Kemenperin bertekad tumbuhkan industri kreatif
15 Juli 2019 16:32 WIB
Direktur Jenderal Industri Kecil dan Menengah Kemenperin Gati Wibawaningsih (dua dari kanan) bersama pemenang Indonesia Fashion and Craft Awards (IFCA) di Denpasar, Senin. (Foto Antara Bali/DewaWiguna/2018) (Foto Antara Bali/DewaWiguna/2018/)
Jakarta (ANTARA) - Kementerian Perindustrian melalui Direktorat Jenderal Industri Kecil, Menengah dan Aneka (IKMA) bertekad untuk terus menumbuhkan sektor industri kreatif di dalam negeri karena selain mendorong peningkatan jumlah wirausaha baru, industri kreatif juga berperan penting dalam memberikan kontribusi bagi perekonomian nasional.
“Kami secara rutin telah melaksanakan berbagai event untuk memberi ruang bagi pengembangan ekonomi kreatif di Indonesia,” kata Direktur Jenderal IKMA Kemenperin Gati Wibawaningsih lewat keterangan tertulis di Jakarta, Senin.
Salah satunya adalah acara Creative Talk sebagai kick-off dari kegiatan pengembangan kewirausahaan melalui program Creative Business Incubator - Bali Creative Industry Center (BCIC),
Melalui kegiatan tersebut, menurut Gati, pihaknya akan membagikan pengetahuan kepada peserta tentang strategi pengembangan usaha, pemasaran produk, dan peningkatan motivasi dalam berwirausaha.
Pelaksanaan Creative Talk di Yogyakarta pada Selasa (9/7),, dilakukan bersamaan dengan gelaran Festival Kebudayaan Yogyakarta yang di dalamnya terdapat pasar seni yang diikuti oleh 50 pelaku ekonomi kreatif yang telah dikurasi.
Kegiatan yang juga diisi dengan talkshow, menghadirkan sejumlah narasumber di bidang industri kreatif,antara lain Founder Spedagi dan Radio Magno Singgih Susilo, Founder Eboni Watch Afidha Fajar, serta Head of Design and Product Development Brodo Footwear Ahmad Kharisma.
Baca juga: Menperin minta industri kreatif terus berinovasi
Gati berharap, adanya acara tersebut, dapat meningkatkan minat generasi muda atau generasi milenial di Yogyakarta dalam berwirausaha dan semangat untuk terus mengembangkan usahanya.
“Apalagi Jogja merupakan salah satu daerah penyumbang PDB ekonomi kreatif yang cukup besar di Indonesia, yaitu mencapai 16,12 persen dari total PDB ekonomi kreatif Indonesia,” ungkapnya.
Pada 2018, industri kreatif mampu memberikan kontribusi signfikan terhadap PDB nasional, dengan diperkirakan mencapai Rp1.000 triliun.
Adapun tiga subsektor yang memberikan sumbangsih besar terhadap ekonomi kreatif tersebut, yakni industri kuliner sebesar 41,69 persen, disusul industri fesyen (18,15 persen), dan industri kriya (15,70 persen).
Untuk itu, Gati menambahkan, Kemenperin fokus memacu potensi ekonomi kreatif yang cukup besar tersebut. Langkah strategis ini juga untuk merebut peluang adanya bonus demografi di Indonesia.
“Pada 2030 mendatang, Indonesia akan mengalami bonus demografi, di mana proporsi usia produktif penduduk usia 20-39 tahun diperoyeksi mencapai lebih dari 88 juta jiwa. Sehingga perlu dipersiapkan pengusaha-pengusaha muda yang nantinya bisa mengambil peluang dari bonus demografi itu," katanya.
Baca juga: Kemenperin bangun Galeri Industri Kreatif Semarang
Gati pun menyampaikan, Indonesia adalah negara yang memiliki budaya yang sangat beragam. Hal ini menjadi modal besar dalam pengembangan ekonomi kreatif.
Karena itu, Kemenperin mendirikan BCIC pada tahun 2015 lalu, yang berfungsi sebagai wadah bagi para pelaku industri kreatif kriya dan fesyen untuk mengembangkan usahanya.
