IHSG diprediksi menguat di tengah potensi naiknya bursa Asia
12 Juli 2019 09:35 WIB
Seorang mengunjung memotret layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari/ama. (ANTARAFOTO/PUSPA PERWITASARI)
Jakarta (ANTARA) - Indeks harga saham gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Jumat diprediksi menguat ditengah potensi naiknya bursa saham regional Asia.
IHSG sendiri dibuka melemah 2,87 poin atau 0,04 persen ke posisi 6.414,2. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 bergerak turun 0,9 poin atau 0,09 persen menjadi 1.025,33.
Kepala Riset Valbury Sekuritas Alfiansyah di Jakarta, Jumat, mengatakan, kenaikan saham AS pada Kamis (11/7) lalu di tengah perseteruan Presiden AS Donald Trump dan Gubernur The Fed Jerome Powell serta sinyal The Fed menurunkan suku bunga yang bisa mengurangi perseteruan bagi keduanya, dapat berimbas positif bagi pasar Asia.
"Sinyalemen positif baik dari pasar AS serta potensi membaiknya pasar Asia diperkirakan bisa memberikan dukungan buat IHSG kembali bertahan ke zona hijau di hari keempat secara beruntun," ujar Alfiansyah.
Gubernur The Fed Jerome Powell menolak untuk mundur meski Presiden AS Donald Trump mendesaknya untuk mundur. Desakan mundur dari Trump ini berawal dari keputusan The Fed yang menaikkan suku bunga pada 2018, dan dianggap oleh Trump sebagai penyebab turunnya perekonomian AS dan meminta The Fed untuk menurunkan suku bunga.
Di pihak lain Powell beralasan kenaikan suku bunga berjalan seiring dengan melemahnya perekonomian dunia yang disebabkan Trump sendiri, akibat perang dagang AS-China yang terus memanas. Meski ada desakan dari Trump, Powel dengan tegas mengatakan tidak akan mundur karena dirinya telah mendapatkan amanat untuk menjalankan tugasnya sebagai Gubernur The Fed.
"Diyakini perseteruan Trump dengan Powell sebagai intervensi pihak pemerintah terhadap The Fed mengusik kenyamanan pelaku pasar," kata Alfiansyah.
Powell memberi sinyal adanya penurunan suku bunga bulan ini, meski di tengah perang dagang dan pelemahan ekonomi global. Tampaknya ketidakpastian dan perang dagang serta perekonomian global membebani prospek ekonomi AS.
Kebijakan The Fed menurunkan suku bunga bukan lantaran Trump menginginkan The Fed untuk menurunkan bunga. Tetapi, Powell menekankan berulang kali tetap independen dan tidak terpengaruh politik.
Bursa saham regional Asia pagi ini antara lain indeks Nikkei menguat 3,33 poin (0,02 persen) ke 21.646,86, indeks Hang Seng menguat 68,46 poin atau 0,24 persen ke 28.500,26, dan indeks Straits Times menguat 11,77 poin (0,35 persen) ke posisi 3.362,22.
Baca juga: IHSG ditutup menguat, sentimen Fed dorong investor beli aset berisiko
Baca juga: IHSG Jumat dibuka melemah 2,87 poin
IHSG sendiri dibuka melemah 2,87 poin atau 0,04 persen ke posisi 6.414,2. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 bergerak turun 0,9 poin atau 0,09 persen menjadi 1.025,33.
Kepala Riset Valbury Sekuritas Alfiansyah di Jakarta, Jumat, mengatakan, kenaikan saham AS pada Kamis (11/7) lalu di tengah perseteruan Presiden AS Donald Trump dan Gubernur The Fed Jerome Powell serta sinyal The Fed menurunkan suku bunga yang bisa mengurangi perseteruan bagi keduanya, dapat berimbas positif bagi pasar Asia.
"Sinyalemen positif baik dari pasar AS serta potensi membaiknya pasar Asia diperkirakan bisa memberikan dukungan buat IHSG kembali bertahan ke zona hijau di hari keempat secara beruntun," ujar Alfiansyah.
Gubernur The Fed Jerome Powell menolak untuk mundur meski Presiden AS Donald Trump mendesaknya untuk mundur. Desakan mundur dari Trump ini berawal dari keputusan The Fed yang menaikkan suku bunga pada 2018, dan dianggap oleh Trump sebagai penyebab turunnya perekonomian AS dan meminta The Fed untuk menurunkan suku bunga.
Di pihak lain Powell beralasan kenaikan suku bunga berjalan seiring dengan melemahnya perekonomian dunia yang disebabkan Trump sendiri, akibat perang dagang AS-China yang terus memanas. Meski ada desakan dari Trump, Powel dengan tegas mengatakan tidak akan mundur karena dirinya telah mendapatkan amanat untuk menjalankan tugasnya sebagai Gubernur The Fed.
"Diyakini perseteruan Trump dengan Powell sebagai intervensi pihak pemerintah terhadap The Fed mengusik kenyamanan pelaku pasar," kata Alfiansyah.
Powell memberi sinyal adanya penurunan suku bunga bulan ini, meski di tengah perang dagang dan pelemahan ekonomi global. Tampaknya ketidakpastian dan perang dagang serta perekonomian global membebani prospek ekonomi AS.
Kebijakan The Fed menurunkan suku bunga bukan lantaran Trump menginginkan The Fed untuk menurunkan bunga. Tetapi, Powell menekankan berulang kali tetap independen dan tidak terpengaruh politik.
Bursa saham regional Asia pagi ini antara lain indeks Nikkei menguat 3,33 poin (0,02 persen) ke 21.646,86, indeks Hang Seng menguat 68,46 poin atau 0,24 persen ke 28.500,26, dan indeks Straits Times menguat 11,77 poin (0,35 persen) ke posisi 3.362,22.
Baca juga: IHSG ditutup menguat, sentimen Fed dorong investor beli aset berisiko
Baca juga: IHSG Jumat dibuka melemah 2,87 poin
Pewarta: Citro Atmoko
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2019
Tags: