BRG-Chevron akan lakukan restorasi gambut di 21 desa di Riau
11 Juli 2019 15:45 WIB
Suasana konferensi pers penandatanganan kesepakatan Badan Restorasi Gambut dengan PT Chevron Pacific Indonesia di Pekanbaru, Kamis (11/7/2019). (ANTARA/Virna P Setyorini)
Pekanbaru (ANTARA) - Badan Restorasi Gambut dan PT Chevron Pacific Indonesia akan melakukan restorasi ekosistem gambut melalui pembentukan Desa Peduli Gambut di 21 desa di lima kabupaten di Riau.
Deputi Edukasi, Sosialisasi, Partisipasi dan Kemitraan BRG Myrna A Safitri di Pekanbaru, Kamis, mengatakan 21 desa di 11 kecamatan yang ada di Kabupaten Bengkalis, Kabupaten Rokan Hilir, Kota Dumai, Kabupaten Siak dan Kabupaten Kampar yang dipilih memang masuk dalam rencana restorasi gambut BRG dan bekas terbakar di dekat fasilitas Chevron.
Program yang sudah dimiliki BRG saat ini yang bisa diterapkan dalam kerja sama edukasi restorasi gambut dengan Chevron yakni skema Desa Peduli Gambut (DPG) yang di dalamnya juga ada Sekolah Lapang di mana masyarakat diperkenalkan dan diberikan pelatihan dengan teknologi Pembukaan Lahan Tanpa Bakar (PLTB), pembuatan pupuk organik, pembangunan demplot secara swadaya.
Selain itu, Myrna mengatakan bisa pula dilakukan program silang petani dengan mengajak warga desa melihat desa lain yang sudah melaksanakan program DPG dan Sekolah Lapang.
“Banyak juga kader Sekolah Lapang seperti dari Siak dan Bengkalis yang sudah mumpuni. Mereka bisa berbagai pengetahuan," katanya.
Dalam ekosistem gambut Indonesia yang luasannya mencapai 12,7 juta hektare (ha) terdapat ribuan desa definitif, dan kerja restorasi gambut yang dilakukan BRG tidak mungkin menafikan keberadaan mereka, ujar Myrna.
Program DPG dilaksanakan melalui skema pendanaan APBN, kerja sama dengan LSM dan pihak swasta. Hingga saat ini sudah terdapat 363 desa yang didampingi di tujuh provinsi prioritas restorasi gambut, ujar dia.
“Kami menyadari bahwa restorasi gambut khususnya penyiapan dan penguatan masyarakat memerlukan sinergi dengan semua pihak. BRG terbuka dengan kerja sama yang efektif dan berdampak langsung pada masyarakat,” ujar dia.
Inisiasi kerja sama dengan Chevron ini pun, menurut dia, muncul secara tidak sengaja saat bertemu di pelaksanaan Konferensi Tingkat Tinggi Perubahan Iklim PBB (Conference of Parties/COP) 24 di Polandia.
Vice President Environment PT Chevron Pacific Indonesia Ruby Mulyawan mengatakan kerja sama ini penting bencana asap dari kebakaran hutan dan lahan (karhutla) sebelumnya memunculkan kerugian bagi perusahaan dan berdampak juga pada pendapatan negara.
Karena itu ia mengatakan mendukung kerja restorasi gambut sejalan dengan nilai perusahaan melindungi manusia dan lingkungan. Pemulihan ekosistem gambut dilakukan untuk kepentingan bersama agar tidak terulang lagi karhutla.
Sementara itu, General Manager Corporate Affairs Asset PT Chevron Pacific Indonesia Sukamto Thamrin menjelaskan kajian awal di 21 desa akan dilakukan bersama dengan tim BRG untuk mengetahui kebutuhan restorasi gambut di masing-masing lokasi. Dari sana Chevron akan bisa menghitung besaran dana yang akan dikeluarkan untuk melakukan restorasi gambut bersama BRG hingga 31 Desember 2020.
“Chevron berharap ini menjadi trigger (pemicu) untuk pemangku kepentingan lain melakukan hal sama membantu restorasi gambut,” ujar dia.
Ia mengatakan tujuan akhir dari kerja sama dengan BRG ini tentu tidak ada lagi karhutla di lahan gambut. Namun untuk mencapai ke sana melewati berbagai tahap dari mulai merubah cara pandang orang bercocok tanam, memperkenalkan paradigma tanam tanpa bakar, lebih peduli karhutla.
Komoditas lain seperti kopi liberika hingga holtikultura bisa dikenalkan, sehingga mereka tahu bukan hanya kelapa sawit yang bisa ditanam di lahan gambut, ujar dia.
