Jakarta (ANTARA) - Wakil Ketua Komisi VI DPR RI Azam Azman Natawijana menilai, kesuksesan pembangunan tol Trans Jawa hingga saat ini juga karena penerapan yang baik dari Undang-Undang No 2/2012 tentang Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan Untuk Kepentingan Umum.
"Seluruh jalan Tol Lintas Jawa ini pelaksanaannya cukup sukses ya. Ini berkat kinerja yang berkesinambungan dari pemerintah khususnya produk Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2012 yang memungkinkan pembangunan jalan tol ini bisa terlaksana lebih cepat," kata Azam dalam rilis yang diterima di Jakarta, Kamis.
Menurut politisi Demokrat itu, produk perundangan tersebut memberikan kepastian terhadap proses pembebasan lahan sehingga lebih adil bagi berbagai pihak terkait.
Ia mengakui bahwa memang sempat terjadi hambatan dalam pembangunan ruas jalan tol yang mengakibatkan penundaan, terutama dalam hal pembebasan lahan. Namun, lanjutnya, hal itu dinilai tidak menjadi masalah berarti karena pemerintah berhasil menyelesaikannya dengan solusi terbaik.
Azam menyampaikan hal tersebut ketika memimpin rangkaian kunjungan kerja spesifik Komisi VI DPR RI di Kota Malang, Jawa Timur, Rabu (10/7), untuk meninjau pembangunan ruas jalan tol Pandaan-Malang.
Pembangunan ruas jalan tol yang terletak di Provinsi Jatim itu sedang memasuki target operasi seksi V atau tahap terakhir yang diperkirakan selesai pada Desember 2019 sehingga bisa beroperasi pada Januari 2020.
Untuk itu, Azam juga sangat mengapresiasi komitmen kerja pemerintah dalam pembangunan ruas tol tersebut.
Sebelumnya terkait peningkatan layanan di ruas tol, PT Jasa Marga (Persero) Tbk melalui anak usahanya PT Jasamarga Tollroad Operator (JMTO) menargetkan 200 gardu tol khusus pengguna aplikasi transaksi Single Lane Free Flow (SLFF) bernama FLO pada akhir tahun ini.
"Kami harap uji coba terbatas untuk memastikan kesiapan teknologi dan produk dapat berjalan lancar, sehingga di akhir tahun 2019 dapat dijual kepada masyarakat dengan target 200 Gardu Tol khusus dapat melayani pengguna FLO,” Direktur Utama PT JMTO, Septerianto Sanaf atau disapa Aan dalam keterangan resminya di Jakarta, Selasa (9/7).
Walaupun hingga saat ini jumlah Gardu Tol khusus pengguna Aplikasi & Sticker FLO telah mencapai 20 gardu yang tersebar di Jabotabek, FLO belum dijual untuk masyarakat umum.
PT JMTO masih melakukan uji coba terbatas dengan mengedepankan sinergi Badan Usaha Milik Negara (BUMN), diantaranya melalui kerjasama dengan armada operasional Garuda Indonesia dan bus-bus milik DAMRI.
Aan menjelaskan bahwa PT JMTO menginisiasi dan mengembangkan sistem transaksi SLFF di jalan tol yang diberi nama FLO. FLO merupakan Sistem Pembayaran Tol Prabayar berbasis aplikasi dan stiker yang menggunakan teknologi Radio Frequency Identification (RFID), serta menggunakan sumber dana berbasis Voucher Elektronik (VE).
"Dengan mengunduh mobile application FLO di smartphone, lalu mengkoneksikannya dengan stiker FLO maka pengguna jalan tidak perlu lagi berhenti untuk tapping uang elektronik saat melewati gerbang tol," kata Aan.
Dia juga menambahkan bahwa untuk lebih memudahkan pengguna jalan, dalam waktu dekat menu pembelian VE FLO juga akan tersedia ada di aplikasi LinkAja.
Baca juga: Pakar minta imbangi infrastuktur tol dengan jalur KA
Baca juga: Pakar minta pertumbuhan sepanjang Trans Jawa diperhitungkan matang
Legislator nilai kesuksesan Trans Jawa karena penerapan UU No 2/2012
11 Juli 2019 17:12 WIB
Ilustrasi ruas tol. (ANTARA/M Razi Rahman)
Pewarta: M Razi Rahman
Editor: Ahmad Buchori
Copyright © ANTARA 2019
Tags: