Arkeolog sebut di Merauke ada skuadron tank milik Belanda
11 Juli 2019 19:41 WIB
Salah satu perumahan peninggalan pemerintahan Netherland Niew Guinea di Kabupaten Merauke, Papua. Selain perumahan tersebut, ternyata ada juga peninggalan lainnnya seperti tank yang ditemukan warga di kawasan Pelabuhan Umum Merauke. (Dokumentasi Hari Suroto)
Jayapura (ANTARA) - Ahli Arkeolog asal Papua, Hari Suroto menyebutkan bahwa di Kabupaten Meruake terdapat skuadron tank pada masa pemerintahan Netherland Niew Guinea atau Nugini Belanda pada kurun waktu 1945 hingga 1962.
"Tank yang ditemukan di warga di Pelabuhan Umum Merauke, Kabupaten Merauke merupakan bagian dari Eskadron Pantserwagens atau skadron tank satuan kavaleri Belanda," kata dia yang merupakan arkeolog dari Balai Arkelogi Papua ketika dihubungi dari Kota Jayapura, Kamis.
Tank tersebut merupakan peninggalan Angkatan Darat Belanda, pada masa pemerintahan Netherland Niew Guinea atau Nugini Belanda di Papua.
Oleh Belanda, sebutnya Merauke dijadikan pusat pemerintahan sekaligus sebagai pusat pertahanan untuk pesisir Selatan Papua dalam rangka menghadapi kampanye pengembalian Irian Barat oleh Presiden Soekarno.
Pada waktu itu, lanjut dia pemukiman Belanda dan pusat pemerintahan berada di sekitar pelabuhan Merauke atau di wilayah yang sekarang ini dikenal sebagai Kelurahan Maro.
"Belanda pada waktu itu membangun berbagai fasilitas seperti kantor pos, pelabuhan, rumah dinas untuk pegawai Belanda, gereja, sekolah serta dilengkapi fasilitas militer termasuk tank yang didatangkan langsung dari Belanda," jelasnya.
Lebih lanjut, kata dia Belanda menata tata ruang Merauke pada waktu itu meniru Amsterdam, dengan banyak kanal atau saluran air untuk mengendalikan banjir karena permukaan tanah yang belakangan disebut sebagai wilayah adat Anim Ha, sejajar dengan permukaan laut.
Belanda, lanjut alummus Universitas Udayana Bali itu meninggalkan Merauke pada 1 Mei 1962. Sementara, tank yang ditemukan warga tersebut memang sengaja dikubur agar tidak dimanfaatkan oleh militer Indonesia.
"Karena pada waktu itu tidak ada kapal pengangkut yang datang ke Merauke. Tank yang ditemukan itu, merupakan bukti sejarah dan harus dilestarikan. Kelurahan Maro merupakan kota tua Merauke, masih terlihat rumah-rumah peninggalan Belanda, kantor pos, dan gereja," terangnya.
Sebelumnya, pada Jumat pekan lalu warga di sekitar Pelabuhan Umum Merauke menemukan tank ketika akan menggali saluran pembuangan. Hal ini langsung menghebohkan warga yang dijuluki Kota Rusa tersebut.
Baca juga: Balai Arkeologi: dibutuhkan sinergi lestarikan situs sejarah Papua
Baca juga: Peneliti : warga Yahukimo temukan mumi Angguruk
"Tank yang ditemukan di warga di Pelabuhan Umum Merauke, Kabupaten Merauke merupakan bagian dari Eskadron Pantserwagens atau skadron tank satuan kavaleri Belanda," kata dia yang merupakan arkeolog dari Balai Arkelogi Papua ketika dihubungi dari Kota Jayapura, Kamis.
Tank tersebut merupakan peninggalan Angkatan Darat Belanda, pada masa pemerintahan Netherland Niew Guinea atau Nugini Belanda di Papua.
Oleh Belanda, sebutnya Merauke dijadikan pusat pemerintahan sekaligus sebagai pusat pertahanan untuk pesisir Selatan Papua dalam rangka menghadapi kampanye pengembalian Irian Barat oleh Presiden Soekarno.
Pada waktu itu, lanjut dia pemukiman Belanda dan pusat pemerintahan berada di sekitar pelabuhan Merauke atau di wilayah yang sekarang ini dikenal sebagai Kelurahan Maro.
"Belanda pada waktu itu membangun berbagai fasilitas seperti kantor pos, pelabuhan, rumah dinas untuk pegawai Belanda, gereja, sekolah serta dilengkapi fasilitas militer termasuk tank yang didatangkan langsung dari Belanda," jelasnya.
Lebih lanjut, kata dia Belanda menata tata ruang Merauke pada waktu itu meniru Amsterdam, dengan banyak kanal atau saluran air untuk mengendalikan banjir karena permukaan tanah yang belakangan disebut sebagai wilayah adat Anim Ha, sejajar dengan permukaan laut.
Belanda, lanjut alummus Universitas Udayana Bali itu meninggalkan Merauke pada 1 Mei 1962. Sementara, tank yang ditemukan warga tersebut memang sengaja dikubur agar tidak dimanfaatkan oleh militer Indonesia.
"Karena pada waktu itu tidak ada kapal pengangkut yang datang ke Merauke. Tank yang ditemukan itu, merupakan bukti sejarah dan harus dilestarikan. Kelurahan Maro merupakan kota tua Merauke, masih terlihat rumah-rumah peninggalan Belanda, kantor pos, dan gereja," terangnya.
Sebelumnya, pada Jumat pekan lalu warga di sekitar Pelabuhan Umum Merauke menemukan tank ketika akan menggali saluran pembuangan. Hal ini langsung menghebohkan warga yang dijuluki Kota Rusa tersebut.
Baca juga: Balai Arkeologi: dibutuhkan sinergi lestarikan situs sejarah Papua
Baca juga: Peneliti : warga Yahukimo temukan mumi Angguruk
Pewarta: Alfian Rumagit
Editor: Hendra Agusta
Copyright © ANTARA 2019
Tags: