Jakarta (ANTARA) - Ketua Bidang Ekonomi Pengurus Pusat Gerakan Pemuda Ansor (GP Ansor) Sumantri Suwarno mengatakan, tidak perlu memaksakan generasi milenial menjadi menteri dalam kabinet periode kedua kepemimpinan Presiden Joko Widodo.
"Pengikut media sosial ratusan ribu, namun tidak memiliki rekam jejak. Tidak bisa orang yang hanya lahir dari media sosial menjadi menteri," kata Sumantri di Jakarta, Senin.
Baca juga: Milenial sambut positif wacana menteri muda kabinet Jokowi
Kabinet pemerintahan itu, lanjut dia, disusun dengan pertimbangan yang besar, dibentuk untuk menjawab tantangan penyelesaian persoalan bangsa.
Bukan berarti hanya karena lantaran isu milenial menjadi pembicaraan dan perhatian, akhirnya membuat presiden harus menyediakan slot kursi di kabinet untuk golongan itu.
Baca juga: Menteri milenial, Pengamat: Jangan latah
"Kalau seperti salah seorang menteri di Malaysia ya tidak masalah, memang ada dari golongan millenial, tetapi dia memiliki rekam jejak yang jelas, punya segudang prestasi dan lulusan Oxford," ucap Sumantri.
Presiden Jokowi, lanjut dia, mempunyai visi yang besar dan faktanya tantangan ke depan tidak mudah, baik kondisi ekonomi nasional, global, maupun persaingan antar negara yang makin ketat.
Jadi, menteri yang terpilih harus memiliki kompetensi dan pengalaman yang layak untuk menangani permasalahan level negara.
Baca juga: Relawan: Milenial Perlu Dilibatkan Kelola Negara
Isu menteri milenial tidak bisa hanya dimaknai sebagai representasi kelompok umur milenial, tetapi tetap harus memiliki kompetensi dan terutama wawasan strategi kebangsaan, katanya.
Jika salah memilih orang, alih-alih jadi pendorong kinerja pemerintah, malah menurut dia, menteri dari milenial justru bisa jadi beban yang merugikan Presiden Jokowi.
GP Ansor: Tidak perlu memaksakan milenial dalam kabinet
15 Juli 2019 19:54 WIB
Ketua Bidang Ekonomi Pengurus Pusat Gerakan Pemuda Anshor (GP Ansor) Sumantri Suwarno, di Jakarta, Senin, (16/07/2019). (Boyke Ledy Watra)
Pewarta: Boyke Ledy Watra
Editor: Edy Supriyadi
Copyright © ANTARA 2019
Tags: