Jakarta (ANTARA News) - Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia (BI) menyatakan arus dana masuk ke Indonesia telah mendukung penguatan rupiah akhir-akhir ini. "Kenaikan aliran masuk modal asing selanjutnya mendukung penguatan nilai tukar rupiah dan menahan peningkatan inflasi lebih lanjut," kata Gubernur Bank Indonesia Burhanudin Abdullah dalam pernyataannya di Jakarta, Kamis. Seperti yang dicatat Bank Indonesia pada Februari rupiah mengalami penguatan 2,4 persen dari Januari menjadi rata-rata Rp9.181 per dolar AS. Masuknya dana-dana dari luar negeri tersebut, menurut dia, karena membaiknya pasar keuangan domestik dan peningkatan sovereign rating Indonesia. Sementara itu, Bank Indonesia memperkirakan cadangan devisa pada triwulan I 2008 mencapai 57,1 miliar dolar AS atau setara 5,2 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri. Hal ini, menurut dia, karena dukungan neraca pembayaran Indonesia (NPI) yang diperkirakan tetap solid dan cukup besar. Sementara itu, arus dana masuk yang kemungkinan akan bertambah karena interest differential rate (selisih suku bunga) antara AS (fed rate) dan Indonesia (BI rate) yang masih leba akibat dipertahankannya BI rate delapan persen belum merisaukan. "Dewan melihat masih wajarlah, kalau nanti terlalu kecil gap-nya (antara fed rate dan BI Rate) nanti dananya keluar, (BI Rate) masih di dalam batasan-batasan yang wajar," kata Direktur Strategis dan Hubungan Masyarakat BI, Amril Arif. Pengamat ekonomi dari Standard Chartered Bank, Alexander Erick Sugandi mengatakan, BI Rate pada level 8 persen akan memicu investor asing kembali memasuki pasar domestik, karena selisih bunga rupiah terhadap dolar AS cukup besar mencapai lima persen (8-3 persen). Dengan makin besar hot money asing yang masuk ke pasar domestik, maka pergerakan rupiah terhadap dolar AS akan terus menguat yang diperkirakan akan bisa mencapai Rp9.000 per dolar AS, ujarnya. BI telah mempertahankan suku bunga acuan-nya ini selama tiga bulan berturut-turut sejak RDG yang diselenggarakan pada 6 Desember 2007. Sementara The Fed telah menurunkan suku bunganya dalam tiga bulan terakhir mencapai 150 bps. Pada Desember 2007 the fed menurunkan suku bunganya sebesar 25 bps menjadi 4,25 persen dan saat ini fed rate telah mencapai 3 persen. Para pengamat juga memperkirakan fed rate akan kembali diturunkan sebesar 25-50 bps atau menjadi 2,75-2,50 persen. (*)