Jakarta (ANTARA News) - Pesawat Manunggal Air, yang mengangkut bahan bakar minyak (BBM), terbakar di Bandara Wamena sesaat setelah melakukan pendaratan, Kamis, sekitar pukul 09:55 WIT, namun seluruh awaknya dilaporkan selamat. "Kejadiannya waktu `landing`. Sesaat setelah menyentuh landasan, kemudiaan saat `taxi` dari runway ke apron, terbakar," kata Menteri Perhubungan (Menhub) Jusman Syafii Djamal menjawab pers usai mewisuda 25 pilot lulusan Sekolah Tinggi Penerbangan Indonesia Curug, di Jakarta, Kamis. Namun, Jusman tidak bersedia menyebutkan indikasi penyebab kecelakaan tersebut karena masih diperlukan investigasi. "Tunggu KNKT (Komite Nasional Keselamatan Transportasi) kalau soal itu. Saya belum tahu," katanya. Sedangkan Kepala Komunikasi Publik, Departemen Perhubungan (Dephub), Bambang S. Ervan sebelumnya menyebutkan, pesawat yang terbakar tersebut berjenis transal C 160. "Namun seluruh awak selamat," kata Bambang. Pesawat jenis transal C 160 itu, terbakar sekitar pukul 09:55 WIT dengan jumlah awak sebanyak enam orang. Untuk itu, pihak pengelola Bandara Wamena, kata Bambang, sempat menutup operasi bandara tersebut. Sementara itu, Ketua KNKT, Tatang Kurniadi saat dihubungi membenarkan adanya kejadian tersebut. "Pesawat itu jenis kargo dan sedang membawa 10 ton solar," kata Tatang. Dia mengatakan, pesawat itu saat melakukan pendaratan mulus, tetapi ketika mau keluar dari ujung landasan menuju apron, dari pengendali lalu lintas udara diperoleh informasi, ada percikan api dari roda. "Rodanya belum jelas yang mana, belakang atau depan. Kemudian, api menyambar cepat dan sempat didatangi mobil pemadam, tetapi tidak mampu mengatasi," kata Tatang. Tatang menambahkan, pihaknya akan mengirim dua orang investigator ke Wamena untuk melakukan investigasi atas kecelakaan tersebut. "Malam ini akan berangkat ke Wamena. Timnya terdiri atas Pak Tumenggung dan Frans Wenas," katanya.(*)