Jakarta (ANTARA) - Kementerian Pertanian kembali melepas ekspor bawang merah sebanyak 1.000 ton dari Surabaya, Jawa Timur, ke tiga negara tetangga yakni Malaysia, Filipina, dan Thailand sebagai upaya untuk meraup devisa dan menggenjot neraca perdagangan.

Pelepasan ekspor ini dilakukan oleh Dirjen Hortikultura Kementan Suwandi dan Direktur Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura, Yasid Taufik serta para eksportir. Selain bawang merah, Kementan juga melepas ekspor jahe sebanyak 500 ton ke Bangladesh.

"Sesuai arahan Menteri Pertanian Amran Sulaiman, sejak 2015 kami fokus meningkatkan produksi di daerah sentra dan memperluas kawasan pertanian, khususnya di luar Pulau Jawa dan wilayah perbatasan. Ekspor dan investasi harus didorong penuh agar pertumbuhan ekonomi semakin kuat," kata Suwandi melalui keterangan tertulis di Jakarta, Selasa.

Suwandi menyebutkan produksi bawang merah nasional 2018 mencapai 1,5 juta ton atau naik 2,04 persen dari tahun 2017 yang hanya 1,47 juta ton.

Kemudian, ekspor jahe pada Januari hingga Mei 2018 sebanyak 1.400 ton dan pada Januari hingga Mei 2019 naik menjadi 1.543 ton atau naik 10,2 persen.

Kinerja ekspor sayuran periode Januari-Mei 2018 hanya 24.997 ton, namun periode Januari-Mei 2019 naik 33,3 persen menjadi 33.331 ton.

Suwandi menambahan ekspor bawang merah sudah dilakukan ke 11 negara yaitu Jepang, Hongkong, Taiwan, Thailand, Singapura, Filipina, Malaysia, Vietnam, Timor Leste, Inggris, dan Belanda.

Sementara itu, ekspor jahe sudah menembus 26 negara meliputi Jepang, Hongkong, Korea, Taiwan, China, Singapura, Filipina, Malaysia, Vietnam, India, Bangladesh, Irak, Iran, Uni Emirat Arab, Qatar, Australia, Timor Leste, Amerika Serikat, Inggris, Belanda, Prancis, Jerman, Belgia, Swiss, Republik Cheko dan Serbia.

Dalam kesempatan sama, perwakilan dari PT Sian Liep Bumi Persada dan CV Bawang Mas 99 selaku eksportir, Aman Buana Putra mengatakan ekspor 1.000 ton bawang merah ke Singapura, Filipina, Malaysia dan Thailand ini merupakan bukti nyata produksi bawang merah yang dihasilkan petani surplus.

Tahun-tahun sebelumnya yaitu 2017 dan 2018, CV Bawang Mas 99 telah mengekspor 1.000--2.000 ton bawang merah per tahun ke beberapa negara tetangga yaitu Singapura, Malaysia, Thailand dan Filipina.

Baca juga: Perkuat potensi ekspor hortikultura, Kementan siapkan strategi ini

"Bawang merah ini dihasilkan petani dari Probolinggo dan Bima, Nusa Tenggara Barat. Jahe pun dihasilkan petani di Ponorogo dan Probolinggo. Kami beli dengan harga yang menguntungkan petani," kata Aman.

Khusus jahe, lanjut Aman, luas lahan yang ditanami selalu menunjukan peningkatan seiring minat para petani yang makin tinggi karena lebih menguntungkan. Sebagian besar budidaya jahe ditanam dengan sistem tumpangsari.

Menurut dia, peluang untuk ekspor masih terbuka luas karena permintaan jahe saat ini terutama berdatangan dari sejumlah negara di antaranya China, Bangladesh, Pakistan, Belanda dan Brunei Darussalam.

"Pembeli luar negeri lebih tertarik jahe dari Indonesia bila dibandingkan jahe dari Vietnam dan Thailand. Ini disebabkan kandungan minyak atsiri, pati dan serat jahe Indonesia lebih baik," tambahnya.
Baca juga: Kementan minta petani cabai antisipasi panen raya dan harga anjlok