Kekeringan melanda tujuh provinsi di Indonesia, sebut BNPB
16 Juli 2019 10:04 WIB
Tim BPBD Kabupaten Banjarnegara, Jateng, mendistribusikan bantuan air bersih ke wilayah terdampak kekeringan 2019. (FOTO ANTARA.HO-BPBD Banjarnegara).
Jakarta (ANTARA) - Pelaksana Harian Kepala Pusat Data, Informasi dan Hubungan Masyarakat Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Agus Wibowo mengatakan kekeringan terjadi di tujuh provinsi di Indonesia.
"Banyak lokasi yang terjadi kekeringan, seperti di Jawa Barat, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara Barat, dan Nusa Tenggara Timur," katanya di Jakarta, Selasa.
Ia menjelaskan secara keseluruhan terdapat sebanyak 79 kabupaten/kota di tujuh provinsi tersebut yang mengalami kekeringan dengan perincian 1.969 desa/kelurahan di 556 kecamatan.
BNPB memperkirakan masih ada wilayah lain yang juga akan mengalami kekeringan karena Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memperkirakan puncak musim kemarau 2019 akan terjadi pada pertengahan Agustus.
"BNPB sudah mempersiapkan dana siap pakai apabila ada daerah yang kekeringan dan memerlukan bantuan," katanya.
Selain itu, kata dia, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) di masing-masing daerah juga tetap berupaya mengatasi kekeringan bekerja sama dengan pemerintah daerah, lembaga swadaya masyarakat, lembaga sosial, dunia usaha, dan masyarakat.
"Pengiriman air bersih ke wilayah-wilayah yang terdampak kekeringan terus dilakukan menggunakan mobil-mobil tangki. BPBD juga mengupayakan pembuatan sumur bor dan hidran umum," katanya.
Di beberapa wilayah, terutama yang mengalami hingga 60 hari tanpa hujan, kata dia, juga sudah dilakukan operasi udara untuk membuat hujan buatan. Namun, data rinci tentang operasi tersebut masih dikumpulkan.
"BNPB dan BPBD juga berupaya dengan melakukan kampanye hemat air," demikian Agus Wibowo.
Baca juga: BNPB siapkan hujan buatan untuk atasi kekeringan
Baca juga: 127.977 warga Gunung Kidul terdampak kekeringan
Baca juga: Pakar : Produksi beras tahun 2019 diperkirakan turun akibat kekeringan
Baca juga: 27.997 KK di Jabar kekurangan air bersih akibat kemarau
Baca juga: 13 desa di Banjarnegara terdampak kekeringan
"Banyak lokasi yang terjadi kekeringan, seperti di Jawa Barat, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara Barat, dan Nusa Tenggara Timur," katanya di Jakarta, Selasa.
Ia menjelaskan secara keseluruhan terdapat sebanyak 79 kabupaten/kota di tujuh provinsi tersebut yang mengalami kekeringan dengan perincian 1.969 desa/kelurahan di 556 kecamatan.
BNPB memperkirakan masih ada wilayah lain yang juga akan mengalami kekeringan karena Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memperkirakan puncak musim kemarau 2019 akan terjadi pada pertengahan Agustus.
"BNPB sudah mempersiapkan dana siap pakai apabila ada daerah yang kekeringan dan memerlukan bantuan," katanya.
Selain itu, kata dia, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) di masing-masing daerah juga tetap berupaya mengatasi kekeringan bekerja sama dengan pemerintah daerah, lembaga swadaya masyarakat, lembaga sosial, dunia usaha, dan masyarakat.
"Pengiriman air bersih ke wilayah-wilayah yang terdampak kekeringan terus dilakukan menggunakan mobil-mobil tangki. BPBD juga mengupayakan pembuatan sumur bor dan hidran umum," katanya.
Di beberapa wilayah, terutama yang mengalami hingga 60 hari tanpa hujan, kata dia, juga sudah dilakukan operasi udara untuk membuat hujan buatan. Namun, data rinci tentang operasi tersebut masih dikumpulkan.
"BNPB dan BPBD juga berupaya dengan melakukan kampanye hemat air," demikian Agus Wibowo.
Baca juga: BNPB siapkan hujan buatan untuk atasi kekeringan
Baca juga: 127.977 warga Gunung Kidul terdampak kekeringan
Baca juga: Pakar : Produksi beras tahun 2019 diperkirakan turun akibat kekeringan
Baca juga: 27.997 KK di Jabar kekurangan air bersih akibat kemarau
Baca juga: 13 desa di Banjarnegara terdampak kekeringan
Pewarta: Dewanto Samodro
Editor: Andi Jauhary
Copyright © ANTARA 2019
Tags: