Jakarta (ANTARA) - Dirjen Pembinaan Pengawasan Ketenagakerjaan dan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (Binwasnaker dan K3) Sugeng Priyanto meminta masyarakat ikut peduli dengan isu K3, agar dapat tercipta lingkungan kerja yang nol angka kecelakaan.

Hal itu disampaikan pada seminar nasional "Tantangan Implementasi Permenaker No.5/2018" di Jakarta, Kamis.

"Saat ini K3 belum menjadi hal seksi di masyarakat Indonesia. Jadi hingga saat ini K3 belum menjadi hal yang populer di Indonesia," kata dia.

K3 menurut dia sangat penting karena hal ini menyangkut keselamatan jiwa manusia, minimnya kesadaran akan berdampak pada tingginya angka kecelakaan kerja.

Hal itu terbukti dari naiknya angka kecelakaan kerja setiap tahunnya, pada 2017 terjadi 123.041 kecelakaan kerja dan pada 2018 angka kecelakaan kerja meningkat menjadi 157.313 kasus.
Baca juga: Kemenaker minta penyakit akibat kerja perlu lebih disosialisasikan

Dia mengatakan ada beberapa hal yang menyebabkan isu K3 belum menjadi budaya bagi masyarakat Indonesia, salah satunya tingkat ekonomi sosial masyarakat yang belum merata.

Dia berpendapat ingkat kehidupan ekonomi dan sosial masyarakat akan berbanding lurus dengan tingkat kesadaran akan keselamatan dan kesehatan kerja.

"Bagi masyarakat yang tingkat pendidkkan rendah, maka baginya sudah dapat kerja sudah bagus. Dia tkdak berpikir apakah di tempat kerjanya memiliki jalur evakuasi, alat pemadam kebakaran, atau alat pelindung diri," kata dia.

Dia mengatakan pemerintah saat ini mempunyai 1500 pengawas K3 yang tersebar di seluruh Indonesia, namun jumlahnya beljm cukup untuk mengawasi seluruh perusahaan yang ada di Indonesia.

Oleh sebab itu dia ingin masyarakat sadar akan pentingnya K3 sehingga jika tempat kerjanya tidak patuh terhadap K3, maka masyarakat dapat ikut melaporkannya kepada pengawas.
Baca juga: Menaker anugerahkan penghargaan K3 kepada 17 gubernur
Baca juga: Kemenaker luncurkan Profil K3 Nasional 2018