Jakarta (ANTARA) - Yayasan nirlaba mandiri, Second Chance Foundation, akan menggalang donasi bagi para warga binaan di sejumlah Lembaga Kemasyarakatan (lapas) melalui lomba lari pada Minggu (21/7).

"Estimasi kami akan terkumpul sekitar 2.000 hingga 3.000 pelari dari berbagai komunitas di Jakarta dan sekitarnya," kata founder Second Chance Foundation, Evy Amir Syamsudin, dalam konferensi pers di The East Building Jakarta, Selasa.

Lomba lari yang bertempat di Lot 16, Sudirman Central Business District (SCBD) Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta Selatan, terdiri atas dua kategori jarak tempuh, yaitu 5 kilometer dan 10 kilometer.

Evy menyebut besaran dana partisipasi kegiatan lomba lari 5 kilometer Rp200.000 dan 10 kilometer Rp250.000. Biaya pendaftaran sudah termasuk donasi Rp50.000 yang akan disalurkan untuk pemenuhan sarana dan prasarana pengembangan keahlian warga binaan lapas di seluruh Indonesia.

"Kami memberikan pelatihan, pembinaan, dan pendampingan yang berkesinambungan untuk membentuk kemandirian warga binaan, serta memberikan kesempatan yang sama melalui program pelatihan yang kami siapkan," ujar Evy.

Evy menegaskan bahwa tujuan utama dari kegiatan itu adalah untuk meningkatkan kepedulian masyarakat terhadap warga binaan lapas.

Kegiatan yang melibatkan Direktorat Jenderal Pemasyarakatan, Kementerian Hukum dan HAM, dan United Nations Office on Drugs and Crime (UNODAC), digelar bertepatan dengan peringatan Nelson Mandela International Day.

Penyelenggara akan menampilkan sejumlah produk hasil karya warga binaan yang telah menembus pasar nasional maupun internasional, seperti kerajinan tangan, pakaian, peralatan rumah tangga dan sebagainya.

Setiap pendaftar juga berhak memperoleh jersey dan medali buatan mantan warga binaan Lapas Perempuan Pondok Bambu, Mickey, dengan desain mandala yang identik dengan corak bunga lotus dan kupu-kupu bernilai seni.

Dijumpai di lokasi yang sama, Direktur Pelayanan Tahanan dan Pengelolaan Benda Sitaan dan Barang Rampasan Negara, Heni Yuwono, mengatakan ada sekitar 265.000 warga binaan di sejumlah lapas di Indonesia, sebanyak 30.000 di antaranya tersebar di rumah tahanan Jakarta.

"Negara saat ini belum mengalokasikan anggaran yang ideal bagi pengembangan keterampilan warga binaan, sehingga perlu peran serta masyarakat melalui donasi," katanya.

Donasi yang diterima pihaknya akan diperuntukan bagi pemenuhan sarana dan prasarana keterampilan penghuni lapas, di antaranya alat kesenian, konveksi, pelatihan, dan sebagainya.

Baca juga: Ibu Negara lepas peserta lomba lari Kartini Run 2019

Baca juga: 1.500 peserta ikuti Malioboro KulineRUN 2019