Banjarnegara (ANTARA) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Banjarnegara Jawa Tengah menginformasikan bahwa 13 desa di wilayah setempat terdampak kekeringan dan mengalami krisis air bersih.

"Menurut data terkini, ada 13 desa dari tujuh kecamatan yang terdampak kekeringan," kata Kepala Pelaksana Harian BPBD Banjarnegara, Arief Rahman di Banjarnegara, Senin.

Dia menyebutkan, 13 desa tersebut antara lain Desa Kalitengah, Desa Karanganyar, Desa Kaliajir, Desa Merden, Desa Petir, Kecamatan Purwanegara.
Selain itu, Desa Jalatunda dan Desa Somawangi Kecamatan Mandiraja.

Berikutnya, Desa Karangjati Kecamatan Susukan, dan Desa Sirkandi Kecamatan Purwareja Klampok. Juga Desa Kebutuhjurang, Desa Kebutuhduwur Kecamatan Pagedongan. Selanjutnya, Desa Kebondalem Kecamatan Bawang dan Desa Ampelsari Kecamatan Banjarnegara.

Dia juga menambahkan jumlah tersebut masih bisa bertambah mengingat musim kemarau akan memasuki puncaknya pada bulan Agustus mendatang.

Untuk itu, pihaknya terus menyiagakan petugas dan mobil tangki air yang siap mendistribusikan air bersih kepada masyarakat yang membutuhkan.

"Masyarakat yang memiliki informasi kejadian krisis air bersih di wilayahnya agar segera menghubungi BPBD Banjarnegara. Apabila ada laporan dari masyarakat terkait krisis air bersih maka tim kami akan segera meluncur," katanya.

Sebelumnya, Bupati Banjarnegara, Budhi Sarwono mengimbau masyarakat di wilayah setempat agar menghemat penggunaan air sebagai salah satu upaya mengantisipasi kekeringan di wilayah setempat.

Bupati mengatakan, pihaknya telah meminta BPBD Banjarnegara untuk memastikan kelancaran proses distribusi air bersih ke wilayah yang membutuhkan.

Sebelumnya, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprakirakan wilayah Kabupaten Banjarnegara akan memasuki puncak musim kemarau pada bulan Agustus 2019.

Kepala Stasiun Geofisika Banjarnegara (BMKG Banjarnegara) Setyoajie Prayoedhi mengatakan, tren curah hujan di wilayah Banjarnegara dan kabupaten lain di sekitarnya terus mengalami penurunan karena wilayah ini sudah mulai memasuki musim kemarau sejak awal bulan Juni 2019.

BMKG, kata dia, juga ikut mengajak masyarakat bijak menggunakan air guna mengantisipasi dampak kekeringan.


Baca juga: Kekeringan di Banyumas meluas jadi 16 desa
Baca juga: Delapan desa di Cilacap mengalami kekeringan