Yogyakarta (ANTARA) - Seluruh calon haji (calhaj) asal Kota Yogyakarta yang akan diberangkatkan tahun 2019 telah menjalani pemantauan kondisi kesehatan selama dua tahun untuk memastikan agar fisik jamaah siap untuk melaksanakan rangkaian ibadah di Tanah Suci.

“Pemeriksaan kesehatan untuk jamaah calon haji dilakukan melalui Pos Pembinaan Terpadu (Posbindu) Haji. Belum semua kecamatan atau puskesmas memilikinya. Tetapi, kami dari Dinas Kesehatan melaksanakannya untuk seluruh jamaah,” kata Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta, dr Lana Unwanah di Yogyakarta, Rabu.

Ia menjelaskan pelayanan pemantauan dan pemeriksaan kesehatan untuk jamaah calhaj melalui posbindu sudah dilakukan sejak 2017 yang dilakukan di tiga kecamatan sebagai percontohan yaitu Kotagede, Gondokusuman dan Danurejan.

Melalui posbindu haji, jemaah calon haji dapat melakukan pemeriksaan kesehatan secara rutin dan mencatatkan kondisi kesehatannya dalam catatan khusus yang disebut panduan haji sehat dan bugar.

Layanan Posbindu Haji tersebut juga ditujukan untuk memastikan jamaah calhaj memenuhi syarat “mampu” dari segi kesehatan sesuai Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 15 Tahun 2006.

“Dari pemeriksaan kesehatan yang kami lakukan, ada beberapa jamaah calon haji yang tidak bisa diberangkatkan pada tahun ini karena kondisi kesehatannya tidak memungkinkan. Tidak memenuhi syarat 'istitha'ah' (mampu) kesehatan,” kata Lana.

Sejumlah penyakit yang biasanya dikeluhkan atau diidap jamaah calhaj di antaranya adalah tekanan darah tinggi, diabetes militus, gangguan lemak, dan beberapa penyakit lain.

“Kami beri edukasi ke jamaah terkait penyakit yang mereka alami dan pesan-pesan kesehatan yang harus dipatuhi agar ibadah mereka tidak terganggu,” katanya yang menyebut jamaah calhaj yang akan diberangkatkan pada 2020 juga sudah mengakses posbindu sejak 2018.

Pada 2019, jumlah jamaah calhaj asal Kota Yogyakarta yang akan diberangkatkan ke Tanah Suci tercatat sebanyak 499 orang. Sebagian besar berusia 51-60 tahun sebanyak 163 orang, dan berusia 41-50 tahun sebanyak 136 jamaah.

Ia mengimbau agar jamaah calhaj menjaga pola makan dan minum dengan cukup karena cuaca di Tanah Suci saat ini cukup panas. Jamaah juga diimbau tidak memaksakan diri menjalani berbagai ibadah yang bersifat sunnah, tetapi fokus untuk menjaga kondisi kesehatan guna menghadapi ibadah yang sifatnya wajib.

“Saat berada di luar pondokan, diharapkan untuk membawa alat pelindung diri seperti payung, topi, dan masker agar terhindar dari potensi terkena ‘heatstrokre’. Alat pelindung diri tersebut diupayakan berwarna terang agar tidak semakin menyerap panas mahatari,” demikian Lana Unwanah.

Baca juga: DIY berangkatkan 3.630 calon haji

Baca juga: DIY luncurkan Posbindu untuk antisipasi penyakit tidak menular

Baca juga: Kemenag: daftar tunggu calon haji Yogyakarta hingga 2042