“Konsepnya di BCIC, yaitu meet-share-collaborate, di mana para pelaku industri bisa bertemu, berbagi pengalaman dan ide kreatif, sehingga pada akhirnya bisa berkolaborasi untuk menciptakan karya bersama,” katanya.
Baca juga: Kemenperin aktif tumbuhkan wirausaha industri kreatif
“Kami secara rutin telah melaksanakan berbagai event untuk memberi ruang bagi pengembangan ekonomi kreatif di Indonesia,” kata Direktur Jenderal IKMA Kemenperin Gati Wibawaningsih lewat keterangan tertulis di Jakarta, Senin.
Salah satunya adalah acara Creative Talk sebagai kick-off dari kegiatan pengembangan kewirausahaan melalui program Creative Business Incubator - Bali Creative Industry Center (BCIC),
Melalui kegiatan tersebut, menurut Gati, pihaknya akan membagikan pengetahuan kepada peserta tentang strategi pengembangan usaha, pemasaran produk, dan peningkatan motivasi dalam berwirausaha.
Pelaksanaan Creative Talk di Yogyakarta pada Selasa (9/7),, dilakukan bersamaan dengan gelaran Festival Kebudayaan Yogyakarta yang di dalamnya terdapat pasar seni yang diikuti oleh 50 pelaku ekonomi kreatif yang telah dikurasi.
Kegiatan yang juga diisi dengan talkshow, menghadirkan sejumlah narasumber di bidang industri kreatif,antara lain Founder Spedagi dan Radio Magno Singgih Susilo, Founder Eboni Watch Afidha Fajar, serta Head of Design and Product Development Brodo Footwear Ahmad Kharisma.
Baca juga: Menperin minta industri kreatif terus berinovasi
Gati berharap, adanya acara tersebut, dapat meningkatkan minat generasi muda atau generasi milenial di Yogyakarta dalam berwirausaha dan semangat untuk terus mengembangkan usahanya.
“Apalagi Jogja merupakan salah satu daerah penyumbang PDB ekonomi kreatif yang cukup besar di Indonesia, yaitu mencapai 16,12 persen dari total PDB ekonomi kreatif Indonesia,” ungkapnya.
Pada 2018, industri kreatif mampu memberikan kontribusi signfikan terhadap PDB nasional, dengan diperkirakan mencapai Rp1.000 triliun.
Adapun tiga subsektor yang memberikan sumbangsih besar terhadap ekonomi kreatif tersebut, yakni industri kuliner sebesar 41,69 persen, disusul industri fesyen (18,15 persen), dan industri kriya (15,70 persen).
Untuk itu, Gati menambahkan, Kemenperin fokus memacu potensi ekonomi kreatif yang cukup besar tersebut. Langkah strategis ini juga untuk merebut peluang adanya bonus demografi di Indonesia.
“Pada 2030 mendatang, Indonesia akan mengalami bonus demografi, di mana proporsi usia produktif penduduk usia 20-39 tahun diperoyeksi mencapai lebih dari 88 juta jiwa. Sehingga perlu dipersiapkan pengusaha-pengusaha muda yang nantinya bisa mengambil peluang dari bonus demografi itu," katanya.
Baca juga: Kemenperin bangun Galeri Industri Kreatif Semarang
Gati pun menyampaikan, Indonesia adalah negara yang memiliki budaya yang sangat beragam. Hal ini menjadi modal besar dalam pengembangan ekonomi kreatif.
Karena itu, Kemenperin mendirikan BCIC pada tahun 2015 lalu, yang berfungsi sebagai wadah bagi para pelaku industri kreatif kriya dan fesyen untuk mengembangkan usahanya.
“Konsepnya di BCIC, yaitu meet-share-collaborate, di mana para pelaku industri bisa bertemu, berbagi pengalaman dan ide kreatif, sehingga pada akhirnya bisa berkolaborasi untuk menciptakan karya bersama,” katanya.
Baca juga: Kemenperin aktif tumbuhkan wirausaha industri kreatif
Pewarta: Sella Panduarsa Gareta
Editor: Ahmad Buchori
Copyright © ANTARA 2019
Tags: