Jakarta (ANTARA) - Tim Kesehatan Haji Indonesia (TKHI) mengupayakan penyembuhan pasien yang tengah dirawat di Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) melalui kuratif rehabilitatif saja dan menggunakan metode promosi kesehatan.

Berdasarkan siaran pers Kementerian Kesehatan yang diterima di Jakarta, Kamis, aspek penanganan medis mendapatkan dukungan nonmedis berupa pendekatan personal ke setiap pasien.

Tim Promotif Preventif (TPP) di KKHI Madinah selalu mendatangi pasien di ruang perawatan yang menempatkan pasien laki-laki dan perempuan secara terpisah.

Di KKHI Madinah terdapat pasien yang laki-laki berusia 66 tahun asal Embarkasi Ujung Pandang (UPG 1) yang mengidap Penyakit Paru Obstruktif Kronis (PPOK) atau radang paru.

Selanjutnya tim kesehatan menemui dua pasien lainnya yang merupakan sepasang suami-istri asal kloter PDG 1. Sang suami yang berusia 71 tahun memiliki riwayat hipertensi dan mengalami disorientasi.

Pasien tersebut sebelum dirawat di KKHI Madinah merasa kelelahan bahkan sempat terjatuh ketika ingin membeli obat untuk mengobati penyakitnya.

Baca juga: Konsultan ibadah disiagakan di tiap sektor pemondokan di Mekkah Perawat yang juga anggota TPP Ns.Arifah, M.Kes, kemudian merespons dengan menyampaikan pesan motivasinya kepada pasien agar tidak lagi memaksakan diri beraktivitas yang tidak perlu.

Yang terpenting bagi jamaah haji ialah bisa tetap sehat agar dapat melaksanakan ibadah haji yang puncaknya di Armina.

“Bapak jangan kuatir, banyak istighfar dan jaga kesehatan. Jangan membeli obat sendiri, minta obat dan periksa kesehatan ke TKHI,” pesan Arifah saat berbincang dengan pasien.

Sementara istrinya yang berusia 66 tahun ditempatkan bersebelahan dengan suaminya, mengidap diabetes dan mengalami kecemasan berlebihan. Pasien sering merasa was-was ketika naik kendaraan dalam waktu lama dan akiibatnya sering mabuk kendaraan dan muntah hebat.

Sekurangnya ada dua keuntungan yang bisa didapatkan dari visitasi yang dilakukan oleh TPP.

Pertama, bisa mendapatkan informasi mengenai kondisi kesehatan calhaj yang dirawat di fasilitas kesehatan.

Dengan didapatkannya informasi tersebut, maka dapat dijadikan materi penyuluhan kesehatan kepada jamaah haji baik di pondokan maupun tempat-tempat lainnya.

Selanjutnya apabila diketahui diagnosis penyakit yang sering terjadi, dapat diinformasikan kepada Tim Kesehatan Haji Indonesia (TKHI) agar dilakukan pembinaan.

Baca juga: Cuaca Mekkah mulai ekstrem, jamaah diimbau gunakan pelindung