Baca juga: BRG dorong berdayakan ekonomi perdesaan gambut
Baca juga: BRG sebut 102 hektare gambut rusak di Sumsel sudah dibasahi
Baca juga: Insentif Rp150 juta untuk desa tanpa karhutla
Deputi Edukasi, Sosialisasi, Partisipasi dan Kemitraan BRG Myrna A Safitri di Pekanbaru, Kamis, mengatakan 21 desa di 11 kecamatan yang ada di Kabupaten Bengkalis, Kabupaten Rokan Hilir, Kota Dumai, Kabupaten Siak dan Kabupaten Kampar yang dipilih memang masuk dalam rencana restorasi gambut BRG dan bekas terbakar di dekat fasilitas Chevron.
Program yang sudah dimiliki BRG saat ini yang bisa diterapkan dalam kerja sama edukasi restorasi gambut dengan Chevron yakni skema Desa Peduli Gambut (DPG) yang di dalamnya juga ada Sekolah Lapang di mana masyarakat diperkenalkan dan diberikan pelatihan dengan teknologi Pembukaan Lahan Tanpa Bakar (PLTB), pembuatan pupuk organik, pembangunan demplot secara swadaya.
Selain itu, Myrna mengatakan bisa pula dilakukan program silang petani dengan mengajak warga desa melihat desa lain yang sudah melaksanakan program DPG dan Sekolah Lapang.
“Banyak juga kader Sekolah Lapang seperti dari Siak dan Bengkalis yang sudah mumpuni. Mereka bisa berbagai pengetahuan," katanya.
Dalam ekosistem gambut Indonesia yang luasannya mencapai 12,7 juta hektare (ha) terdapat ribuan desa definitif, dan kerja restorasi gambut yang dilakukan BRG tidak mungkin menafikan keberadaan mereka, ujar Myrna.
Program DPG dilaksanakan melalui skema pendanaan APBN, kerja sama dengan LSM dan pihak swasta. Hingga saat ini sudah terdapat 363 desa yang didampingi di tujuh provinsi prioritas restorasi gambut, ujar dia.
“Kami menyadari bahwa restorasi gambut khususnya penyiapan dan penguatan masyarakat memerlukan sinergi dengan semua pihak. BRG terbuka dengan kerja sama yang efektif dan berdampak langsung pada masyarakat,” ujar dia.
Inisiasi kerja sama dengan Chevron ini pun, menurut dia, muncul secara tidak sengaja saat bertemu di pelaksanaan Konferensi Tingkat Tinggi Perubahan Iklim PBB (Conference of Parties/COP) 24 di Polandia.
Vice President Environment PT Chevron Pacific Indonesia Ruby Mulyawan mengatakan kerja sama ini penting bencana asap dari kebakaran hutan dan lahan (karhutla) sebelumnya memunculkan kerugian bagi perusahaan dan berdampak juga pada pendapatan negara.
Karena itu ia mengatakan mendukung kerja restorasi gambut sejalan dengan nilai perusahaan melindungi manusia dan lingkungan. Pemulihan ekosistem gambut dilakukan untuk kepentingan bersama agar tidak terulang lagi karhutla.
Sementara itu, General Manager Corporate Affairs Asset PT Chevron Pacific Indonesia Sukamto Thamrin menjelaskan kajian awal di 21 desa akan dilakukan bersama dengan tim BRG untuk mengetahui kebutuhan restorasi gambut di masing-masing lokasi. Dari sana Chevron akan bisa menghitung besaran dana yang akan dikeluarkan untuk melakukan restorasi gambut bersama BRG hingga 31 Desember 2020.
“Chevron berharap ini menjadi trigger (pemicu) untuk pemangku kepentingan lain melakukan hal sama membantu restorasi gambut,” ujar dia.
Ia mengatakan tujuan akhir dari kerja sama dengan BRG ini tentu tidak ada lagi karhutla di lahan gambut. Namun untuk mencapai ke sana melewati berbagai tahap dari mulai merubah cara pandang orang bercocok tanam, memperkenalkan paradigma tanam tanpa bakar, lebih peduli karhutla.
Komoditas lain seperti kopi liberika hingga holtikultura bisa dikenalkan, sehingga mereka tahu bukan hanya kelapa sawit yang bisa ditanam di lahan gambut, ujar dia.
Baca juga: BRG dorong berdayakan ekonomi perdesaan gambut
Baca juga: BRG sebut 102 hektare gambut rusak di Sumsel sudah dibasahi
Baca juga: Insentif Rp150 juta untuk desa tanpa karhutla
Pewarta: Virna P Setyorini
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2019
Tags: