Jakarta (ANTARA) - Ratusan kalangan milenial pendukung Jokowi dan Prabowo Subianto membaur dalam acara kolaborasi Young Penting Indonesia, dalam balutan kostum merah putih.

Mereka sepakat mengakhiri rivalitas selama Pilpres dan merajut kembali persaudaraan demi pembangunan bangsa ke depan.

Hadir dalam acara tersebut mantan cawapres pendamping Prabowo Subianto, Sandiaga Uno serta Ketua Tim Kampanye Nasional Jokowi-Ma'ruf, Erick Thohir.

Baca juga: Kalangan milenial apresiasi pertemuan Jokowi-Prabowo

Baca juga: Jokowi minta parpol ajukan profesional muda sebagai menteri

Baca juga: Jokowi akan beri arahan kepada seluruh komponen pendukung

Ketua Umum Gerakan Milenial Indonesia, Sasha Tutuko, selaku kelompok milenial pendukung Prabowo mengatakan acara kolaborasi tersebut sengaja digelar untuk merajut tali persaudaraan.

Menurut Sasha, generasi muda Indonesia masih memiliki banyak potensi untuk dieksplorasi dan diasah melalui berbagai kolaborasi.

"Acara kolaborasi ini dilakukan sebagai usaha menjaga persaudaraan dalam politik. Kami menghargai aspirasi teman-teman sesama pendukung. Jadi dengan acara ini tidak perlu mengubah posisi masing-masing. Dalam demokrasi kan ada mekanisme check and balances," ujar Sasha.

Sementara Pradana Indraputra sebagai Koordinator KitaSatu yakni kelompok relawan pendukung Jokowi, mengatakan demokrasi bukan hanya tentang hasil, tapi juga proses.

"Bagaimana bangsa Indonesia bisa belajar, membangun pengalaman bersama. Seperti Pak Jokowi yang tidak pernah membeda-bedakan kelompok manapun. Selalu menerima dengan tangan terbuka. Kita memilih demokrasi agar bangsa kita semakin kuat. Bukan sebaliknya," kata Dana.

Menurutnya saat ini perubahan terjadi sangat cepat, dan persaingan antar bangsa juga semakin ketat. Generasi milenial menurutnya, siap terlibat dalam pemerintahan, dengan memegang tanggung jawab yang lebih besar.

"Kami generasi milenial bukan minta dilibatkan. Selama ini kami justru telah terlibat secara mendalam. Kami merasa ikut bertanggung jawab menemani Pak Jokowi," jelas dia.