Jakarta (ANTARA) - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan menolak melakukan pelelangan jabatan strategis di Kementerian ESDM usai diberi mandat oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk menangani masalah lingkungan hidup.

"Tekanan besar di G-20 itu terkait urusan peningkatan pencemaran lingkungan hidup maupun urusan peningkatan suhu bumi," ujar Jonan dalam pelantikan dan pengambilan sumpah pejabat struktural di Kementerian ESDM Jakarta, Jumat.

Untuk itu Jonan menunjuk Saleh Abdurrahman mengisi jabatan Staf Ahli Bidang Lingkungan Hidup dan Tata Ruang, meninggalkan posisi lamanya sebagai Sekretaris Jenderal (Sekjen) Dewan Energi Nasional yang kini diisi oleh mantan Direktur Jenderal (Dirjen) Minyak dan Gas Bumi (Migas), Djoko Siswanto.

"Ini urusan serius, jadi saya enggak mau seleksi lagi. Sudah ambil dari internal Kementerian ESDM saja," ujar Jonan.

Jonan mengatakan tindakannya itu dikarenakan para pemimpin di G-20 menargetkan pemanasan bumi maksimum 1,5 derajat celsius sampai 2050.

"Mungkin kalau teman-teman dari Geologis atau Vulkanologis pasti mengerti dengan ini maksudnya apa," ujar Jonan.

"Kalau lebih dari 1,5 derajat, banyak negara-negara kecil, seperti Vanuatu, bisa banyak wilayahnya tenggelam karena air lautnya pasang, lebih tinggi. Indonesia juga sebagai bangsa yang 60 persen dari jumlah masyarakat Indonesia tinggal di pesisir akan terdampak persoalan serius," kata Jonan.

Jonan ditugaskan oleh Presiden Jokowi untuk mewakili Indonesia di United Nations Climate Change Summit.

"Saya pikir mestinya Menteri LHK ya, tapi yang ditugaskan Menteri Energi. Menurut saya ini satu fokus serius, karena komplain paling besar adalah masalah polusi," ujar Jonan.

Jonan menilai masalah polusi adalah tantangan besar bagi kementerian yang dia pimpin karena sangat erat kaitannya dengan masalah energi.

"Nanti September ada Global Climate Change Summit di Perserikatan Bangsa-Bangsa di New York, saya kira Pak Saleh yang menyiapkan bahan saya," kata Jonan sembari menunjuk Staf Ahli Bidang Lingkungan Hidup dan Tata Ruang yang baru itu.

Sementara belum ada pengganti Dirjen Migas yang lama, Jonan meminta Djoko Siswanto melanjutkan pekerjaannya sebagai Dirjen Migas merangkap jabatan barunya sebagai Sekjen Dewan Energi Nasional.

Sementara, posisi lama Djoko yang masih lowong dilelang secara terbuka mulai besok. Djoko menduduki posisi Dirjen Migas sejak Maret 2018.