Indonesia saat ini mengimpor energi sebanyak Rp300 triliun per tahun. "Itu hampir 50 persen energi Indonesia ini dari impor. Impor energi migas kita Rp300 triliun per tahun," ujarnya.
Jika Indonesia bisa mengoptimalkan produksi biodiesel B30, hal tersebut akan dapat menghemat pengeluaran negara hingga Rp3 miliar dolar Amerika.
Baca juga: Gapki: Ekspor sawit naik pada Mei, tapi masih di bawah ekspektasi
Menteri Luhut, dalam kesempatan tersebut, mendorong seluruh pemangku kepentingan untuk menemukan teknologi yang dapat membuat kelapa sawit menjadi bensin.
Dia juga mengapresiasi produksi B20 yang sejauh ini dapat menurunkan impor.
"Kalau kita lihat dengan B20 itu memang impor menurun," tambahnya.
Karena itu, dia kembali mendorong pengembangan biodiesel B30 karena memiliki pengaruh sangat besar bagi peningkatan ekonomi.
Dia mengatakan potensingreen fuel sangat penting untuk dikembangkan. Sehingga dia mendorong BPPT untuk mengkaji pengembangannya.
Baca juga: ISMI kembangkan gula aren dari kelapa sawit di Aceh
Baca juga: Serangan ganoderma rugikan pertanian sawit triliunan rupiah
Pewarta: Katriana
Editor: Hendra Agusta
Copyright © ANTARA 2019
Tags: