Jakarta (ANTARA) - Tokoh pers menggelar Piala Presiden Kompetisi Nasional Media untuk menampung kritik dan saran dari masyarakat sipil dan pers terhadap kinerja pemerintah.

“Kita mengadakan Piala Presiden Kompetisi Nasional Media dengan empat tema untuk menjaring opini, aspirasi, dan pendapat dari masyarakat dan pers,” ujar Anggota Dewan Pers, Agus Sudibyo di Jakarta, Senin.

Baca juga: Dewan Pers: Indonesia butuh Prabowo dan Gerindra sebagai oposisi

Baca juga: Tokoh pers rutinkan diskusi politik untuk beri masukan pemerintah

Baca juga: Pertemuan Jokowi dan Prabowo, Dewan Pers: Itu jadi relaksasi politik


Tema tersebut adalah persatuan dan kesatuan bangsa, percepatan dan pemerataan pembangunan berkesejahteraan sosial, pendidikan dan pengembangan SDM di era 4.0, serta pengembangan industri berbasis pemanfaatan teknologi digital.

Selain itu, Agus juga menegaskan kompetisi ini independen dari campur tangan manapun termasuk pemerintah meskipun namanya Piala Presiden layaknya Piala Presiden pada kompetisi sepak bola.

“Menghimbau teman pers untuk bebas tidak masalah, asalkan kritik yang konstruktif dan berdasarkan data serta artikel yang memenuhi kode etik jurnalistik,” tutur Agus.

Untuk kategori lomba, lanjut Agus, terdiri dari enam kategori yakni karya jurnalistik media cetak dan siber, karya jurnalistik televisi, karya jurnalistik radio, karya jurnalistik tajuk rencana media cetak dan siber, artikel dan opini yang dimuat di media cetak dan siber, serta karya audio visual yang disebar di media sosial.

“Ada dua kategori tambahan karya jurnalistik media cetak dan siber, serta tajuk rencana kategori khusus nusantara untuk media daerah,” tambahnya.

Kompetisi yang diadakan oleh tokoh pers yang tergabung dalam penyelenggara piala kompetisi nasional media tersebut mengangkat tema atau tagline “Kompetisi Piala Dunia Presiden, cepat majulah negaraku” dengan tujuan mempercepat pemerataan pembangunan.

Mengenai mekanisme dan persyaratannya, Agus menyampaikan akan mengirimkan surat kepada media daerah untuk media daerah dan melakukan roadshow untuk televisi nasional.

Kompetisi rencananya digelar sejak Juli sampai dengan pertengahan Oktober 2019. Nantinya, karya jurnalistik yang terpilih akan dibukukan agar seluruh masyarakat Indonesia bisa melihat evaluasi untuk pemerintah tersebut.