Kupang (ANTARA) - Akademisi dari Universitas Muhammadiyah Kupang Ahmad Atang menilai, pidato politik Jokowi telah memberikan rasa optimisme terkait capaian yang diharapkan melalui akselerasi di segala bidang pembangunan.

"Menurut saya, pidato politik Jokowi di Sentul telah memberikan rasa optimisme di masyarakat," kata Ahmad Atang kepada Antara di Kupang, Senin.

Baca juga: Jokowi: Indonesia bisa jadi salah satu negara terkuat di dunia

Baca juga: PDIP: pidato Presiden Jokowi berikan "sense of direction" masa depan

Dia mengemukakan hal itu menanggapi pidato politik Jokowi soal visi Indonesia.

Ahmad Atang mengatakan, dalam pidato politik itu, Presiden Joko Widodo memberi pesan tiga hal penting.

Pesan pertama adalah pada tataran makro, Indonesia menghadapi persaingan global yang tidak ringan, dan membutuhkan kerja keras untuk menjadi pemenang.

Itu artinya, politik bebas aktif menjadi visi kuat Jokowi lima tahun ke depan untuk membawa Indonesia dalam percaturan global, baik dalam bidang politik, ekonomi dan sosial budaya, kata Ahmad Atang.

Baca juga: Presiden Jokowi butuh menteri yang berani

Pesan kedua adalah pada tataran visi Jokowi yang belum berubah jauh, masih melanjutkan apa yang telah dilaksanakan pada periode sebelumnya, seperti reformasi birokrasi, penegakan hukum, tata kelola manajemen pembangunan yang berorientasi perubahan, tidak monoton, dan harus luar biasa.

Pesan ketiga, pada tataran mikro, visi Jokowi terjadi pergeseran tekanan dari program infrastruktur ke sumber daya manusia, walaupun tidak sepenuhnya mengabaikan infrastruktur.

"Ini berarti Jokowi membutuhkan pembantu yang inovatif, kreatif dan memiliki mobilitas tinggi, maka menjadi relevan dengan gagasan Jokowi tentang kaum milenial akan diberi peran dalam pemerintahan," katanya.

Baca juga: Jokowi akan "hajar" birokrasi yang menghambat

Kaum milenial yang memiliki SDM bagus dengan gagasan inovatif vokasi sangat menjanjikan untuk memperkuat pengembangan sumber daya manusia (SDM) yang diharapkan Jokowi.

Untuk mewujudkan visi dan misinya, dibutuhkan iklim politik yang kondusif, maka Jokowi memberikan ruang adanya dukungan publik untuk mewujudkan visi dan misi tersebut.

"Namun di sisi lain tetap menerima kritik dari oposisi, yang solutif dan konstruktif, bukan menjadi pengganggu karena dendam politik," katanya.

Baca juga: Jokowi: Silahkan oposisi asal jangan menimbulkan dendam dan kebencian