Jakarta (ANTARA) - Neraca perdagangan Indonesia pada Juni 2019 kembali mencatat surplus sebesar 0,19 miliar dolar AS, setelah pada bulan sebelumnya juga mencatat surplus 0,22 miliar dolar AS.
Bank Indonesia (BI) menilai surplus neraca perdagangan pada Juni itu berdampak positif terhadap prospek neraca transaksi berjalan 2019, yang diprakirakan defisit dalam kisaran 2,5–3,0 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB), kata Direktur Eksekutif Direktorat Komunikasi BI Onny Widjanarko dalam keterangannya di Jakarta, Senin.
"Ke depan, BI dan pemerintah akan terus berkoordinasi mencermati perkembangan ekonomi global dan domestik sehingga tetap dapat menjaga stabilitas eksternal, termasuk prospek neraca perdagangan dan neraca transaksi berjalan," katanya.
Onny menjelaskan, surplus neraca perdagangan pada Juni tersebut terutama bersumber dari defisit neraca perdagangan migas yang membaik, sedangkan surplus neraca perdagangan nonmigas stabil.
Defisit neraca perdagangan migas yang membaik itu terutama disebabkan oleh penurunan impor migas yang lebih dalam dibandingkan dengan penurunan ekspor migas.
Sementara itu, surplus neraca perdagangan nonmigas yang stabil dipengaruhi penurunan ekspor nonmigas, di tengah penurunan impor nonmigas.
Menurut Onny, neraca perdagangan migas tercatat defisit 0,97 miliar dolar AS pada Juni 2019, membaik dibandingkan dengan defisit pada bulan sebelumnya yang sebesar 1,05 miliar dolar AS.
Perbaikan tersebut ditopang oleh menurunnya impor migas dari 2,18 miliar dolar AS pada Mei 2019 menjadi 1,71 miliar dolar AS pada Juni 2019. Penurunan impor migas terjadi pada seluruh komponen baik minyak mentah, hasil minyak, maupun gas.
Sementara itu, ekspor migas menurun dari 1,14 miliar dolar AS menjadi 0,75 miliar dolar AS pada Juni 2019. Penurunan terutama terjadi pada komponen ekspor gas sejalan dengan menurunnya volume dan harga ekspor gas.
Dikatakan, neraca perdagangan nonmigas Juni 2019 mengalami surplus 1,16 miliar dolar AS, tidak banyak berbeda jika dibandingkan dengan kondisi bulan sebelumnya yang mencatat surplus 1,26 miliar dolar AS.
Kondisi tersebut dipengaruhi oleh penurunan ekspor nonmigas yakni dari 13,69 miliar dolar AS pada Mei 2019 menjadi 11,03 miliar dolar AS pada Juni 2019.
Penurunan terutama terjadi pada komponen bahan bakar mineral, kendaraan dan bagiannya, serta lemak dan minyak hewani/nabati.
Sementara itu, impor nonmigas tercatat sebesar 9,87 miliar dolar AS pada Juni 2019, menurun 2,55 miliar dolar AS dibandingkan dengan impor pada bulan sebelumnya.
"Penurunan impor nonmigas terutama terjadi pada komponen mesin/pesawat mekanik, mesin dan peralatan listrik, serta besi dan baja," kata Onny Widjanarko.
Baca juga: Rupiah melemah 13 poin pasca-Bank Indonesia tahan suku bunga acuan
Baca juga: BI pandang surplus Februari positif guna perbaiki transaksi berjalan
Baca juga: BI: defisit neraca perdagangan trennya menurun
BI: Neraca perdagangan Indonesia pada Juni kembali surplus
15 Juli 2019 22:16 WIB
Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi Bank Indonesia Onny Widjanarko. (ANTARA /Muhammad Adimaja)
Pewarta: Ahmad Buchori
Editor: M Razi Rahman
Copyright © ANTARA 2019
Tags: